(Foto: Dok. Prib Ones/KM) |
Oleh: Ones N Suhuniap
Opini, (KM). Pembangunan berkedok imperialisme dan neokolonialisme di Papua. Orang Papua tidak pernah dilibatkan sebagai subjek pembagunan selama ini yang terjadi adalah orang Papua hanya obyek pembangunan dan kesejahteraan yang selalu diwacanakan oleh pemerintah kolonial.
Dapak dari pembangunan bukan mempercayakan manusia Papua tetapi orang papua menjadi minoritas. Marginalisasi dan telah mengusir dari tanahnya sediri sedangkan yang nikmati adalah kaum migran.
Pembangunan hanyalah kepentingan investasi imperialism global merongrong tatanan kehidupan bangsa Papua saat ini. Tetapi juga mengancam masa depan anak cucu bangsa Papua. Semua pembangunan oleh kolonial hanya tipu muslihat untuk mengusai dan mengeras sumber daya alam yang melimpah di tanah Papua.
Waktu pemilihan presiden tahun 2014 saya pernah mengatakan bahwa, orang Papua jangan bermimpi dan berharap kepada Joko Widodo, sebab siapa pun dia jadi presiden tetap kolonial.
Sekarang apa yang terjadi hari? Resim Jokowi hutangnya semakin banyak di luar negeri dari IMF dari negara imperialis lain melaui bank dunia. Jokowi hutang luar negeri dengan menawarkan ada investasi di Papua.
Pembangunan rel kereta pembangunan jalan transportasi laut dan udara hanya membuka akses bagi investasi dan imigran.
Orang Papua yang terhinotis dengan Jokowi di berapa banyak orang Papua yang meninggal, berapa banyak orang Papua disiksa, berapa banyak orang Papua ditangkap dan berapa banyak anak lahir sebagai geberasi penerus.
Realita hari ini resim Jokowi Sama dengan orde baru resim Soeharto. Diskriminasi rasil, marginalisasi rasisme di luar terhadap mahasiswa papua tibuh subur. Orang Papua berhenti berharap kepada jakarta semua program Jokowi hanya tipu muslihat kolonial untuk mencuri kekayaan di Papua.
Orang Papua jangan terlena dan terhipnotis dengan hegemoni kolonial. Sadar dan berjuang Papua merdeka, sebab masa depan Papua yang baik hanya ada di dalam Papua yang merdeka.
(Penulis adalah Sekjend I KNPB Pusat)
Editor: Frans P
0 thoughts on “Pembangunan di Papua Berkedok Imperialisme Global dan Praktek Neoklonialisme”