Foto : Saat mahasiswa tampil perwakilan Wilayah Adat Saireri dengan Tarian Yosim Pancar dari Biak Numfor/KM
Yogyakarta,(KM)-- Pada Sabtu, (20/6) Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (IPMAPA) Yogyakarta gelar Panggung Pentas Seni dan Budaya, bertempat Asarama Kamasan I jl.Kususmanegara, dengan thema "Menjaga dan Melestarikan budaya Papua dari Budaya Modernisasi".
Pentas Seni dan Budaya dihahiri semua Pelajar dan Mahasiswa yang berdomisili di Yogyakarta maupun diluar dari kota yogyakarta.
Kegiatan ini di sponsori oleh Bank Papua cabang Yogyakarta,Lexrost Musik Studio, engagemedia dan IPMAPA.
Pentas Seni dan Budaya dibuka secara otentik oleh Presiden Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (IPMAPA) kota study Yogyakarta, Aris Yeimo.
Paniatia Penyelengara dalam sambutannya mengatakan bahwa, "Untuk mempersatukan Pelajar dan mahasiswa/i yang berdomisili
diyogyakarta, jangan ada kata ko dari pantai ,ko dari gunung, ko dari
lembah, tetapi kita Papua, tetap menjaga persatuan." tegasnya
Foto : Saat Tampil, dari Bintuni |
"Menurut penelitian yang dilaksanakan belum lama ini, 30 bahasa daerah di papua hilang, melihat itu apakah kita kita mengadakan pentas seni dan budaya untuk mempersatukan kita untuk tetap menjaga budaya kita dan melestarikan budaya kita". Pungkas Aris yeimo dalam sambutannya
Pantauan kabarmapegaa.com kegiatan berjalan dengan baik, perwakilan dari 7 wilayah adat; Wilayah Adat Mamta/Tabi, Wilayah Adat Saireri,Wilayah Adat Doberai,Wilayah Adat Bomberai ,Wilayah Adat Anim Ha / Ha Anim,Wilayah Adat La Pago dan Wilayah Adat Mee Pago menampilkan tarian masing-masing yang berasal dari wilayah adat tersebut.
Aris Yeimo,Presiden Mahasiswa Papau kepada Kabarmapegaa.com, 7 wilayah adat dengan beragam budaya,sehingga kami mengundang seluruh pelajar dan mahasiswa/i Papua yang ada di daerah yogyakarta dan sekitarnya untuk menunjukkan identitas diri di panggung melalui tarian adat masing-masing dan malam Pentas dan Seni budaya sudah menjadi agenda IPMAPA yang akan dilaksananakan tiap tahun sekali.
tegasnya.
Disela-sela itu, Putri Pariwisata Indonesia 2014. PAPUA BARAT, Natalina Magay, mengisi panggung dengan memperkenalkan pakain-pakaian adat 7 Wilayah Adat Papua.
Foto : Saat Putri Pariwisata Memperkenalkan Pakaian adat kepada Massa yang hadir. |
Natalina Berpesan "Sebagai generasi penerus terus menjaga dan melestarikan budaya kita, adat istiadat kita, karena itulah identitas kita yang sebenarnya"
"Melalui pentas seni dan budaya ini kita menyatukan semua mahasiswa dan Pelajar yang sedang menempuh study di Yogyakarta. kita akan kembali melihat jati diri kita bahwa kita Papua, kita satu untuk melawan budaya modernisasi yang sedang berkembang saat ini." Harapan Aris
lanjut Aris, "Dengan adanya pentas seni dan budaya ini, untuk menarik seluruh mahasiswa dan pelajar agar dapat menandatangi petisi dukung Papua masuk ke MSG yang dibuka pada tanggal 18/06 lalu.
Foto : Saat Petisi Berlansung |
Sementara itu, Papuan Voice juga hadir dalam kegiatan yang laksanakan IPMAPA, untuk menunjukan/menampilkan persoalan-persoalan yang terjadi diatas tanah Papua melalui video klip karya mereka.
"Saya bangga , hasilnya luar biasa , adanya pentas dan seni budaya ini ada semangat baru, berbeda dari sebelumnya semua mahasiswa/i dan pelajar terlibat dalam kegiatan ini tanpa terkecuali, bahkan mahasiswa luar kota yogyakarta juga hadir untuk menyaksikan kegiatan ini dan 7 wilayah adat turt terlibat dengan menampilkan tarian adat dan drama." ujar Preside saat diwawancarai Kabarmapegaa.com.
Foto : Salah satu Mahasiswa Perwakilan dari Wilayah Adat Mee Pagoo |
Dengan agenda ini, kami sebagai mahasiswa/i Papua sangat mendukung penuh politik papua yang sedang bahas proposal di Solomon Island untuk terima dan bergabung dalam keanggotaan MSG. Kami mohon segera terima kami, kami tidak tinggal diam , kami terus tuntut agar kami “Papua” diterima Menjadi keanggotaan MSG.
Foto : Saat Menulis Kesan Pesan yang disediakan AMP dalam rangka mendukung ULMWP masuk ke MSG |
"Seluruh mahasiswa Papua di Yogyakarta, jangan pandang suatu
persoalan denga kaca mata pemerintah, kita sebagai mahasiswa, kita
melihat persoalan secara kaca mata mahasiswa, kita bertindak dari apa
yang kita lihat, apa yang kita baca, dan dari apa yang kita tulis." tegasnya
Semoga malam pentas dan buadaya ini mempersatukan kita, untuk melihat
persoalan-persoalan sedang terjadi di Papua saat ini.Tegasnya.(Manfred Kudiai/KM)
0 thoughts on “Menjaga dan Melestarikan Budaya : IPMAPA Yogyakarta Gelar Pentas Seni dan Budaya”