Alfred Pekei |
Oleh : Alfred Pekei
“Kita boleh saja mengakui budaya orang lain dan mengikuti arus Global, tetapi
jangan perah lupa diri anda sebenarya sebagai orang Papua “.
Lagu–Lagu daerah
salah satu kekayaan budaya yang perlu di
banggakan dan di lestarikan di dunia
modern ini. Hampir semua daerah memiliki lagu daerah dan bahasa daerah yang
memuat identitas, keberagaman dan kearifan
budaya lokal.
Saat ini lagu daerah mulai
jarang dikenal, terutama oleh generasi muda. Dikarenakan arus globalisasi yang
deras menyajikan lagu-lagu modern lebih
disukai.
Begitupun bahasa daerah
yang mulai lupa dan punah karena di rumah saja kurang atau jarang memakai
bahasa daerah yang menjadi bahasa penerus dari nenek moyang kita.
Menurut Pantauan saya, di kalangan
generasi muda anak-anak Papua ini
memakai bahasa atau menyanyikan Lagu daerah Papua dianggap hal yang tabu, atau banyak generasi
mudah Papua yang malu.
dikarenakan terbawa derasnya
Arus Globalisasi yang tiap hari dengar lagu-lagu dan bahasa moderen.
Dikalangan anak mudah
sekarang lebih suka mendengarkan lagu-lagu, modern seperti Hip-Hop, lagu
salomon dan lainnya dibandingkan mendengarkan lagu daerah asal Papua seperti, mambesak,
riogrime, dan lagu-lagu lainnya.
Dan lebih parah lagi, di acara
besar yang diadakan orang Papua mereka lebih suka pakai lagu-lagu luar seperti
Cha-Cha, Reggae dan lain-lain. Pada hal lagu acara orang Papua sendiri ada,
seperi lagu Yospan.
Dengan ini kita bisa
melihat bahwa, minat generasi penerus Papua untuk melestarikan budaya, lagu dan bahasa kurang atau tidak ada (krisis)
dan kita juga perlu mengetahui bahwa, Kehilangan suatu budaya dalam hal ini
Bahasa dan Lagu daerah sama dengan kehilangan mama atau orang tua kita yang
sudah merawat kita sejak kecil.
Oleh sebab itu, saya
menyarankan bahwa, Pemerintah harus bekerja sama dengan Dewan adat untuk
melakukan suatu kegiatan yang sifatnya melestarikan budaya bahasa dan lagu Papua
sehingga generasi Papua tidak terjebak atau terbawa arus oleh arus modernisasi
ini.
Alangkah baik. kalau tiap
kabupaten atau kota melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan membuat program
Supaya tiap sekolah bisa terapkannya. Dalam hal ini harus ada mata pelajaran Bahasa
dan Budaya daerah lokal.
Penulis
Mahasiswa Papua Kulia di Jawa
0 thoughts on “Papua Krisis Penerus Lagu dan Bahasa Daerah”