Anggota DPRP,, Komisi 1, Laurenzus Kadepa (Foto: Jubi.com) |
Jayapura, (KM)--–Berbagai dinamika yang terjadi
terkait rencana perpanjangan kontrak karya PT. Freeport Indonesia hingga
pemberitaan beredarnya rekaman percakapan Pimpinan DPR RI, Setya Novanto dengan
pimpinan PT. Freeport di salah satu lokasi di Jakarta dimana yang bersangkutan
disebut mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden ditanggapi Anggota DPR Papua,
Laurenzus Kadepa.
Ia mengatakan, meski sikap Setya
Novanto menciderai lembaga DPR yang nota benenya perwakilan rakyat, namun
Freeport tak jauh lebih baik.
“Freeport lebih buruk dari pada
Novanto, Ketua DPR RI yang mencatut nama presiden dan wakil presiden soal
perpanjangan kontrak karya PT.Freeport. Selama ini Freeport tak pernah
menghargai pemilik ulayat. Apa yang sudah Freeport berikan ke tujuh suku
pemilik ulayat tak sebanding dengan kekayaan alam Papua yang diambil tambang
raksasa tersebut,” kata Kadepa ketika menghubungi Jubi via teleponnya, Senin
(23/11/2015).
Menurutnya, selama ini Freeport seolah
tak peduli dengan teriakan berbagai pihak di Papua. Tambang itu seolah itu
mengacukan para pemilik ulayat dan pemerintah di Papua.
“Freeport lebih cenderung mengakmodir
kepentingan orang di Jakarta. Padahal tambang itu ada di Papua. Jelas ini tak
benar,” ucapnya
Meski begitu, ia setuju jika Setya Novanto
diproses hukum sesuai perbuatannya. Namun lanjut dia, bukan berarti manajemen
Freeport berpikir jika semua baik-baik saja.
“Saatnya mafia dibarantas. Sikap
petingging PT. Freeport yang mereka percakapan dengan Novanto patut
diapresiasi,” katanya.
Menurutnya, pejabat di pusat jangan
seenaknya mau mencari keuntungan dari Freeport, sementara pemilik ulayat di
Papua tak dianggap. Padahal daerah operasi Freeport ada di Papua.
“Kini lembaga rakyat sudah tak ada arti
lagi di negeri ini. Namun patut juga dipertanyakan kenapa sampai manajemen PT.
Freeport merekam pembicaraan dengan ketua DPR,” imbuhnya.
Setya Novanto sendiri menyatakan,
transkrip yang beredar adalah percakapan dia dan petinggi Freeport. Namun,
transkrip itu tak utuh. Ia menyayangkan hal itu.
“Kalau transkrip itu utuh, akan
terlihat pertemuan dengan Freeport memiliki tujuan yang baik. Makanya saya
menyayangkan itu. Pembicaraan saya itu tujuannya baik. Saya mencurigai ada
maksud tertentu dalam menyebarkan transkrip pembicaraan itu. Apalagi transkrip
itu tak utuh,” kata Setya seperti dikutup dari berbagai media online. (Arjuna
Pademme)
Sumber: tabloidjubi.com
0 thoughts on “Freeport Lebih Buruk dari Ketua DPR RI”