BREAKING NEWS
Search

Orang Papua Harus Belajar Dari Dampak Krisis Negara Nauru

Foto: Dok, Prib Nomen D/KM
Oleh: Nomen Douw 

ARTIKEL, KABARMAPEGAA.COM – Nauru adalah sebuah Negara kecil yang terletak di Pasifik selatan di kawasan Micronesia-Ocenian yang memiliki ibu Kota Yaren dengan jumlah penduduk 10.084.Nauru mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 31 Januari 1968.Nauru tumbuh menjadi negara yang sangat makmur dan kaya. Mereka membangun gedung-gedung tinggi. Mengimpor mobil-mobil dan pesawat-pesawat komersial mewah. Tak ada orang miskin di sana, apalagi gelandangan. Negara memberikan subsidi kehidupan bagi seluruh rakyatnya. Lebih dari 80% angkatan kerja diangkat menjadi pegawai negeri. 

Para pegawai ini tidak terikat jam kerja. Mereka boleh datang dan pergi sesuka hati. Para penganggur pun disubsidi oleh negara. Saking kayanya Nauru, tanpa bekerja pun para penduduk dapat merasakan hidup mewah. Rakyat tidak dikenakan pajak. Pendidikan dan kesehatan gratis, pangan disubsidi, pelajar yang ingin bersekolah ke luar negeri diberi beasiswa. Bahkan saking manjanya, penduduk Nauru enggan jadi pekerja lapangan. Pemerintahnya terpaksa mengimpor tenaga kerja dari Australia, Cina, Kiribati dan Tuvalu. 

Negara Nauru terkenal akan kekayaannya tak lain karena kotoran burung. Lebih dari 70% tanah Nauru terdiri atas endapan tahi burung Guano yang menumpuk selama ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Hal ini dikarenakan dulunya Nauru merupakan tempat bagi koloni besar burung Guano dan cadangan Fosfa yang sangat besar. Karena itu wajarlah kiranya negara yang masuk dalam daftar negara terkecil di dunia itu disebut-sebut sebagai negara kaya,dan diincar oleh banyak Negara Eropa. 

Lantas hal apa yang menyebabkan Nauru menjadi Negara yang bangkrut mendadak dan hidup merana,berikut 4 faktor penyebab kebangkrutan Negara Nauru: 

1. Eksplorasi Berlebihan 

Kekayaan membuat Nauru terlena. Mereka mengeksplorasi phospat, yang menjadi satu-satunya sandaran hidup negara itu secara besar-besaran, tanpa memikirkan masa depan. Hal ini mengakibatkan dua masalah serius. Pertama, eksplorasi besar-besaran itu membuat cadangan phospat Nauru menipis. Tahun 2006 menjadi tahun yang sangat berat bagi Nauru karena pertambangan-pertambangan besar Nauru tutup akibat ketiadaan phospat. Yang masih beroperasi hanyalah pertambangan skala kecil yang tak terlalu bisa diandalkan. Akibatnya pun pahit. Kini Nauru menjadi Negara yang bangkrut. 

2. Kerusakan Lingkungan 

Masalah kedua Nauru adalah kerusakan lingkungan. Masalah ini tak kalah seriusnya. Organisasi pencinta lingkungan Greenpeace mencatat, akibat pertambangan yang membabi buta, 90% wilayah Nauru kini tak layak huni (waste-land),dan memerlukan rehabilitasi secara besar-besaran. Sekarang di Nauru akan sangat sulit ditemukan kawasan hutan, semuanya hancur. Pohon-pohon kelapa pinggir pantai roboh semua. Dan jika di lihat dari udara, keadaan alam Nauru benar-benar mengerikan. 

3. Obesitas Yang Paling Tinggi Sejagat 

Orang yang kaya raya dan tidak bisa berpikir dengan jernih cenderung menjadi orang yang serakah dan rakus. Hal ini terjadi di Negara Nauru. Hampir semua warganya setiap hari hanya makan tak terkontrol, minum alkohol, dan merokok sehingga menyebabkan sebagian besar penduduk Nauru saat ini terjangkit Obesitas yang mengkhawatirkan bahkan Nauru dijuluki sebagai Negara dengan tingkat Obesitas tertinggi di dunia, ironis memang. 

4. Negara Tukang Hutang 

Kemalangan yang terjadi di Nauru tidak ada habisnya. Alam yang hancur, sumber daya alam yang habis membuat negara ini miskin. Bahkan pemerintahan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari negara tetangga. Hutang mereka mencapai 240 juta dolar, lebih besar dari APBN mereka sendiri. Nauru terpaksa melego propertinya untuk menutupi hutang seperti gedung pencakar langit Nauru House, Sydney's Mercure Hotel and Royal Randwick Shopping Center, hotel-hotel Downtowner and Savoy Park Plaza di Melbourne. Meski demikian, hutang tetap belum lunas, masih tersisa 33 juta dolar. Nauru jatuh dalam kubangan kemiskinan. Membayar sewa gedung saja mereka kini tak mampu. Lapangan terbang mereka pun kini ditutup karena tak punya dana melakukan perawatan. (http://www.hipwee.com/narasi/nauru-negara-kaya-kini-menderita/

Apa yang Orang Papua harus belajar dari pengalaman Negara Nauru diatas? 

Memang benar dunia pun mengakuinya kehebatan akan kekayaan alam tanah Papua hingga hari ini,memiliki hutan yang luas,memiliki emas yang banyak,punya kandungan minyak dan punya ekologi yang mengecutkan, tapi sudahkah kita menjaganya?,sudah puas dengan pujian-pujian itu? Apakah hidup kita sudah baik dengan apa yang kita miliki saat ini”? Ternyata kita belum sampai di sana”. 

