Yerri Kogopa/KM(Fhoto Duc,Prib.) |
Oleh : Yerry Kogopa
Artikel,(KM)
--- Daikagowo adalah sebuah Nama Wilayah, yang sederhana. Wilayah itu
terletak di ufuk Timur Paniai Papua. Nama Daikagowo lahir dari ide-ide atau gagasan dari setiap Tokoh
Masyarakat Dakabo, yang telah di berikan untuk mencetuskan tapal batas tiga
desa yaitu, Dauwagu,Katuwobaida dan Bodatadi. Daikagowo yang merupakan wilayah
yang cukup disisi dengan beragam Budaya yang disertai langsung, dengan Sumber
Daya Alam(SDA) juga Sumber Daya Manusia (SDM).
Dengan melihat
secara kaca mata dunia, telah terbukti bahwa SDA yang tersimpan di lembah hijau
Daikagowo itu, merupakan kandungan Bumi yang tersembunyi, diantaranya, Gas Alam
dan Barang-barang Tambang lainnya. Wilayah itu juga, memiliki suaka marga
saatwa yang padat , yang perlu di lestarikan oleh pemerintah untuk di jadikan
sebagai tempat wisata bagi wisatawan local maupun internasional.
Anak – anak Pribumi
di Daerah Daikagowo, tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) sangat dibutuhkan,
dukungan atau sponsor dari PEMDA setempat, agar Harta kekayaan yang tersedia
diwilayah itu, diproduksi sendiri.
Tuhan
menempatkan Manusia Mee Daikagowo yang terdiri dari, tiga desa,Yakni, (Dauwagu,Katuwobaida
dan Bodatadi). Di bagian pintu Matahari dengan kemampuan berpikir beserta
kapasitas dan kapablitas yang sangat memadai untuk bisa berpikir, dalam berinteraksi
dengan berbagai kegiatan-kegiatan rutinitas sehari-hari dalam memenuhi
kebutuhan pokoknya.
Manusia Mee bagian
barat masih dalam ketiduran, masyarakat daikagowo sudah duluan beriteraksi
dengan mendekati Gunung-gunung dan bukit yang sangat menjulang tinggi untuk Berkebun,
Berburuh, dan mengumpulkan berbagai Buah-buahan di hutan belantara agamoma
untuk memenuhi dalam keberlangsungan hidup.
Penulis melihat, dengan perkembangan SDM di Daikagowo di era persaingan
global yang sangat pesat ini, ada beberapa elemen yang perlu di perhatikan
keseriusan untuk mahasiswa/I Daikago maupun juga perpanjangan tangan dengan Pemerinta
Daerah untuk membenahi baik di sisi pendidikan,agama,politik maupun juga YLSM
sesuai dengan prosedur-prosedur yang berlaku.
Kendala-kendala
yang menjadi penghambat di balik era persaingan globalisasi dalam pembangunan Daikagowo
menjadi acuan rambu-rambu namun, perlu di argumentasikan dalam penyusunan
agenda-agenda khusus,misalnya, Pada saat, Pra-Mubes oleh kalangan mahasiswa/I Daikagowo.
Karena Mahasiswa/i adalah agen pembaharuh (agent of changes) bagi daerah maupun
juga pembangunan masa depan.
Oleh sebab
itu, mahasiswa/I asal diwilayah itu, jangan perna membisu dengan perkembangan
yang ada tetapi musti menjadi ujung tombak dan berperang aktifm untuk
mengajukan berbagai aspirasi seperti keluhan-keluhan dan kerinduhan masyarakat
setempat, kemudian membenahi secara bersama-sama di dalam musyarawarah mufakat
bersama,baik itu dari Tokoh Masyrakat,Tokoh Agama,Tokoh Pemudah,Tokoh
Pemerintahan dan tokoh YLSM setempat. Kemudian mengambil langkah yang tepat
secara bersama-sama.
Maka dengan
ini pemuda pelajar mahasiswa/I masyarakat Daikagowo jangan pernah membisu dan
membabi buta dengan keadaan yang sedang terjadi di daerah kita tetapi dengan
sebatas kemampuan yang ada, musti di coba dalam mengimplementasikan secara
besama-sama. Karena, ada sepata kata dalam Bahasa Mee, kita sendiri mengatakan
bahawa, ”Mee Dobiya Yoka Mekako Kadouya Kodoya Maki Dobiya Yoka Ko Mekako Teka
Edouya” Yang artinya," Anak seorang yatim piatu, bisa diperhatikan orang lain, namun Tanah susah untuk di perhatikan orang lain" Kata,Penulis.
kalimat diatas,
yang menjadi foundanem bagi kita mahasiswa/I maupun berbagai lapisan Tokoh
Masyarakat Daikago yang ada, mengambil solusi yang perlu di lakukan untuk
memperbaharuhi kembali daerah kita yang sangat keterbelakangan dari bebagai
sisi, Pendidikan,Agama dan Kesehatan.
Kalau bukan
kita mahasiswa/I, Masyrakat Daikagowo yang sedang berkarir dimana saja berada
baik di Pedesaan,Perkotaan maupun semua kota Study se-Indonesia, siapa-siapa
lagi yang akan melakukan semua ini. Kalau bukan kesempatan yang sangat efektif
ini kapan lagi untuk kita mengimplementasikannya.
Penulis adalah
Mahasiswa Papua,Kuliah di Jayapua-Papua
0 thoughts on “Wilayah “Daikagouwo” Perlu di Angkat, dan Masyarakat Adat Harus Bersatu”