Ilustrasi.Ist |
Oleh: Dihai Moma Pagouda
Percaya atau tidak generasi Papua saat ini hidup dalam
situasi yang terobang-abing oleh badai politik yang menyerang Papua dari segala
sisi. Situasi itu membuat mereka terus terpuruk dalam tekanan yang selanjutnya
turut membunuh mental dan jiwa bersaingnya untuk maju dan menentukan masa depan
yang layak.
Mereka bukan hanya di hadapkan pada pilihan untuk
memperjuangkan hak-hak bangsa Papua ataukah bersaing dengan anak-anak mudah
lain di Indonesia untuk mencapai prestasi yang setingi-tingginya tetapi juga
terhadap pilihan apakah mereka harus menjaga tanah nenek moyangnya yang terus
dirampas pendatang.
Sementara itu, kenakalan remaja terus menyapu generasi
emas di negeri emas yang pada ujungnya berakhir pada pilihan ikut terjerumus
ataukah tetap pada pendiriannya sebagai seorang anak mudah yang taat pada
ketiga norma. Adat, agama dan pemerintah yang tidak memihak. Bukan hanya itu,
tetapi banyak pilihan yang datang silih bergati mengikuti arus politik yang
terus berubah.
Arus itu bukan hanya membuat anak muda Papua terpuruk,
tetapi juga turut melanda tanah Papua serta isinya. Ibarat bola putih yang
terus dimainkan di atas meja politik. Pada setiap dobrakannya menyapuh dan
membubarkan kebersatuhan anak muda Papua yang sejak puluhan tahun dibangun
orang tua mereka.
Berbicara tentang anak mudah Papua berarti kita bicara
tentang keberlangsungan manusia Papua di atas tanah Papua dan juga agar
"surga kecil yang jatuh kebumi" itu tidak menjadi antonim yang sangat
ngeri untuk disimak.
Jujur selama ini ada satu hal yang kadang
membuat dihaimoma gelisa. Anak mudah Papua hari ini, adalah penentu
kehidupan anak mudah Papua yang akan datang. Pilihan anak mudah hari ini akan
membentuk watak generasi mendatang.Dan karena anak muda hari ini, anak mudah
esok akan berani dan gagah dalam bertindak.
Berangkat dari penjelasan di atas, berikut ini
dihaimoma.com merangkum 5 hal yang membuat anak mudah Papua sulit bersaing
dengan anak mudah lain di Indonesia.
Pertama
Pertama
Rata-rata anak muda Papua sejak menginjak dewasa bukan
hanya perpikir untuk mengenyam pendidikan setingi-tingginya. Mereka dihadapkan
pada berbagai pilihan yang terjadi dalam realitas kehidupan masyarakat Papua.
Hutan mereka mulai gundul akibat ilegal loging.
Tanah-tanah kelas A dirampas pendatang. Bapak, ibu, serta adik dan kakak
mereka terkadang harus diantar paksa tima panas. Ketika pengedar minuman
keras dilindungi UU dan peminumnya di bunuh ibarat binatang buruan. Dan
ketika mereka bersuara, Mereka terus dituduh OPM dan separatis yang pada
ujungnya berurusan dengan hukum.
Jadi beban yang dipikul anak mudah Papua tidak hanya
soal makan dan minum seperti kebanyakan anak mudah lainya di Indonesia. Poin
ini menandakan bahwa anak muda Papua sangat berbedah jauh dengan kebanyakan
anak mudah di Indonesia yang berpikirnya hanya, kuliah, diterima di lapangan
pekerjaan, sukses, dan menghidupi keluarga.
Kedua
Kebanyakan anak mudah Papua sulit bersaing karena
negara membunuh mereka secara psikologis. Kata-kata seperti Papua itu
tertinggal, terbelakang, bodok, dan manusia setengah binatang (seperti kasus
Yogya belum lama ini). Hal-hal ini menandakan, anak mudah Papua tidak hanya di
bunuh secara fisik tetapi juga secara psikologis sehingga membunuh jiwa
dan mental bersaing mereka.
Poin ini menandakan bahwa anak mudah Papua bukan hanya
di tekan secara fisik tetapi juga mental dan jiwa. Ya. Situasi ini
membuat mereka benar-benar di bunuh dari akarnya.
