Ilustrasi ; @ http://cdn.khotbahjumat.com/ |
Efesus 6:1-3
"Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi."
"Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi."
Habis manis sepah dibuang. Pepatah ini
sering terjadi pada orang tua yang pada masa-masa senjanya tidak lagi
dipedulikan oleh anak-anaknya sendiri. Anak-anak mereka sudah sibuk
dengan dunianya masing-masing, sehingga merasa direpotkan jika harus
mengurus orang tuanya yang sudah lanjut usia.
Betapa memprihatinkan jika
melihat hal seperti ini. Bagai kacang lupa kulit, anak-anak ini
melupakan segala pengorbanan dan jasa orang tuanya dahulu sehingga
mereka bisa menjadi siapa diri mereka hari ini. Mereka merasa terlalu
sibuk untuk merawat orang tuanya, risih membersihkan kotoran-kotoran,
merasa malu dilihat orang "menenteng-nenteng" orang tuanya atau
alasan-alasan lain.
Tidak jarang pula pasangan mereka menentang karena
tidak mau direpotkan oleh kehadiran orang tua yang sakit-sakitan di
rumahnya. Saya mendengar langsung dari beberapa orang tua yang tidak
dipeduli lagi oleh anak-anaknya berkata lebih baik mati saja daripada
menjadi masalah bagi hidup anak-anaknya.
Ada beberapa dari anak-anak ini
yang ternyata mengalami kepahitan karena orang tuanya dahulu terlalu
keras dalam mendidik mereka, atau terlalu sibuk sehingga tidak
mempedulikan mereka. Setelah mereka dewasa mereka pun menjadi
individualis yang sama sekali tidak dekat dengan orang tuanya. Kejadian
seperti ini banyak terjadi di sekitar kita dan mungkin dianggap wajar
oleh dunia. Tapi Alkitab tidak menyatakan demikian. Apapun alasannya,
seorang anak dituntut untuk menghormati orang tuanya tanpa syarat.
Melawan atau membangkang orang tua tidak pernah mendapat pembenaran di
mata Tuhan, apapun alasannya.
Mari kita lihat apa kata Firman
Tuhan mengenai keharusan anak atau cucu kepada orang tuanya. "Tetapi
jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu
pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan
membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan
kepada Allah." (1 Timotius 5:3). Ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa
anak cuculah yang seharusnya menjadi orang pertama yang wajib
memperhatikan nasib mereka.
Bukan pembantu, bukan perawat, bukan pula
panti jompo atau orang lain. Dikatakan belajar berbakti dan belajar
membalas budi orang tua dan nenek/kakek mereka. Disaat orang tua sudah
tidak bisa lagi berbuat banyak karena usia mereka yang sudah lanjut,
saatnya bagi para anak dan cucu untuk berbakti dan membalas budi mereka
yang dahulu mati-matian dalam membesarkan anak-anaknya dengan penuh
cucuran keringat dan air mata.
Alangkah menyedihkannya melihat
orang-orang yang merasa malu atau risih untuk mengurus orang tua mereka,
atau malah untuk sekedar bertemu dengan orang tua mereka. Begitu
teganya mereka lupa akan perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan orang
tua disaat mereka masih kecil. Disaat dulu tidak bisa apa-apa, orang
tua berjuang habis-habisan agar anak-anaknya mendapat yang terbaik,
tetapi di saat kini orang tua yang tidak bisa apa-apa lagi, bukannya
membalas budi tetapi anak-anak yang tidak berbakti ini justru
meninggalkan orang tuanya.
Firman Tuhan dengan tegas berkata bahwa apa
yang berkenan bagi Tuhan adalah sikap dari anak dan cucu yang mau
berbakti dan tahu membalas budi. Tuhan tidak suka orang-orang percaya
yang tidak tahu membalas budi, bersikap habis manis sepah dibuang,
kacang lupa kulit, apalagi terhadap orang tua mereka sendiri.
Hal
menghormati orang tua sangatlah penting dimata Tuhan. Lihatlah ayat
bacaan hari ini yang diambil dari surat Paulus kepada jemaat Efesus.
"Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah
demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang
penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan
panjang umurmu di bumi." (Efesus 6:1-3).
Paulus mengingatkan mreka
kembali akan salah satu dari 10 Perintah Allah yang turun lewat Musa
yang berbunyi: "Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan
kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di
tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." (Ulangan 5:16).
Hormati, itu bukan hanya mengacu pada hubungan disaat keduanya masih
segar bugar, tetapi justru akan sangat terlihat dari bagaimana sikap
kita menghadapi orang tua yang sudah sakit-sakitan atau lemah di usia
senjanya.
Menghormati orang tua bukan tergantung dari baik tidaknya
mereka membesarkan kita, tapi itu merupakan keharusan yang mutlak untuk
dilakukan oleh para anak di mata Tuhan. Tuhan tidak berkata: "Hormatilah
ayah dan ibumu jika mereka merawat dengan penuh kasih sayang dan tidak
pernah marah/menghukummu." Tidak. Tuhan berkata tegas, "hormatilah
ayahmu dan ibumu", dan itu tanpa syarat. Untuk apa? Supaya lanjut umurmu
dan baik keadaanmu. Kita akan jauh dari berkat Tuhan apabila melanggar
perintahNya, dan itu akan membawa kerugian bagi kita sendiri juga.
Ayah, ibu, nenek, kakek, mereka adalah orang tua kita yang harusnya
kita kasihi dan hormati. Terlepas dari kekurangan-kekurangan mereka,
kita tidak akan ada tanpa mereka. Tidak jarang mereka harusberjuang
habis-habisan untuk membesarkan dan menyekolahkan kita. Mertua pun harus
kita hormati sebagai orang tua kita. Bukankah pasangan kita tidak ada
tanpa mereka? Jika kita sudah bekerja mapan hari ini, semua itu
tidaklah terlepas dari usaha orang tua kita juga? Sekeras-kerasnya
mereka mengasuh atau malah sejahat-jahatnya mereka, tentu sedikit banyak
ada hal-hal baik yang kita peroleh dari mereka. Dan itupun layak untuk
dihargai. Diatas segalanya, kasih merupakan inti dasar kekristenan yang
harus berlaku unconditional alias tanpa syarat. Jika kepada orang lain
saja kita harus mengasihi, apalagi terhadap orang tua kita sendiri. Jika
diantara teman-teman ada yang mengalami kepahitan terhadap orang tua,
mulailah melunakkan hati dan melepaskan pengampunan. Hampiri mereka dan
berbesar hatilah.
Mulailah bangun kembali hubungan yang sudah terputus
sekian lama dan jadikan kasih sebagai dasarnya. Jika anda selama ini
terlalu sibuk sehingga jarang bertemu atau menghubungi orang tua anda,
ambillah waktu sekarang juga sebelum semuanya terlambat. Berusahalah
agar mereka bisa bahagia di hari-hari akhir mereka. Sehingga bukan saja
mereka akan akan merasa bangga terhadap anak-anaknya, tapi Tuhan pun
akan berkenan dan menghargai tinggi sikap seperti ini.
Tuhan berkenan kepada anak-anak yang berbakti dan tahu membalas budi kepada orangtuanya
Kabo : Kasih Tuhan tiada duanya
0 thoughts on “Menghormati dan Membalas Budi Orang Tua”