Foto Doc Pribadi,N Yogi,KM |
Oleh : Noak Yogi
Pola Hidup,(KM)--Orang tua adalah dasar pondasi hidup,Ibu
yang melahirkan mendidik membesarkan hingga saat ini.saya ingin melihat wajah
kedua orang tua tetapi berbagai gunung dan lembah memeleh diantara saya dengan
kedua orang tua.Kapankah kita bertemu????
Hidup manusia saling
membutuhkan,melengkapi dan menerima apa adaya.itukah tujuan dan maksud dari Allah kepada manusia di bumi ini.hal ini
jika kita teliti lebih kedalam memang benar tetapi dalam kehidupan,awal masih
kecil hingga sekarang saya rasa hal ini tidak benar dan nyata sebab,kehidupan
saya adalah kehidupan mandiri akan hidup ini.
Hidup tanpa kedua orang tua terasa kehidupan yang pahit,saya sangat
membutuhkan nasehat dan didikan dari
kedua orang tua,tetapi semenjak saya kecil mereka meninggalkan dunia yang nyata
ini,menuju dunia yang tak mengharapkam kembali.saat itupun saya bertanya kepada
kaka maupun saudara saudari saya,bahwa dimanakan kedua orang tua saya. Jawaban
tanpa kata diam membisu seakan-akan seperti sebuah batu di pingir sungai.saya
diam diri merenungkan apa sebab dan mengapa semua ini terjadi??
Saat itu ada semangat yang memdorong
saya untuk harus bersekolah.rumah
sekolah tidak jauh dari tempat tinggal saya.saya meninggakan adik dan kak saya
untuk bersekolah.saya tinggal dengan nenek saya lUSIA YOGI.selama 6 tahun. Ia
mendidik membesarkan dan memberi ilmu shingga diri terasa punya orang tua dan
hidup sepuas sepenuh hayat.
Saatnya berpisah meinggalkan Nenek saya
untuk melanjutka jenjang pendidikan sekolah menegah pertama di sebuah kota
dusung Kokonao.sebelum berangkat nenek saya berpesang bawa "Belajar belajar dan belajar dan jaga diri baik baik
pasti ada peluang untukmu, Tuhan tidak buta dia selalu menyanyangi setiap
manusia yang ingin berusaha dan hidup menderita",hanya sebuah kata yang bisa saya sampaikan,amin. dan terimakasih
atas semua didikan masukan dan nasehatnya dari nenek,semoga nanti saya kembali
dengan sehat walafiat.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah
itu aturan dan tata tertib sangat ketat, tidak seperti sekolah SD saya,maka itu
kata hati saya bawa,itulah pengujian yang berat buat kehidupan saya.oleh karena
itu saya harus berusaha meninggalkan kebebanan saya lalu siap menerima dan
mengikuti apa yang terjadi di tempat ini.
Kemauan dan usaha yang keras serta bantuan dari Allah Tru Tunggul Maha Kudus,maka
diatas kebebanan hidup saya selesai
pendidikan menegah pertama dengan baik.
Tidak
berhenti disitu,saya tetap berjuang terus hingga masuk “SMA YPPK TIGA RAJA
TIMIKA”.Biaya makan minum ataupun tempat tinggal saya tidak di depankan,tetapi
pikiran saya bahwa saya harus sekolah dan sekolah hingga selesai.
Keyakinan
dan kepercayaan akan terkabul sehingga saya melanjutkan kuliah di kota Jayapura
Papua.hidup seperti biasa,tidak lebih tidak kurang,tetapi pembawa diri saya (positif)
mempengaruhi orang orang yang saya kenal sehingga hidup saya rasa rasa punya
orang tua dan saudara saudari.
Posisi
saya sekarang,masih kuliah,hidup diatas beban terasa ringan akan mendapatkan
kata kata dan didik dari orang orang tertentu sehingga saya terasa hidup aman
bahagia dan nyaman bersama mereka terlebih khusus “Ugatamee”.
Pesang pesang dari Penulis :
1. Hidup itu harus berjuang,kerja keras, berusaha,untuk
memenuhi kehidupan yang dialami ataupun akan mendatang.
2. Hidup tanpa orang tua tak punya gaya hidup,tetapi
pintar pintar mencari gaya hidup yang baik di tengah kebebanan hidup.
3.
Sesama adalah sesaudara,maka bersama
membangun mengikatkan persaudaraan yang lebih mendalam.
4.Hidup dibutuhkan kekuatan dari Tuhan,maka biarpun kita melanggar perintah
dari tuhan, tetapi jangan jauh dari Dia,sebab dialah kekuatan dan solusi hidup.
5.Saya terlatih untuk hidup mandiri,dimanapun
dan kapanpun bersama tuhan selalu saya jalani.(KM).
Penulis adalah Mahasiswa,Kuliah di Jayapura Papua
0 thoughts on “Hidup Mandiri Tanpa Orang Tua”