Yogyakarta, Suara-Agadide -- Tangisan Anak Papua telah muncul, yang kedua kali lagi di atas tanah Papua. Kepergian kekayaan alam papua, membawa dampak buruk terhadap masyarakat papua. Semakin kehilangan kekayaan alam papua, semakin pula kehilangan gairah hidup bagi masyarakat papua. Kehidupan Orang Papua, berjalan terus tanpa mengingat waktu kapan akan berakhir problems penderitaan di tanah papua.
Kepergian
alias kehilangan kekayaan alam Papua menjadi patah semangat bagi masyarakat papua
untuk terus hidup dalam suasana seperti ini. Kehilangan alam Papua menjadi
sebuah permasalahan terhadap masyarakat Papua. Alam telah menyediakan berbagai
macam potensi-potensi bagi masyarakat Papua.
Mereka hidup dengan suasan aman, karena adanya alam yang menyediakan dan
memberikan kebutuhan yang mereka inginkan.
Dahulu,
masyarakat Papua hidup dengan alam yang begitu melimpah. Alam telah menyediakan
berbagai macam-macam kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat papua. Namun,
karena adaya kehilangan alam tersebut masyarakat hidup dalam zona tidak aman
alis mendertita diatas tanah kaki ibu yakni tanah papua.
Kehidupan
masyarakat papua telah menjadi berubah hingga kini. Dan kehidupan bersosiaslisai
pun berubah. Jika telah terjadi seperti itu, maka kelak akan terjadi kontak
sosial yang tidak sehat. Meskipun, merek hidup dengan baik. Namun, dengan
adanya salah satu faktor yang menjadi problem yakni penderitaan. Masyarakat
akan terus menangis di atas tanah kaki ibu yakni tanah papua.
Kehilangan
alam papua karena adanya PT.Freeport alis Tembagapura. Perusahaan ini telah
berhasil meghasilkan bermilyar-milyar emas, tembaga dan perak yang berada di Provinsi
Papaua Kabupaten Timika tepat di kecamatan Amungme. Tembagapura menjadi pusat purusahaan yang
mengambil seluruh kekayaan alam papua baik emas, tembaga dan perak. begitu juga,
dengan perusahaan-perusahaan kecil yang berada di papua perusaahn ini
yang sering mengahasilkan rotan dan karet di atas tanah papua. Dengan
perusahan kecil seperti ini, mereka akan terus bekerja dan lama-kelamaan hasil
alam papua akan semakin hilang alis habis. Sangat disayangkan sekali. Begitupun
juga, dengan penghasil minyak bumi di Provinsi Papua Barat, Kabupaten Sorong.
Perusahan ini juga telah mengambil banyak penghasil alam laut papua. Yakni tambang minyak.
Permasalahan
ini, yang harus kita ketahui bersama-sama. Kehilangan alam papua bukan hal yang
mustahil, namun benar-benar telah terjadi dan nyata. Hal ini jangan di kasih
biarkan dengan begitu saja. Namun, kita harus bangkit dan berjuang dengan keras
demi mengatasi permasalahan ini. Jangan kita sia-siakan kesempatan yang baik
sementara kita masih berada di bangku pendidikan. Dan kita punya tugas melihat
persoalan-persoalan ini.
Kita
lihat saja, kehidupan masyarakat papua tidak diperhatikan dengan baik oleh
berbagai pihak baik dari pemerintah maupun dari pihak-pihak lain. Namun, mereka
melakukan sepeti manusia sampah yang di bawah dari rumah lalu dibuang di tempat
sampah, sama hal seperti itu. Jangan sampai terjadi seperti ini. kita harus bergerak
dan bangkit untuk mengatasi hal ini. Oleh karena itu, mari kita yang sementara
masih duduk di bangku pendidikan untuk mengatasi hal ini.
Cenderwasih
yang setiap pagi bernyanyi di atas tanah papua telah hilang dan pergi ketempat yang lebih jauh. Begitupun juga dengan alam papua. Dengan kehilangan
alam Papua menjadi tolak ukur bagi masyarakat papua. Artinya bahwa kehilangan
alam papua ini telah membawa masyarakat ke alam yang fanah alias alam buruk.
Sayangnya
kehidupan masyarakat papua, hidup terlantar dan telanjang di atas tanahnya
sendiri. Aka selalu menangis diatas tanahku sendiri alias tanah papua. Tiap
hari tiap malam ku merenungkan kapan penderitaan orang papua akan berakhir. Apa
mungkin datangnya dunia kiamat lalu hal ini akan hilang atau apa yang akan terjadi.
Aku
selalu membayangkan kalau masyarakat papau habis dan orang lain yang menguasai
orang papua. Aku siap bunuh diri saja atau menyerahkan diri kepada Tuhan. Aku
siap mati demi masyarakt papua sekarang dan selama-lamanya. Mati sekarang dan
besok sama saja. (Alexander Gobai/SA)
0 thoughts on “Penghasilan Kekayaan Alam Papua, Punah Alias Habis”