Kita belum pada tahap yang di mana harus berkompetisi di era globalisasi besok. Kita hanya mengagan-agan karena dunia memuji kehebatan bumi kita Papua. Maka, kadang kala kita berpikir”kami punya segalanya jadi besok pasti kita hidup sejahtera,setelah kita merdeka dari Indonesia”,itu benar apabila kita siap menjadi pribadi yang berintelektual yang berkealihan pada bidannya. Sehingga hal ini dapat dikatakan bahwa tidak ada orang bodoh menggubah dunianya,artinya orang Papua harus pintar lalu melihat dengan jelih dan melakukannya. 

Papua harus belajar dari Negara Nauru yang mengeksploitasi secara berlebihan. PT Freeport sedang mengambil secara jumlah yang besar,hal ini sudah dilakukan bermula dari tahun 1967 Freeport mengeruk tembaga yang menjadi kekayaan alam milik masyarakat kecil hingga ini namun saat ini perusahaan asal Amerika itu,sedang dilanda masalah sangat rumit. Dari berbagai kalangan masyarakat Papua meminta agar Freeport segera ditutup karena mengancam kehidupan rakyat Papua secara umum, dari Aliansi Mahasiswa Papua dan From untuk West Papua melakukan aksi di depan kantor Freeport di Jakarta, masa aksi meminta agar PT Freeport segera ditutup dan berikan referendum sebagai solusi demokrasi bagi rakyat Papua. 

Kegiatan anti imperalis terus di bangun oleh solidaritas peduli hak politik di Papua namun pemerintah dan Freeport membisu dibalik skenario kepentingan di tanah Papua,mereka mengatur seakan di Papua tidak ada penghuni yang menetap di sana,menutup mata hidup rakyat kecil di tanah Papua.ini baru kandungan emas di alam baka Papua, sebagian besar sudah diambil habis lalu membangun negara blog barat dan Indonesia, saya tidak tahu akan terjadi apa nasib orang Papua ke depan karena Freeport bernafsu untuk terus mengambil hingga habis. Untuk itu dunia kita belum kiamat,belum ada kata cukup untuk terus bersuara untuk lawan kaum imperialis yang terus bernafsu mengambil kepunyaan kita,mari dukung dan bergabung dalam anti Imperialis, Kolonialisme dan Militerisme di tanah Papua. 

Bicara konteks ekologi,kita menjadi paru-paru dunia,namun kita perlu sadar akan menjaganya karena sekali hilang tidak bisa kita rehabilitasi kembali seperti semula adanya. Negara Nauru dahulu hidupnya damai karena ekosistem mereka sangat terjaga aman dan nyaman,namun setelah negara barat berdatangan ke pulau itu semua sirna,kehidupan orang Nauru tergesa-gesa, polusi penyakit dan mengalami krisis panggang yang dahsyat. Pengalaman ini perlu menjadi pelajaran bagi kita(orang Papua) lantaran Papua memiliki ekologi yang sungguh mengagumkan, sehingga perlu untuk kita berhati-hati menjalin kerja sama dengan investor asing yang datang dengan penawaran tertentu di daerah,karena sudah jelas dan terbukti bahwa mereka datang hanya untuk membawah penderitaan yang tiada ujungnya bagi rakyat. 

Obesitas yang paling tinggi bagi warga negara Nauru juga harus menjadi pengalaman yang perlu kita pegang sebagai pelajaran yang baik atas sebagian warga Nauru hampir semua warganya setiap hari hanya makan tak terkontrol,minum alkohol, dan merokok sehingga menyebabkan sebagian besar penduduk Nauru saat ini terjangkit Obesitas yang mengkhawatirkan bahkan Nauru dijuluki sebagai Negara dengan tingkat Obesitas tertinggi di dunia. Paling tidak hal ini terjadi karena Negara Nauru yang tiba-tiba kaya karena kekayaan alamnya yang kaya raya namun tidak bijak dalam manajemen kemajuan ekonomi,politik dan sosial bagi Negaranya,sehingga terjangkrit dalam problem yang sangat kritis. 

Papua dan Negara Nauru terletak di kawasan Ocenian-Melanesia, ada kesamaan walaupun secara historynya lain karena pastinya mengikuti filosofi hidup masing-masing yang berbeda. Namun ada kesamaan secara psikologi,artinya warga negara Nauru suka minum alkohol dan merokok hingga suka heppy, sama dengan masyarakat Papua saat ini jika dipandang dari kebiasaan hidup kini. Dan ada juga sisi buruk lain yang dimiliki warga Nauru yaitu gaya hidup mereka yang boros mempercepat kebangkrutan negerinya. Sehingga dari pengalaman hitam yang dimiliki Negara Nauru ini menjadi salah satu pelajaran buat orang Papua saat ini,karena kita tahu bahwa Tanah Papua memiliki kekayaan luar biasa yang harus orang Papua jaga,lestari dan manfaatkan dengan bijak dan baik. Untuk melakukan hal itu,tidak muda kita hanya bermimpi menjadi Negara yang maju dan sejahtera,untuk itu dalam hal ini manusia Papua harus pintar dan pintar,supaya kita tidak dimainkan oleh Negara-negara barat seperti kisah buruk perjalanan Negara Nauru di atas. (Frans P/KM)

*) Penulis adalah anak muda Papua



nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Orang Papua Harus Belajar Dari Dampak Krisis Negara Nauru