Oleh : Manfred Kudiai
“Pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang mengenal orang-orang yang dipimpinnya”.
Mengenal berarti mencintai rakyatnya. Cinta itu nyata dalam
memperbaiki hidup rakyat. Bukan janji-janji.
Rakyat negeri Cendrawasih ini bukan minta janji-janji palsu yang tak
pernah nyata dalam dunia kepemimpinannya yang diucapkan pemimpin semasa
pencalonan.
Namun, kenyataan masih jauh dari janji. Beribu janji itu menjadi mimpi di negeri ini. Ya
mimpi itulah yang sebenarnya dijalankan pemimpin kita. Jangan harap mimpi itu menjadi nyata. Mimpi itu akan
menjadi refren lima tahunan. Mimpi yang menggema kuat ketika pesta demokrasi.
Masyarakat kita beragam suku, petani, nelayan, pengusaha, dan
sebagainya. Budaya dan alam kita juga amat kaya.
Namun, siapa peduli dengan semua ini ? Sekali lagi pemimpin kita boleh
dibilang belum menyentuh kehidupan rakyat. Pemimpin kita diam ketika para
nelayan, petani
,pendangan, mahasiswa/i ditangkap polisi saat menyuarakan
HAM, pemimpin
kita diam ketika transmigrasi masuk ke bumi Cendrawasih pada Umumnya
,sedangkan kita dihukum mati diatas kekayaan kita. Ibarat ayanm jantang yang
kelaparan diatas padi yang subur.
Pemimpin kita mencari aman dengan mengimpor beras ketimbang mengangkat
citra petani untuk bercocok tanaman dan dan nelayan
untuk melaut dan pemimpin tidak pernah membantu mereka meghasilkan hasil kebun
serta nelayaan tempat berinteraksi mama-mama Papua (pasar Lokal) juga diamil
oleh pendatang . Pemimpin
kita diam ketika produk negeria NKRI membanjiri pasar
lokal. Rakyat berjuang sendiri. Wahai pemimpin, masihkah kalian bermimpi ?
Rakyat Menunggu
Rakyat Papua menunggu realisasi
dari mimpi kalian. Berbuatlah sesuatu supaya rakyat mengenal kalian dari
kerjanya dan bukan dari janjinya. Hanya segelintir pemimpin di negeri Cendrawasih ini yang mengenal rakyatnya. Rakyatnya pun
mengenal pemimpin ini.
Contoh : Rakyat kota Solo dan Rakyat
Jakarta pasti
mengenal Pak Walikota, Joko Widodo, dan jajarannya. Pak Walikota melestarikan
budaya sehingga kota Solo tetap menjadi kota budaya. Pak Walikota juga
menyediakan sarana transportasi yang aman bagi rakyatnya meskipun mungkin belum
memuaskan semua. Nama mereka selalu dikenang di mata rakyat kecil. Dan semetara
ini kita sedang menanti program kerjanya memimpin negara ini.
Rakyat kecil menunggu kiprah para
pemimpin. Pemimpin yang baik memang mesti mengenal rakyatnya.
Banyak orang mengeluhkan krisis kepemimpinan di negeri west Papua ini. Indikasinya, sering
terjadi kerusuhan, kekerasan, dan tindakan brutal. Kerusuhan terus menerus
membuat kewibawaan pemimpin dipertanyakan. Kebutuhan akan pemimpin yang
berwibawa dirasa sudah mendesak. Rakyat yang menjadi korban.
Hutan Hancur, Keberadaan Masyarakat
Adat Terancam.
Hutan Papua yang makin hari makin
mendapat ancaman kerusakan, harus mendapat perhatian serius dari semua pihak
guna mendapatkan proteksi terhadap hutan Papua yang masih tersisa karena hutan Papua merupakan
tempat masyarakat adat yang mendiami areal sekitar hutan menggantungkan
hidupnya untuk itu kemanakah pemipim-pemimpin Papua, dalam hal menangani
masalah ini, bukankah kalian dipilih oleh Rakyat dan berapa yang anda buat
untuk rakyat Papua.
Bila ekosistim hutan menjadi hancur
maka dengan sendirinya keberadaan masyarakat adat menjadi hilang hal ini tentu
harus menjadi perhatian semua pihak terutama Pemimpin-peminpin yang sedang memimpin
pemerintahan di pulau Papua, jangan hanya memikirkan memperoleh keuntungan dari hasil
hutan saja.Kalau rancangan
pembangunan sektor kehutanan tidak berorientasi jangka panjang, maka nasib
hutan alam Papua akan menjadi hancur karena berbagai alasan. Tantangan pun
datang dari investasi industri eksktraktif yang justru akan menjadi pemusnah
hutan di Tanah Papua. Dalam hal ini siapa yang harus bertanggung jawab ,
sedangkan Momentum terbentuknya Wilayah Papua Barat dan kebijakan otonomi
daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan
Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 semakin mempertegas adanya proses pelimpahan
kewenangan yang lebih luas bagi Wilayah Papua Barat dalam mengatur sendiri
rumah tangganya. Termasuk di dalamnya kewenangan untuk mengatur sendiri
pengelolaan sumber daya alamnya. Baca Juga http://sancapapuana.wordpress.com/2012/04/07/hutan-papua-di-ambang-kehancuran/
Pelanggaran HAM Meningkat.
