(Foto: Dok. Prib Kudiai/KM) |
Oleh: Marchelino Kudiai
Opini, (KM). Dou, gai, ekowai merupakan filosofi hidup suku Mee. Pada peradabannya filosofi ini ada sejak dahulu dari nenek moyang suku Mee yang turun-temurun dijaga agar rumpun dalam menjalankan aktivitas yang sempurna.
Kata dou (melihat). Orang Mee menyebutkan kata ini kepada seseorang yang pergi meninggalkan kampung halaman. Dari suku Mee, dou merupakan bukan cuma melihat apa yang bisa di lihat, tetapi juga agar bisa melihat atau membaca situasi yang tidak bisa di lihat. Dari perkembangan-perkembangan yang sudah kita lalui, masih juga sampai sekarang kata ini di pakai untuk pesan ke pada anak, saudara ataupun kerabat kampung yang ingin keluar dari kampung halaman.
Gai (berpikir). Menurut orang Mee, kata gai (berpikir) merupakan harus berfikir sebelum bertindak apa yang mau kita lakukan. Orang Mee menyebutkan kata gai pada saat mau melakukan sesuatu di kampung halaman atau di luar dari kampung halaman, agar apa yang mau dilakukan bisa berjalan dengan baik sesuai keinginannya, dan semua pihak yang ada di sekelilingnya.
Ekowai (bertindak). Pada dasarnya orang mee bertindak atau melakukan sesuatu jika tidak di lihat dan di pikir, akan bisa jadi fatal kerja yang di lakukan itu.
Masyarakat orang Mee (Paniai), mempunyai sistem ekonomi yang sangat tinggi, maka itu biasanya orang Mee dengan memerjuangkan ekonomi mereka ke tingkat yang biasa di katakan oleh orang Mee ialah tonawi (kaya), maka ia harus cerdik dalam hal apa saja.
Untuk menjadi seseorang yang tonawi (kaya) memang sangat tidak gampang untuk harus di lakukan. Seseorang yang mau menjadi tonawi, ia harus melihat kembali sejarah orang-orang tonawi (kaya), agar ia juga bisa belajar dari orang yang berpengalaman itu, lalu berpikir untuk bisa terapkan agar bisa menjadi orang yang tonawi (kaya).
Di kalangan orang Mee biasanya untuk menjadi tonawi tidak segampung yang kita pikir, karena biasanya di suku Mee, jika ingin menjadi orang yang tonawi (kaya), diharuskan mempunyai banyak babi, istri, rumah, selain itu menjadi kepala suku, karena biasanya orang seperti ini yang di anggap tonawi (kaya).
Kata dou, gai, ekowai menurut pendapat saya tidak cuma terjadi di kelompok suku Mee saja, tetapi biasanya tiga kata ini, menjadi dasar kehidupan umat Allah di dunia.
Melihat tanpa pikir dan tindakan juga tidak akan terwujud impian yang kita rancang, dan juga berpikir tanpa melihat dan tindakan juga sama halnya di atas, kemudian bertindak tanpa melihat dan berpikir juga akan mengakibatkan kita rugi prinsip, maka di haruskan untuk semua pihak agar bisa menuju ke ujung tombak bumi, harus memprinsipkan tiga hal di atas yakni dou, gai, ekowai karena ini merupakan tiga makna filosofi ini selalu ada di kehidupan sehari-hari.
(Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Tanah Papua)
Editor: Frans P
0 thoughts on “Filosofi Suku Mee - Papua: Melihat, Berpikir dan Bertindak”