Lebih lanjut, jika poin ini kita kaitkan dengan anak
mudah lainnya di Indonesia, maka sangat berbeda. Mereka didik dengan metode
pembelajaran yang menyenankan dan tidak ada intimidasi dan diskriminasi seperti
kata-kata di atas. Ya. Tugas mereka hanya bersekolah mengejar mimpi.
Dari poin-poin di atas kita dapat bertanya dengan
Logika sederhana. Jika Papua tertinggal dan terbelakang. Pertanyaan- Pertanyaan
yang harus di jawab adalah (1), kemana Sumber Daya Alam surga kecil yang
katanya mampu memberi makan puluhan negara itu? (2), Siapa yang
mengolahnya?(3), Di olah dengan sistem siapa sampai anak mudah Papua tidak
diringankan bebannya? Kondisi ini membuat mereka ibarat tikus mati di atas
lumbung padi (4), Sampai kapan pemerintah mampu menghentikan itu?(5) Apakah
sumbangam Papua kenegara ini, sebanding dengan apa yang negara ini
berikan untuk tanah Papua?
Poin intinya, Papua di aneksasi negara ini karena
sumber Daya Alamnya. Bukan karena Manusianya. Ya. Pembangunan fisik saja, mulai
nampak sedikit sejak tahun 1999. Itupun karena kepanikan negara atas
tuntutan kemerdekaan orang Papua.
Ketiga
Di daerah Jawa dan sekitarnya kita ketahui
Orang curi singkon dan sendal saja di hukum apa lagi pejual minuman dan
penjual togel. Di Papua malah sebalinya, orang yang mencuri SDA Papua, menjual
togel, bandar minuman keras, sampai prostitusi di lindungi UU.
Anehnya lagi, orang yang mabuk karena minuman di tembak mati tanpa proses hukum. Bandar togel di Papua selalu di back up TNI & PORLI, bahkan pada tahun 2014 ketika dihaimoma di Nabire. Dihaimoma mendengar dari beberapa masyarakat kalau ada bandar togel terkenal di Nabire yang berstatus sebagai Polisi aktif.
Anehnya lagi, orang yang mabuk karena minuman di tembak mati tanpa proses hukum. Bandar togel di Papua selalu di back up TNI & PORLI, bahkan pada tahun 2014 ketika dihaimoma di Nabire. Dihaimoma mendengar dari beberapa masyarakat kalau ada bandar togel terkenal di Nabire yang berstatus sebagai Polisi aktif.
Poin ini
ketika kita kaitkan dengan tempat-tempat lain di Indonesia, maka sangat
bertolak belakang. Masalah- masalah di atas merupakan tangungjwab pemerintah,
terlebih lagi Kepolisian. Dengan demikian para anak mudanya, hanya berpikir
untuk sekolah, kuliah dengan aman, dan mengenyam pendidikan setingi-tingginya.
Kalau di
Papua hal-hal ini terkadang menjadi tangungjwab anak mudah Papua, tetapi ketika
anak mudah Papua melakukan tindakan pasti berurusan dengan hukum, bahkan tidak
jarang pulah ada yang berakhir di ujung tima panas.
Jadi tangan heran Brow kalau rata-rata anak mudah
Papua tidak suka dengan kata"Militer" apa lagi menghargai dan
menghormati mereka sebagai abdi negara. Pasti harus menunggu ayam beranak dulu,
baru hal itu bisa terjadi di tanah Papua.
Hal ini harus terjadi karena rata-rata militer di Papua melihat anak mudah Papua ibarat teroris di atas tanah sendiri. Kasus semacam ini dihaimoma pernah mengalaminya sendiri.
Pada tahun 2014 ketika dihaimoma di Jayapura hendak menonton pertandingan persipura melawan salah satu klub di luar Papua. Pada saat Dihaimoam masuk tribum lapangan Mandala, dari tas sampai dengan saku di periksa ketat oleh militer yang berjaga-jaga di situ. Padahal sekitar 20 orang yang tadi mendahului saya, hanya diperiksa luarnya dengan tiga sampai empat kali sentuhan di badan.
