Jayapura,
KABAR MAPEGAA—hari
demi hari beganti minggu demi minggu berlalu, rasanya badan semakin kurus umur pun
semakin bertambah. Inilah hidup yang
sebenarnya.
Begitulah ceritanya.
Pada dua minggu lalu, saya turut
berduka karena melihat masa depan bangsa akan semakin tidak cemerlang. Malah
bangsa semakin kaya akan sesuatu yang baru melainkan yang sudah ada terlebih
dahulu namun tidak dimanfaatkan.
Sungguh disayangkan, rasa duku itu
menimbulkan kesakitan batin. Karena persoalan anak adat papua terutama anak
adat, pelajar dan mahasiswa tidak juga datang pada rumah yang sudah disediakan.
Untuk bergumul dan bercerita dengan dia. Dia selalu menunggu kedatangan anak adat.
Ingin melihat dia duduk selama 2 jam di rumahnya.
Air mata yang tadinya tidak bisa
keluar, kini telah menetas. Bukan karena sedih atas persoalan orangnya. Tetapi
gedung dan minat orangnya yang tidak dibiasakan. Akar persoalannya ialah kurang
minat membaca di gedung perpusataakan daerah jayapura Prov. Papua.
Selama saya duduk disitu, sebagian
mahasiswa yang datang mengunjungi. Tetapi bisa dihitung dengan jari. Dan yang
datang pun bukan dari anak adat tetapi teman-teman pendatang. Sangat
disayangkan sekali.
Ketika melihat buku di gedung itu,
membuka sebuah cakrawala untuk berpikir positif dan berpikir jauh lebih baik.
Membangun pola pikir yang sehat serta menambah gaya berbicara yang kondusif.
Saya bangga punya gedung itu, bangga
karena bukunya banyak. Dan lebih baik saya habiskan waktu dan hidup saya di
gedung itu saja (pikir dalam lubuk hat). Karena saya kesitu tidak membeli buku
dan hal-hal lain. Dan saya merasa buku lama sangat baik ketimbang buku baru.
Perpusatakaan daerah Prov. Papua,
Jayapura. Sangat sepi tidap hari. yang datang hanya orang pendatang. Sementara
orang asli dimana dan kemana saja?
Mari torang pergunakan gedung itu,
manfaatkanlah gedung itu sebagai teman hidup. sebab, banyak hal yang akan
diperoleh melalui gedung itu. karena dia telah menyediakan banyak ilmu untuk
kita semua. Karena dia adalah gedung dari ilmu.
Alexander
Gobai, Penulis di Media Kabar Mapegaa (KM).
0 thoughts on “Perpustakaan Daerah Prov. Papua Jayapura Jadi Sepi, Anak Adat Papua dimana dan kemana saja…!”