Oleh: Honaratus Pigai
Honaratus Pigai (Foto: Dok FB Ist) |
1. Kasus pertama terjadi Desember lalu,
dimana empat siswa tewas ditembak di Enarotali, Paniai. Tepat Pada 8 Desember
2014, belasan orang tertembak di Enarotali ketika menanyakan penganiayaan dua
pemuda yang diduga dilakukan oknum anggota TNI,” jelas Yulianus. Para korban
tewas yang merupakan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah Yulian Yeimo,
Simon Degei, Alpius Gogai, dan Alpius Youw. Mereka tewas setelah diterjang
peluru tajam yang dilepaskan aparat.
2. Pada bulan Juli 2015, seorang
pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yoteni Agapa tewas ditembak aparat
keamanan di Ugapuga, Dogiyai. Sedangkan, Melianus Mote terluka akibat tikaman
sangkur di tangannya.
3. Pada, 17 Juli 2015 di Tolikara
ketika insiden salat Ied Idul Fitri, Endi Wanimbo (15) tewas tertembak dan
belasan orang lainnya terluka. Sebagian besar korban luka adalah anak-anak
berusia sekolah.
4. Aksi penembakan di Koperapoka,
Timika, 28 Agustus 2015 yang menewaskan dua pemuda, yakni Herman Mairimau dan
Yulianus Okoware serta melukai lima (5) lainnya.
5. Pada 28 September 2015, Penembakan terjadi di
Gorong-Gorong sehingga menewaskan Kaleb Bagau dan melukai Fernando Saborefek
dan Bastian Korowa, Ketiganya adalah pelajar.
6. Belum terhitung penembakan di awal
bulan Oktober 2015. Akhir Oktober ini, Jumat, 30/10/15, seorang pemuda Papua
Suku Boubram (Mappi, Papua) usia 19 tahun ditembak di paha kiri tembus ke paha
kanan dan meninggal.
Aparat
keamanan sungguh tidak menjunjung kemanusiaan. Terlihat, penghormatan terhadap
kemanusiaan dikebiri dan tumpul. Fakta di atas menunjukkan, betapa dangkalnya
Pendidikan Moral Aparat. Betapa kerdilnya Pendidikan Humanis Aparat.
Seharusnya,
sebagai pengayom dan pengaman Pendidikan Moral Kemanusiaan mesti mendapatkan
tempat. Tapi sayang "mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan."
Harap, kasus_kasus penembakan yang belum terungkap segera diungkap. Itu suatu
keharusan. Mengapa?
Karena
kita sebagai penegak kebenaran dan keadilan, yang kita hayati dan termuat rapih
dalam UUD 45 dan PANCASILA harus dijunjung dan bukan kita abaikan. Supaya tidak
terkesan, Negara Indonesia adalah negara yang penuh dengan hukum, negara yang
punya UU dan punya PANCASILA tapi pelaksanaannya nihil. Semoga. Salam KAJP.
Penulis Adalah
Seorang Komunitas Anak Jalanan Papua (KAJP)
0 thoughts on “Stop Penembakan Rakyat di Papua ”