 |
| Ilustrasi : Peta Papua @google/KM |
Timika, (KM) – Banyaknya Pedangan-pedangan Non- Papua pada tiap bulan bahkan sampai minggu dan mereka menjadikan Papua lebih khusunya di Timika sebagai lahan bisinis dengsn membuka usaha sedangkan warga Timika disampingkan, sesuai laporan yang kami terima hari ini. (03/04).
Orang Asli Papua (OAP) khususnya warga Timika seharusnya sadar akan hal itu ,karena saat ini ekonomi di Papua dikuasai oleh orang-orang pendatang lebih di kabupaten timika, alias Non-Papua. Hal ini memang aneh, tapi itu yang sedang terjadi dan bagaimana sekarang kita bangkit dari ketertinggalan ini. Demikian penegasan salah satu warga mimika (M D) Melalui via Handpone Kamis (03/04/2015) siang saat menghubungi media www.kabarmapega.com
"Seharusnya orang Papua yang menguasai ekonomi di Papua, tetapi pada kenyataannya terbalik, sehingga orang Papua jadi penonton setia.
Di Timika warga non –Papua yang kuasai." "OAP di Timika saat ini benar-benar tergeser dan terasing, karena kalah ilmu, kalah modal dan sebagainya, ini sangat disayangkan," tegasnya.
Anehnya lagi, menurut pendamping Mahasiswa Timika Penerima Beasiswa LPMAK-Unika ini, "Orang Bugis atau Makassar menjadi penjual dan pelihara babi, padahal mereka mayoritasnya agama Islam dan haram bagi mereka, ini kan tidak masuk akal," ujarnya.
Istiarto mengatakan bahwa “ akan mengancam eksistensi ekonomi rakyat Papua yang dulunya pelihara babi, kemudian kini hanya jadi penonton.
Selain itu, lanjut Istiarto, banyak orang pendatang yang juga mengambil fungsi ekonomi Orang Asli Papua (OAP), contohnya menjual pinang dulu didagangkan oleh orang Papua saja, tapi belakangan ini banyak dijumpai pendatang yang juga menjual pinang.
Menurutnya, yang lebih tragis, mulai dari restoran, supermarket, toko-toko, pasar, sopir, semuanya dikuasai oleh warga pendatang.
Sementara itu, salah satu mahasiswa Pasca sarjana, Reva, mengatakan, ekonomi menjadi permasalahan yang paling mendasar di Papua, karena itu perlu mendapatkan perhatian semua pihak.
"Seharusnya Pemerintah Daerah memperhatikan hal ini, dengan membuat sebuah peraturan untuk menyelamatkan ekonomi Rakyat Papua".(Simon Degei/KM)
Orang Asli Papua (OAP) khususnya warga Timika seharusnya sadar akan hal itu ,karena saat ini ekonomi di Papua dikuasai oleh orang-orang pendatang lebih di kabupaten timika, alias Non-Papua. Hal ini memang aneh, tapi itu yang sedang terjadi dan bagaimana sekarang kita bangkit dari ketertinggalan ini. Demikian penegasan salah satu warga mimika (M D) Melalui via Handpone Kamis (03/04/2015) siang saat menghubungi media www.kabarmapega.com
"Seharusnya orang Papua yang menguasai ekonomi di Papua, tetapi pada kenyataannya terbalik, sehingga orang Papua jadi penonton setia.
Di Timika warga non –Papua yang kuasai." "OAP di Timika saat ini benar-benar tergeser dan terasing, karena kalah ilmu, kalah modal dan sebagainya, ini sangat disayangkan," tegasnya.
Anehnya lagi, menurut pendamping Mahasiswa Timika Penerima Beasiswa LPMAK-Unika ini, "Orang Bugis atau Makassar menjadi penjual dan pelihara babi, padahal mereka mayoritasnya agama Islam dan haram bagi mereka, ini kan tidak masuk akal," ujarnya.
Istiarto mengatakan bahwa “ akan mengancam eksistensi ekonomi rakyat Papua yang dulunya pelihara babi, kemudian kini hanya jadi penonton.
Selain itu, lanjut Istiarto, banyak orang pendatang yang juga mengambil fungsi ekonomi Orang Asli Papua (OAP), contohnya menjual pinang dulu didagangkan oleh orang Papua saja, tapi belakangan ini banyak dijumpai pendatang yang juga menjual pinang.
Menurutnya, yang lebih tragis, mulai dari restoran, supermarket, toko-toko, pasar, sopir, semuanya dikuasai oleh warga pendatang.
Sementara itu, salah satu mahasiswa Pasca sarjana, Reva, mengatakan, ekonomi menjadi permasalahan yang paling mendasar di Papua, karena itu perlu mendapatkan perhatian semua pihak.
"Seharusnya Pemerintah Daerah memperhatikan hal ini, dengan membuat sebuah peraturan untuk menyelamatkan ekonomi Rakyat Papua".(Simon Degei/KM)
0 thoughts on “OAP MIMIKA KESAL : SEHARUSNYA ORANG PAPUA YANG MENGUASAI EKONOMI DI PAPUA .”