Jalan Restorasi Ideologi Papua

Opini, kabarmapegaa.com. Jalan restorasi ideologi Papua adalah suatu masalah ideologi itu penting dan sudah melekat pada setiap manusia pada khususnya orang Papua. Ideologi merupakan pemikiran orang Papua berupa logika dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia Papua, justru juga menjadi pondasi utama untuk melawan ideologi yang berlaku di negara ini. 

Yang para revolusioner dunia, bukan para leluhur bangsa Papua yang sudah wasiatkan melalui berbagai sumber secara tertulis maupun lisan tentang ideologi Papua bungkamkan dalam kolam Buaya kolonialisme, kapitalisme, fasisme, anarkisme dan nepotisme Negara Republik Indonesia, terhitung telah jelang selama 57 tahun lamanya. Hak ideologi, demokrasi, dan netralisasi bagi anak putra pribumi Malanesia di Papua belum menemukan secara totalisasinya hanya realita bungkam oleh nepotisme dan ambisiusnya. 

Seringkali menelusuri bahwa keberadaan ideologi Papua itu telah dimana? Sangat bermasalah. Tentu, masih dalam garis perjuangan dan masih mencari itu jelas. Namun, menggagaskan dan gagasan alam nyatakan bahwa terkandung ideologi Papua merupakan suatu kata termulia yang menciptakan pemikiran orang Papua dan spirit hidup diantara manusia terutama bagi kaum muda, khususnya diantara cendikiawan atau intelektal dalam suatu masyarakat etnis Malanesia. 

Selama ini, di anggap wilayah yang luas dan begitu lengkap potensi alam yang berlimpah-limpah itu telah menjadi daerah rebutan bagi kapitalis dan Trikora atau Indonesia berklaim Papua itu Republik Indonesia. Pada hal, Papua ada ketika Tuhan ciptakan semesta bumi dan langit dunia ini. 

Untuk itu, kehadiran restorasi ideologi Papua, hanya nama Irian Jaya di ubah menjadi Papua barat itulah salah satunya jalan menuju revolusi ideologi Papua secara hakikinya. Tapi selain itu akan kemana? Karena kebebasan sepenuhnya ideologi yang layak miliki oleh orang Papua sendiri. 

Dalam ini telah mengandung makna di Papua sesuai dengan menurut tko ideologi “Psyco-analisis Foucault, mengatakan suatu perlawanan dengan kebenaran itu sejati.” Oleh karena itu, di ajak kaum penindas melawan penjajah Negara-negara Tirani salah satunya adalah Negara koloni Republik Indonesia. Untuk itu, berani bertindak belahan kebenaran, karena hukum mengatakan segera di hapuskan segala penjajah atau ulah kekerasan terhadap manusia lainnya, itu jelas dan fakta. 

Jikalau dirinya diakui sebagai negara kesatuan persatuan sebagai WNI kapan nyatakan di papua hal ini. Negara selalu realisasi di Papua hanya koloni bukan niatnya nasionalisme. Dan isu konkrit pelanggaran HAM sedang terobos secara sistematis di ranah global juga eksistensi tindakan kriminalisasi terhadap bangsa minoriltas kulit hitam, rambut kriting, etnis malanesia. Dan itu, aku Papua selamanya di Papua entah situasi bagimanapun karena itu takdir dari Maha Pencipta. 

Lihat saja, seperti apa histori Papua sejak aneksasi di dalam Indonesia, pada era jajahan oleh belanda sampai Kini. Sejarah jadi saksi dan garap sejarah itu mengajak bahwa di Papua daerah komunisme, fasisme, kolonialisme, konsevatisme, anarkisme, dan kapitalisme. Maka, mari bergandengan kaum penindas ciptakan belajar untuk lawan dan lawan hingga tertuju pada komitmen menuju jalan restorasi ideologi Papua secara semulanya. Artinya bebas dan lepas dari rantai pemusnaan etnis Malanesia. 

*) Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Tanah Papua

Editor: Frans Pigai