Karya: Yustus Muyapa
Wahai pahlawan Papua
kami hormat dan bangga padamu Kaulah revolusioner sejati pejuang tak kenal lelah panas terik bagai tongkat sembilu menerpamu deru debu berhamburan tiada panas kebebasan lupa makan lupa minum Kau terus bersuara tenggorokan membeku air liur mengering demi rakyatmu bangsa Papua Sorong hingga samarai.
kami hormat dan bangga padamu Kaulah revolusioner sejati pejuang tak kenal lelah panas terik bagai tongkat sembilu menerpamu deru debu berhamburan tiada panas kebebasan lupa makan lupa minum Kau terus bersuara tenggorokan membeku air liur mengering demi rakyatmu bangsa Papua Sorong hingga samarai.
Pahlawanku kau diambil orang
tiap detik kau mati diculik
oleh penculik tak berhati nurani
biarlah sendu tatap matamu
menghibah pelepas duka
namun jasadmu terpampang indah disinari bintang fajar
Rakyat berseru akan kebebasan
ingin bebas dari sejuta tragis
diatas negerinya sendiri
Wahai...Orang dirjana
entikan perlakukan biadabmu
lihatlah negeriku menangis
tragis menjuru di negeri Papua
Tiap detik,
sejuata bunyi tembakan terdengar dimana mana
betapa perih menyaksikan kekejaman ini
kemanakah perginya hati nuranimu
tidakkah hati bisa merasakan
getiran darah terus terurai
Oooh...
Cenderawasih emasku..! rakyatmu rindu belaianmu bentangkan sayapmu lingdungi rakyamu usirlah sang pembunuh itu.
Oooh...
Cenderawasih emasku..! rakyatmu rindu belaianmu bentangkan sayapmu lingdungi rakyamu usirlah sang pembunuh itu.
(Numbay, 13 Juni 2016)
Editor: Velisela Yeimo
0 thoughts on “Seruan Bangsaku”