Ketika tas sampai dengan satu celana saya di perikasa
ketat. Dihaimoma hanya bergurau " awas Pak, ada bom buku dalam tas"
sembari tersenyum. Dihaimoma yakin, ada banyak hal serupa bahkan lebih yang
menimpa orang Papua oleh ulah oknum angota militer di Papua yang sok pintar dengan
AK yang digantung pada bahunya.
Kempat- Anda harus tahu tangungjwab anak
mudah Papau tidak sama dengan anak mudah lain di Indonesia. Selain itu,
tangungjwabnya bukan hanya karena poin-Poin di atas. Satu atau dua anak mudah
Papua yang sukses atau paling tidak menjadi PNS. Ia bukan hanya
mengembang tangungjawab dalam mengatur, memfasilitasi, dan menghidupi
keluarganya seperti anak mudah lainnya di Indonesia.
Satu anak muda bertangungjawab atas hampir semua garis
keturunan kedua orang tuanya. Baik dari pihak mama maupun bapak.
Bertanggungjawab bukan hanya dalam bentuk moral dan ungkapan tetapi juga dalam
bentuk materil dan tindakan.
Sederhananya, kalau bicara soal kekayaan. Dihaimoma
yakin rata-rata anak mudah Papua dua kali lebih kaya dari seorang wali kota di
Jawa, tetapi rata-rata orang Papua itu tidak mengenal frasa "pelit
harta". Sehingga, harta mereka terkuras oleh besarnya tangungjawab yang
mereka embangi. Sebagaimana disingung di atas. Perlu di pahami bahwa hal itu
dilakukan bukan atas pemaksaan atau tuntutan, tetapi secara naluri kasih itu
tumbuh bersama anak mudah Papua sejak lahir.
Poin ini kadang membuat anak mudah Papua sulit untuk
mementingkan dirinya sendiri (kaya), terlebih khusus untuk mengenyam
pendidikan setinggi-tingginya dan bersangin dengan anak mudah lainnya di
Indonesia. Ya karena zaman sekarang, pendidikan dan uang ibarat tubuh dan Jiwa.
Kelima
Anak mudah Papua itu jarang mengeluh dan stress
seperti anak mudah lainnya di Indonesia. Hapir setiap persoalan dibawah santai.
Poin ini jika kita kaitkan dengan anak mudah lain di Indonesia, tidak ada uang
atau masalah kecil saja di buat ribet dan menjadi perdebatan dan percakapan
yang menarik ketika berkumpul. Dalam konteks ini, khusus untuk anak mudah Papua
kadang anda akan sulit membedakan antara anak mudah yang berada dan tidak
berada. Soalnya, rata-rata anak mudah Papua dalam menghadapi persoalan
yang berkaitan dengan berbagai hal selalu dibawa santai. Termasuk juga soal
keuangan.
Dari penjelasan panjang dalam artikel ini anda dapat
mengerti sosok anak muda Papua yang terkadang di pandang sangar dan kejam oleh
masyarakat non Papua. Sesunggunya, di balik kesangaran fisik yang nampak
tersimpan tangungjawab dan beban yang kadang tiga atau empat kali lebih besar
dari tubuhnya. Tetapi bagin mereka, persolan itu akan selalu di bawa santai.
Sampai di sini, bagaimana pendapat anda? Jika anda anak mudah Papua apakah ada yang perlu ditambahkan? Atau jika anda non Papua bagaimana pendapat anda tentang anak mudah Papua. Tinggalkan komentar anda terhadap isi artikel ini.
Sampai di sini, bagaimana pendapat anda? Jika anda anak mudah Papua apakah ada yang perlu ditambahkan? Atau jika anda non Papua bagaimana pendapat anda tentang anak mudah Papua. Tinggalkan komentar anda terhadap isi artikel ini.
Refrensi:
Dihai
Moma Pagouda. 2016/09/5. “5 Hal Membuat Anak Mudah Papua Sulit Bersaing di
Indonesia”.http://www.dihaimoma.com/2016/09/5-hal-ini-yang-membuat-anak-mudah-papua.html.
0 thoughts on “5 Hal Membuat Anak Mudah Papua Sulit Bersaing di Indonesia”