BREAKING NEWS
Search

Anak Adat Krisis Minat Baca

Ist. Buku-Buku.

zaman semakin berkembang diikuti dengan perkembangan teknologi, arus komunikasi dan kemajuan lain pada umunya yang mempengaruhi perembangan dalam kehidupan. Perkembangan itu, membuat manusia harus  menengnal akan kerjanya dunia itu. Dan ditafsirkan agar manusia lebih mengetahui dan mengenal perkembangan yang sedang berkembangan pada zaman ini.

Power perkembangan itu, juga membuat maindset/pola pikir manusia, agar mengenal dengan dunia  yang sedang berkembang itu. Pola pikir dari masing-masing orang seharusnya dituntut untuk terus diasa dengan bebagai macam sumber ilmu. 

Contoh membaca buku, mengenal dunia IPTEK, mampu membedakan satu warna dan warna  yang lain, dan mampu mengenal dan membaca dunia yang sedang berkembang. Kekuatan teknologi itu, dimaksudkan agar manusia mengenal kelebihan dan kekurangan dari perkembangan teknologi.

Kondisi yang terjadi saat ini yang menjadi masalah ialah masalah krisis minat membaca bagi anak adat papua. Masalah ini tidak asing lagi untuk kita dengar. Dan bukan baru, kita mengenalinya. Kata membaca sudah dilakukan oleh banyak kalangan. Bukan hanya pada generasi kita. Tetapi, juga sudah dilakukan pada masa dimana tete-nene moyang telah melakukannya.

Membaca adalah salah bentuk kognitif untuk mengasah otak manusia agar mengenal isi dari bacaan itu. Apa gunanya? Kegunaan sangat banyak, ketika kita sudah membaca banyaknya buku dari segalah macam sumber, dapati kita mengerti maksud dari isi buku, memperluas kosa kita, mendapatkan banyaknya ilmu, dan melajarka gaya bahasa dalam pembicaaan, dll.

Membaca itu, sudah dikenal dari duluh. Bukan  hanya di generasi masa kini. Melainkan dari dulu sudah ada dan telah mengenal akan hal itu. Teta-nene moyang sudah mengenal dan power untuk mengenal buku sangat tajam dari pada  generasi masa kini. Sementara masa kini, minta membaca untuk anak adat/genaras sekarang, sudah lupa akan budaya membaca. 

Apa masalahnya?

Minat membaca menjadi salah faktor yang menjadi permasalahan di masa kini. Bukannya, perkembangan teknologi memudahkan manusia untuk mengenal segalah sumber yang ingin dijadikan tempat inspirasi? Atau perkembangan teknologi membuat generasi lupa akan membaca? 

Kedua sisi ini menjadi pertanyaan besar untuk generasi zaman kini. Apa jadinya, ketika generasi zaman kini lupa akan budaya minat membaca. Pastinya, kita  sebagai generasi bisa menafsirkan perkembangan kedepan, jika kita mengalami masalah demikian? Papua akan ambang kepunah membaca. Dan pasti akibatnya, semua lari pada kehidupa instan semata.

Masalah demikian, penulis mengangkat pada generasi anak adat papua. anak adat zaman sekarang bukan anak adat zaman membaca. Tetapi zaman motor dan kekaaan lainnya. Dan pastinya mengarah pada kehidupan instan. Itupun mengarah pada hasilnya dari pada prososnya.

Hal ini bukan merupakan penulis mengkritik kehidupan anak ada generasi masa kini. Tetapi, penulis ingin mengangkat masalah ini untuk kita lebih berani berpikir sesuatu yang benar. 

Sesuatu yang benar, tidak mungkin akan lahir dari khyalan atapun mimpi. Tetapi, lahir dari motivasi diri sendiri kemudian mengajak motivasi itu agar terus diupayakan untuk bertumbuh sehingga sesuatu yang benar itu tercapai. Hal ini juga tidak jauh dari belajar proses dan pada hasilnya. 

