BREAKING NEWS
Search

Aku Bersuara Demi Papua


 
Frans Pigai (Foto: Dok. Prib/KM)
 
Oleh: Frans Pigai

Terkadang mata tak mampu melihat dan telinga tak mampu mendengar hingga mulutku pun tak mampu bersuara, bisikan suara dan perasaan yang dirasakan oleh diriku, bagaikan aku memang buta, tuli dan mono seperti sebuah batu yang diinjak-injak oleh beribuh pengendarah.

Aku manusia bukan lagi batu tetapi mengapa aku seperti batu itu? Apakah aku sadar dengan hal ini? Tentu aku manusia yang dapat melihat, mendengar dan bersuara.

Menjadi pertanyaan terhadap diri kita masing-masing, agar jauh lebih kita sadar hingga memaknai arti jajahan ini karena halusnya sistem jajahan colonialis Indonesia, tentunya mematikan karakter, prinsip dan kesadaran kita melalui berbagai cara yang diperlakukan yakni “Suapan dan kata-kata manisnya” oleh Negara Colonialis Indonesia.

Tindakan Kekerasan secara nyata yang selalu dilakukan oleh kaki-tangan Negara Indonesia yaitu gabungan bersenjata atau Militeris Indonesia dilakukan warga sipil atau rakyat West Papua, yang mana tidak bersalah dan terhadap pula para aktivis-aktivis pembelah kebenaran.

Dengan memakai senjata yang sebenarnya sebuah alat negara yang tidak diperboleh kan hingga membunuh secara rentetan terhadap kami bangsa West Papua itu pun sebuah sistem Indonesia untuk mamatikan mental bagi kami bangsa West Papua dalam mempertahankan ideologi kebebasan untuk kemerdekaan bangsa West Papua.

Membentuk karakter prinsip dan kesadaran adalah kunci utama bagi setiap individu bangsa West Papua.

Agar, dengan kesadaran yang terbuai oleh karakter prinsip diri, akan menguatkan mental perjuangan dan sistem jajahan colonialis itu tentu anda paham. Maka, nilai-nilai sebagai moral kemanusiaan dalam perjuangan pemebebasan bangsa Papua yang harus diperhatikan oleh setiap diri rakyat Papua, antara lain :

1) Kobarkan terus semangat belajar, penelitiaan, penalaran, fasilitas, kepustakaa, penerbitan, dan pengabdian pada masyarakat Bangsa West Papua.

2) Kobarkan terus semangat patriotisme dan nasionalisme Papua.

3) Kobarkan terus semangat persatuan dan kesatuan, dalam ideologi kebangsaan dan kenegaraan, supaya mampu menciptakan bangsa yang maju.

4) Berilah kesempatan pada rakyat untuk ikut menikmati dan tertawa bersama kita di atas tanah air, Free west Papua.

5) Pelihara dan jagalah tanah air, tanah kebanggaan West Papua ini seperti jiwa dan ragamu, sebagai patriot pahlawan Bangsa dan Negara West Papua.

6) Kibarkanlah semangat-mu, seperti Bintang Kejora, yang menjadi warna pemberani (merah), kesucian (putih), dan kesuburan (biru).

7) Kalahkan budaya korupsi, kolusi dan nepotisme di atas tanah West Papua, dengan nilai guna kejujuran dan keterbukaan intelektual-mu, hati-mu, jiwa-mu dan raga-mu, demi mengungkapkan isi hati kebebasan Bangsa dan Negara West Papua, dengan mengukir satu kata “Merdeka”.

8) Kobarkan terus semangat-mu, satukan dan lawan tiga musuh besar, melawan militerisme, hapuskan inperialisme dan singkirkan colonialisme.

9) Rangkailah kita berjuta kata-kata perjuangan dem kebebabasan West Papua yang menjadi sebuah kalimat di hari-hari tua ini.

10) Kalakalah kejahatan dunia dengan kata cinta kasih dan damai, karena perjuangan adalah pekerjaan yang “Mulia”, bagi rakyat Bangsa Papua.

Hingga, semangat perjuangan dan semangat pembelahan terhadap sistem Indonesia akan termotivasi oleh kesadaran dirimu hingga keradikalan terhadap perjuangan ini akan terus mengkobar sampai akhir pembebasan atau kemerdekaan bangsa Papua akan tercapai.

 
Salam Pembebasan.
(Free West Papua)

(Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Surabaya)



nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Aku Bersuara Demi Papua