Emelianus Goo (Foto: Dok Pribadny Googleplus) |
Karya:
Emelianus Goo
Segalah
kekayaanku diambil oleh kaum penjajah
Ada apa dibalik ini semuanya?
Ada apa dibalik ini semuanya?
Diambil oleh kaum penjajah
Alamku dirampas oleh kaum penindas
Air mataku selalu meneteskan di atas tanahku
Darahku selalu mengalir tak ada hentinya
Kepedihan di hati yang selalu menusuk di hatiku
Hatiku selalu gerimis dengan semua kejadian ini.
Tangisan anak negeri Papua terjadi dimana-mana
Saudarapun berubah jadi musuh /lawan.
Kapankah akan berhenti dengan semuanya ini?
Tangisan burung cenderawasih selalu meminta kebebasan
Tangisan anak Papua yang tak ada hentinya.
Burung cenderawasihpun ikut menangis meratapi
tangisan anak negeriku Papua yang sedang dianiaya
Tuhan kapankah engkau akan mengadili
Mereka yang membuat kesalahan dengan semuanya sendiri
Kapankah engkau melihat semua yang terjadi selama ini
Kapankah akan berhenti dengan semua rasa kepedihan ini.
Kapankah akan berakhir semuanya ini.
Di atas tanahnya sendiri selalu di intimidasi
Oleh kaum militeris, kapitalis, dan Imperialis.
Diatas tanahnya sendiri Darah selalu mengalir terus.
Diatas tanahnya sendiri selalu ada ratapan dan air mata selalu meneteskan.
Tangis luka sedih di alam papua.
Kami orang asli papua selalu di bunuh begitu saja
Seperti binatang seperti tanpa ada norma.
Namun kami selalu bangkit berdiri untuk melawanmu
Kami tidak takut untuk maju meminta kebebasan
Karena kebebasan adalah hak segala bangsa.
Kami bangkit bersama kebenaran sang bintang kejora.
Kami akan hapuskan kolonialime,hancurkan imprealisme
Dan lawan militerisme sampai titik darah penghabisan.
Mahasiswa di Jawa
Alamku dirampas oleh kaum penindas
Air mataku selalu meneteskan di atas tanahku
Darahku selalu mengalir tak ada hentinya
Kepedihan di hati yang selalu menusuk di hatiku
Hatiku selalu gerimis dengan semua kejadian ini.
Tangisan anak negeri Papua terjadi dimana-mana
Saudarapun berubah jadi musuh /lawan.
Kapankah akan berhenti dengan semuanya ini?
Tangisan burung cenderawasih selalu meminta kebebasan
Tangisan anak Papua yang tak ada hentinya.
Burung cenderawasihpun ikut menangis meratapi
tangisan anak negeriku Papua yang sedang dianiaya
Tuhan kapankah engkau akan mengadili
Mereka yang membuat kesalahan dengan semuanya sendiri
Kapankah engkau melihat semua yang terjadi selama ini
Kapankah akan berhenti dengan semua rasa kepedihan ini.
Kapankah akan berakhir semuanya ini.
Di atas tanahnya sendiri selalu di intimidasi
Oleh kaum militeris, kapitalis, dan Imperialis.
Diatas tanahnya sendiri Darah selalu mengalir terus.
Diatas tanahnya sendiri selalu ada ratapan dan air mata selalu meneteskan.
Tangis luka sedih di alam papua.
Kami orang asli papua selalu di bunuh begitu saja
Seperti binatang seperti tanpa ada norma.
Namun kami selalu bangkit berdiri untuk melawanmu
Kami tidak takut untuk maju meminta kebebasan
Karena kebebasan adalah hak segala bangsa.
Kami bangkit bersama kebenaran sang bintang kejora.
Kami akan hapuskan kolonialime,hancurkan imprealisme
Dan lawan militerisme sampai titik darah penghabisan.
Mahasiswa di Jawa
0 thoughts on “Tangisan di West Papua”