Kordinator Lapangan Aksi FIM, Melianus Dwitau saat Orasi di hadapan Mahasiswa. Foto : Alex G/KM |
Jayapura, (KM)—Forum
Independen Mahasiswa (FIM) menggelar aksi menuntut Dewan Perwakilan Rakyat
Papua (DPRP) untuk segera tuntaskan masalah paniai berdarah pada tanggal 8
desember 2014 yang menewaskan 4 pelajar dan 17 luka-luka pada warga sipil, Senin (09/02/15), depan halaman kantor DPRP, tadi pagi.
Masa
aksi mulai kumpul pada pukul 09.00 WIT di titik nol, Merpati, Lingkararan, Abe
dan menggelar orasi-orasi yang bergerak untuk segera tuntaskan masalah
penembakan Paniai berdarah. Orasi, mulai bersilih berganti.
Pada
pukul 10.00 WIT, masa aksi mulai berangkat dari titik nol, menuju tempat aksi
yang akan digelar di kantor DPRP.
Sesampai
di kantor, sebelum orasi masa melaksanakan Waita/
yel-yel dalam suku pegunungan yaitu dansa putar. Setalah itu, masa mulai melaksanakan
orasi dari tiap-tiap BEM Universitas se-jayapura.
Kordinator
Lapangan Aksi, Melianus Dwitau, dalam orasinya mengatakan, kami datang untuk
segera menuntaskan masalah paniai berdarah yang menewaskan 4 pelajar dengan
tidak memanusiwi,”katanya.
“kami
minta segera tuntaskan. Masalah tindaklanjuti dari Tim Investigasi yang
dintuk., kami minta sudah sampai dimana dan kapan mau diselesaikan,”tegasnya.
Ketua
Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Rakyat Papua (GempaR Papua), yang mewakili Ipius Robah mengatakan orang
papua bukan binatag. Tolong selesaikan masala paniai berdarah secara manusiawi. Karena masalah paniai bukan
pertama kali terjadi, tetapi berulang-ulang, dan bukan hanya di paniai saja,
melainkan di tanah papua,”katanya.
“TNI/PORLI
tahu, masalah pania bukan baru saja terjadi, tetapi berulang-ulang
terjadi,”katanya.
Sementara
dari Ketua Forum Idependent mahasiswa, Agustinus Kadepa mengatakan sampai saagt
ini, tim iinvestigasi DPRP belum menyerukan masalah ini, hingga menuntaskan.
Apa saja yang dibicarak oleh pihak DPRP,”katanya.
Agus
menyatakan, aksi ini bukan merupakan menindaklanjuti tetapi perlu ada hal
kebeneran sebagai solusi. Dan perlu melihat, orang papua selalu korban karena
ada 3 dasar.
Pertama,
orang Indonesia selalu mengatasnamakan orang papua.
Kedua,
pihak TNI/PORLI tidak bisa tanggani
Ketiga,
bahwa setiap Hak Asasi Manusia (HAM), tidak perna ada solusi demi kepentingan
negara, rakyat dibunuh.
Sebelum
diberikan kesempatan kepada pihak DPRP, Agustinus Kadepa mengajak mahasiwa,
TNI/PORLI, Simpatisan dan DPRP untuk
memberikan tanda tangan pada Sapnduk yang dipajang masalah paniai
berdarah,”ajakanya.
Kordinator
Investigasi Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), Decky Nawipa mengatakan
tanggal 09 desember 2015, Tim sudah turun
di tempat kejadian perkara (TKP) di Paniai, menuntut kepada pihak
TNI/PORLI, siapa penembaknya, siapa yang
memegang senjata dan siapa pelaku,”katanya.
“koporli,
Kapoda, Mabes Porli, Dandim dan panglima untuk segera menjawab masalah paniai
berdarah. Namun, kata dia, sampai sekarang masalah itu kami masih menunggu
hasil dan keputusannya,”katanya.
Tambahnya
lagi, Jokowi harus sikapi tegas untuk mengungkapkan maslah paniai berdarah.
Kami tidak merasa puas dengan bakar batu sebagai simbol telah tuntas masalah
kejadian penembakan. Tetapi, masalah perlu dituntaskan secara terhormat,”tambahnya.
Sementara
Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Komisi A bagian HAM, Laurenzius Kadepa
mengatakan, sudah jelas TNI/PORLI yang membunuh sebelumnya. Karena masalah ini
sampai saat ini tidak ada tanggapan dari TNI/PORLI, “tegasnya.
“bila
negara tidak mampu menyelesaikan masalah penembakan, kami DPRP siap menyelesaikannya,”katanya.
Akhinya
dari kegiatan aksi, masa aksi pulang dengan garis komando yang ditentukan. Aksi
pulang dengan menggunakan 2 truk yang dikawali dengan PORLI sampai tempat
tujuan.(Alexander Gobai/KM)
0 thoughts on “DPRP Ungkap Penembakan Paniai Berdarah : FIM Gelar Aksi ”