Pelangaran HAM
tiada hentinya tiap tahun selalu meningkat tidak pernah menurung, jangankan
Tahun dalam sekejab bulan pun demikian, baik itu terhadap Sosial, budaya maupun
ekonomi.Seharusnya pemimpin – pemimpin Papua , melihat situsi yang sedang
terjadi ini dan bagaimana caranya untuk mengatasinya.
Sebagaimana yang telah dimuat di beberapa sumber media ,seperti di “Kontras” dengan judul “Potret Penanganan Kasus Pelanggaran HAM di Papua” baca selanjutnya http://www.kontras.org/index.php?hal=siaran_pers&id=1202 , juga yang dibuat di media “Majalah Selangkah”. Dengan judul “Pelanggaran HAM di Papua Bertumbuh Subur” masih berlangsung penindasan, diskriminasi yang terus menerus atas perempuan dan marginalisasi serta pembiaran orang asli Papua dalam segala lini. Bahkan hukuman mati pun berlangsung bagi rakyat Papua dari tahun 1969 sampai saat ini .baca selanjutnya di http://majalahselangkah.com/content/pelanggaran-ham-di-papua-bertumbuh-subur
Pemerintah menghentikan
pendekatan kekerasan yang diterapkan di Papua dengan cara dialog. Sementara
dari kalangan pegiat Hak Asasi Manusia pun mendesak pemerintah untuk melakukan
audit gelar pasukan Tentara Keamanan Nasional (TNI) di Papua. Dengan
demikian Saya mewakilih seluruh Mahasiswa/mahasiswi Papua menyatakan sudah
saatnya pemerintah turun tangan menyelesaikan konflik di Papua. Hiruk pikuknya
konflik di Papua, sebab nampaknya belum menjadi agenda prioritas bagi
pemerintah. Walaupun pemerintah telah melakukan dengar pendapat dengan
sejumlah kalangan untuk solusi
konflik di Papua, namun terkesan lambat
menanggulangi konflik Papua. Konflik di Papua sudah seharusnya mendapatkan
penanganan yang efektif dan cepat. Hal tersebut mencegah pertumpahan darah yang
selalu terjadi
akibat kekerasan yang akan terjadi. Sebuah pertanyaan besar mengapa pendekatan
keamanan yang dilakukan pemerintah selama ini justru tidak efektif
menciptakan keamanan,
mala Keamanan juga yang menciptakan kekerasan.
Saatnya untuk pepmimpin- pemipin Bertindak.
Sebelumnya maksud saya bukan bertujuan
untuk mengajar para pemimpin terkemuka di Papua, tetapi apa yang saya tuliskan
ini agar dapat mengetahui tugas
kerjannya. Sekaligus buat refleksi untuk para pemimpin, kadang Pemekir datang
dari Boca kecil yang tidak tahu berbuat apa-apa dibanding orang terkenal yang
puas akan kekayaan sehingga melupakan Keluargannya.
Seorang pemimpin politik harus
bertindak sebagai seorang Cendekiawan .Sebagai cendekiawan, seorang pemimpin
harus menghimpun informasi sebanyak - banyaknya, melakukan
analisa yang dalam terhadap suatu persoalan dan kemudian mencari terobosan
jalan keluar untuk mengatasi masalah itu. Sebagai pemimpin, dia berpikir dan
bertindak dengan mengedepankan kepentingan bangsa yang jauh lebih besar daripada kepentingan
sesaat, yang mengatasi segala paham, kelompok dan kepentingan.
Hukum, yang seharusnya menjadi
mekanisme menyelesaikan masalah dengan adil dan beradab, justru kehilangan
fungsinya, karena norma-norma dirumuskan, ditafsirkan dan diterapkan atas dasar
selera dan kepentingan belaka. Bahkan lebih buruk lagi, hukum dijadikan sarana
untuk memberangus dan menyingkirkan lawan-lawan, yang sesungguhnya adalah
saudara sebangsanya sendiri, yang ikut bersama-sama berjuang untuk membangun
bangsanya agar menjadi bangsa yang maju dan terhormat.
Aneh ,Mau dibawah kemana Masyarakat
Pribumi Kalau
fenomena seperti ini terus berlanjut, bukalah mata hati wahai para pemimpin
kemuka di bumi cendrawasih, tidakkah Kau lihat tangisan warga, tidakkah Kaulah
pertumpahan dara rakyat ?
Akhirnya, bangsa west Papua ini akan terus terpuruk oleh dendam, kemarahan dan kebencian, dan takkan pernah bangkit menjadi bangsa yang maju dan beradab. Bangsa kita hanya menjadi bulan-bulanan ejekan dan tertawaan bangsa NKRI.
Perjalanan nampaknya masih sangat
panjang, namun tetaplah kita ingin berbuat yang terbaik untuk kemajuan bangsa West Papaua, walau terasa berat
sekali dan mari pemuda/I Papua atur barisan untuk memperjuangkan hak dan
kebenaran, memberikan teladan yang baik kepada masyarakat dimasa kita nantinya.
WE ARE ONE NOW AND FOREVER.
Penulis adalah Mahasiswa Papua yang
sedang kuliah di kota study Daerah Istimewa Yogyakarta.
0 thoughts on “UNTUK PEMIMPIN PAPUA YANG LUPA AKAN RAKYATNYA.”