BREAKING NEWS
Search

Berapa Kalikah Anda Menangis Ibumu?


ilustrasi. Ist

Karya: Beatus Pigome

“Seketika kita putus cinta dengan seorang gadis kita pernah menangis luangkan waktu berjam-jam, berapa kalikah kita untuk meluangkan waktu  menangis seorang IBU yang pernah mempertaruhkan nyawa melahirkan dan memelihara kita….? (Renung)”

Sungguh terharum nadi ku,  saat mencintai seorang gadis. Berawal cintaku dengan terasa dunia milik kita dua saja yang punya cinta, tanpa ada berkekurangan apa pun. 

Disaat waktu itu, berawal cinta terasa akan baik selalu bahkan tak ada bencana cinta. Namun, tetapi sayangnya cinta itu mudah runtuh/berpisah sekejap mata saja jika si pasangan itu tidak menjaga hati dan perasaan dengan baik antaranya.

Keanehan yang hebat putus cinta atau jatuh cinta, seketika saat kita jatuh cinta meluangkan waktu yang begitu banyak hanya untuk menangis demi cinta seorang gadis, tidak bandingkan dengan meluangkan waktu menangis untuk seorang ibu yang pernah mempertarukan nyawa untuk melahirkan dan memelihara kita.

Kini baru saya rasakan/sadari bahwa gara-gara putus cinta bisa menangis juga. Nahh ini kisah saya. Saya mencintai seorang gadis yang wajah hitam manis (black sweet Papuans) dan kecocokan jiwa yang sebandingan dengan saya, berawal ku mencintai dia dengan setulus hati demikian pun dia. Saya gila mencintai dia hingga segalah harta sederhana yang saya miliki, saya korban demi cinta ku karena saya pikir ini suatu Anugra Tuhan yang nyatakan dalam hidup ku untuk memiliki dan mencintai dia .

Namun, tetapi telah tiba hari yang begitu indah menjadi menutupi kegelapan. Pada hari itu, hari kamis kelabu tanggal 09 september 2016 tepat pada pukul 10.19 Wita malam bunyi  nada dering hand phone (HP) ku yang begitu nyaring. ketika saya lihat hp, telpon dari saying. 

Saya angkat telp. dan Jawab, Halo sayang selamat malam, apa kabar, kenapa…?

Jawabnya, sayang minta maaf sebelumnya, saya dengan laki-laki lain jadi kita putus saja……lewat sms pun demikian, saya putus dengan kamu 100%.....sudah..sudah…yogoo…yogoo… trada kata lain selain putus yang ia ungkapkan.

Saya, jawab, oh iyakah…Stop baku tipu sudah, kemudian dia sms juga berkali-kali isinya sama hal denga diatas. 

Pada pagi harinya saya tidak tahan lagi, dan kemudian saya pergi menuju tempat tinggalnya dia. Kemudian saya tiba disana, saya langsung tanya kenapa sayang..jawabnya sama hal dengan kata yang ungkapkan pertama…saya minta putus dengan kamu karena saya sudah ada pacar baru….kata-kata negosiasi dari saya pun tidak indahkan oleh dia. (oke).

Keanehan ku waktu itu, ketika terdengar kata minta putus.  Kemudian saya lansung mengalir air mata dibibir, kurang lebih 1 (satu) jam. 

Kemudian waktu itu saya pun pakai baju yang bersblon Sunggu Besar Kasih Sayang Ibu.  Saya menatap baju yang saya sedang pakai itu dan bertanya dalam batinku Seberapa kali saya ini, menangis untuk IBU kandung ku yang pernah mempertaruhkan nyawa  dan memelihara saya dengan menangis-menengis, sedangkan menangis seorang gadis ini saja meluangkan waktu berjam-jam”. 

Kemudian berangjak dari pemikiran itu menjadi sebuah motivasi untuk menghapuskan air mata yang sedangkan mengalir di bibir dan saya langsung ambil keputusan yang terlahir dari dalam batin, ok sudah saya terima dan silakan kamu lanjut dengan orang kamu sayangi, yang penting kamu lupakan segalah kisah-kisah yang ku lakukan dan maafkan segalah sifat-sifat yang tidak diingikan kepada kamu. 

Kini percintaan kita hanya membuat kisah abadi dalam hidup kita dan terasa mengecewakan Sang Ilahi karena mulai pacaran kita itu bukan karena sahabat dekat kita yang kuat tetapi karena itu Anugra Tuhan yang jatuhkan kepada kita berdua. (pesan).

Semoga termotivasi bagi para penggemar Cinta…! “Cinta itu sekejap saja bisa berubah dan berpindah ke lain hati…Benarkah…?”.  “Mari kita budayakan menangis Ibu kandung kita, yang pernah mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan dan memelihara kita”.

Penulis adalah mahasiswa Papua, kuliah di Gorontalo         


TAG

nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Berapa Kalikah Anda Menangis Ibumu?