(Duk.Penulis/KM) |
Oleh : Orgenes Bunay
Cerpen, (KM) ---
Iman adalah awal dari perbuatan yang kita tidak bisa melihat dengan mata
kepala, Tapi, hanya bisa merasakan dengan hati dan kepercayaan kita. Salah satunya,
kita bisa melihat dan belajar dari pengalaman hidup, Nabi Abraham bersama
isterinya Sara yang dimasa mudahnya, tidak mengandung dan melahirkan anak,
tetapi karena dengan ketabaan iman yang besar dengan apa yang dimilikinya, sehingga
mendapatkan anak sulungnya pada umur yang sangat tua.
Pertama
orang yang di pilih atau di pakai oleh Tuhan, adalah Nabi Abraham. Semasa hidupnya
dengan istri-Nya Sara, Tuhan masih belum memberikan anak hingga dimasa tuanya. Tetapi,
dalam masa hidup-Nya, Abraham masih menahan iman-Nya. Kemudian pada masa tuanya,
Abraham bersama istrerinya Sara, mendapatkan anugrah dari Tuhan, yaitu Sara
mengandung pada usianya sangat tua, dan melahirkan seorang anak laki-laki yang
bernama Isak, disebut juga anak tertewa.
Setelah
dikaruniai oleh Allah kepada Abraham dan Sara, Tuhan berkata kepada Abraham
bahwa, “Persembakanlah anak satu-satu-Nya
itu kepadaku.” Begitu mendengar suara Tuhan, hati-Nya Abraham, tidak
terkejut dan merasa bersedih hati.namun, saat itu, Iya hanya sampaikan, “Baik,
saya akan laksanakan perintahmu Bapa”.Kata,Abraham. Begitu anaknya Isak, ketika
menaruhnya diatas kayu, untuk membunuhnya, terdegar suara Tuhan ”Bukan anakmu
itu, karena keturunannya akan seperti, Bintang dilangit, dan pasir dibumi,
jadi, engkau mengambil Domba yang disemak duri itu, dan persembakanlah kepadaku
sebagai korbang syukur bagimu.’’Kata,Allah.
Dari
pengalaman hidup Nabi Abraham diatas ini, penulis mengajak kita agar banyak
mendalami dan belajar ceritera nyata yang dijalani oleh Abraham dan Sara. Telah
Menahan diri iman mereka berdua dari segala percobahan, sampai pada akirnya, Tuhan
mempercayai dan mengakui iman dan ketaatan Abraham sendiiri. Hal yang dilakukan
oleh Abraham sendiri, sulit bila kita mencari di Dunia ini. Disaat itu, berbagai
percobaan yang telah diberikan oleh Sang Pencipta tetapi, tetap saja iman mereka
benar-benar percaya kepada Tuhan.
Allah
Melihat ketabaan iman yang kokoh, lalu ia berkata kepada Abraham Bahwa, “Benar-benar
engkau adalah putraku yang kupilih”. Penulis menyanyakan, bisakah diri kita
juga dapat perbuat seperti apa yang dilakukan oleh sepasang
Suami-Isteri,Abraham dan Saranya itu?
Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Jayapura
0 thoughts on “Jadilah Saksi Iman Seperti Nabi Abraham”