Warga yang mengungsi di Distrik Kula Kencana,(Foto: Melkisedek/KM) |
Timika, (KM)-- Ratusan warga Iliale, Distrik Kwamki Narama, Mimika,
Papua, (25/07) lalu, mengungsi di sejumlah Gereja pasca-terjadinya
bentrok antar-daerah. Pengungsi mendirikan tenda di halaman Gereja GIDI Jemaat
Getsemani yang berada kampung Karang Senang, Distrik Kuala
Kencana.
Sekitar 500 pengungsi yang kebanyakan terdiri dari perempuan dan
anak-anak itu, terpaksa mengungsi karena takut adanya serangan susulan dari
kelompok warga kubu atas ke wilayah Iliale.
Warga mulai mengungsi semenjak terjadinya penyerangan di wilayah
Iliale, bahkan kebanyakan dari mereka yang mengungsi adalah korban yang rumahnya
dirusak dan dibakar massa.
Dikabarkan Awalnya jumlah pengungsi mencapai 1000 jiwa, namun
sekitar limaratusan telah berangkat ke Jayapura, Ibu Kota Provinsi Papua dan
sisanya masih menetap di Kuala Kencana.
Korban pengungsi, Nelius Tabuni, kepada KabarMapegaa.com, Kamis (11/08), mengatakan, kalau kelompok
pengungsian itu diserang oleh sekelompok orang dan benda-benda berharga mereka
pun dibakar habis oleh kelompok tersebut.
“Kami kaget dengan tindakan kriminal yang mereka buat secara
tiba-tiba serang kami , harta benda kami di bakar hangus oleh mereka,” katanya
saat diwawancara media ini.
Tabuni juga menilai, serangan sekelompok tidak sesuai dengan
mekanisme aturan adat yang sudah di tentukan,
sebelum perang kedua belah pihak
koordinasi dahulu untuk tentukan waktu turun ke Medan
perang.
Dengan kejadian tersebut, kata
Tabuni, masyarakat korban membutuh bantuan sarana dan prasarana dari
berbagai pihak, baik pemerintah daerah
kabupaten Mimika, Gereja, lembaga-lembaga, Organisasi bahkan individual untuk
memenuhi kebutuhan korban
pengungsi.
“Kami mengungsi, tanpa membawa peralatan sesuatu apapun, Pakaian,
alat dapur serta kebutuhan lainnya, sehingga kami membutuhkan bantuan dari
berbagai pihak. Ujar
tabuni
Pewarta: Melsedik Ugapigu Yogi
Editor: Manfred
0 thoughts on “Konflik Timika: 500 Warga Pengungsi membutuhkan Bantuan dari Berbagai Pihak”