Kita sebagai anak adat tidak perlu menyukai hasil, istilahnya barang jadi, ketimbang dengan barang yang memang harus dibuat, lebih dulu dikenal, dibuat bagaimana caranya dll. ini sebuah proses yang perlu kita tanamkan.

Proses ini kadang menjadi PR untuk kita…? 

Bagaimana cara untuk mengatasi hal demikian. Dengan bentuk apa dan cara apa agar bisa dilakukan. 

Masalah itu pun sudah masuk pada membaca salah satunya. Minat membaca pada masa kini adalah salah masalah yang serius dialami bagi anak adat papua. Padahal, membaca merupakan salah ilmu kongnitif untuk memperluas wawasan. Dari pada hal  lain. 

Salah satunya, banyaknya perpusatakaan-perpustaakan yang dibuat oleh pemerintah, tokoh-tokoh buku dll. dibuat  hal itu, untuk kita anak adat. Belajar ditempat yang sudah disediakan oleh pemerintah dan sebagainya. Bukannya anak adat jadikan tempat itu sebagai tontonan semata. Ini adalah pemikiran buruk.

Sudah 1 tahun penulis tinggal di jayapura, hampir dalam satu minggu penulis menginjak perpusataakan daerah yang berda di kotaraja luar, samping Sekolah Tinggi Umik Umel Mandiri, Abepura, Jayapura. dalam 1 minggu 2 kali. Rekan-rekan anak adat tidak ada. Sementara yang selalu saja penulis melihat hanya dari rekan-rekan dari non-papua. 

Menurtu prediksi saya, anak adat mengalami krisis minat membaca. Penulis binggung mengapa anak adat sama sekali tidak punya motivasi untuk menbaca? Apakah perpusatakaannya tidak lengkap, buku-bukunya? Ataukah tempatnya tidak cocok? Hal ini menjadi masalah dan menjadi pertanyaan buat penulis!

“saya menjadi bingung akan hal ini yang terjadi. Mengapa, minat membaca anak adat kosong sama sekali.” Inikah papua mau berubah! Apa jadinya nanti. Hal ini menjadi pertanyaan besar buat kita bersama.

Krisis minat membaca ini adalah salah masalah yang kongkrit yang selalu saja terjadi. Hal ini bukan masalah fisik jika kita menilai dari sisi moralnya. Tetapi masalah motivasi. Berarti yang terjadi kurangnya motivasi yang tumbuh dalam diri anak adat papua.

Jika, memang benar? apa susahya tumbuhkan motivasinya dengan semangat dan arah pola pikr di arah positif. Hal ini tergantung pada diri masing-masing. Apakah begitu, bukan?

Dengan demikian, masalah krisis minat membaca yang dialami oleh kita anak adat, bukan merupakan budaya. Tetapi merupakan hilangnya motivasi semangat. Dengan demikian salah satu hal yang bisa kita berpikir sama-sama ialah apakah akan berubah, jikaulah membacar tidak diminati? 

Maka, jika mamang begitu, mari perlu mengupayakan membaca adalah salah bentuk untuk mengatasi masalah demi masalah. Kita bisa berpikir saja, dunia semakin berkembang, bukanya akan dilawan dengan fisik tetapi dengan  budaya menulis.
Sejarah  akan menuntut darah, bukan atas dasar fisik dengan fisik. Melainkan menulis. sebab menulis adalah cara untuk mengatasi masalah yang besar maupun kecil. Untuk mewujudkan hal demikian, membaca adalah istrinya menulis.

Dengan demikian, mari kita tingkatanya membaca. Sebab, membaca adalah salah satu bentuk yang tepat untuk melawan tuntutan kita terhadap kaum yang diajajah. Apakah itu benar? jika itu benar, mari kita melakukan membaca dengan mendatangkan motivasi semangat yang mendalam.

Membaca dan menulis masalah menjawab masalah besar dan ringan dan hal itu pasti tuntas. Maka,  mari kita tumbuhkan motivasi  diri.

Admin/001/KM



nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Anak Adat Krisis Minat Baca