Dari Media Onlain WWW.Kabarmapegaa.Com Mengucapkan selamat Paskah 2017 bagi umat kristiani.( Ansel/KM) |
Oleh
Anselmus Gobai
Religious, Kabarmapegaa.com--Selamat
paskah, tuhan sudha bangkit. Mari kita rayakan dnegan gembira. Tuhan telah
mengalahkan dengan maut.melalui kebangkitan-Nya, Yesus mau menunjukkan bahwa ia
sungguh sunggu putra Allah dan member harapan kepada kita semua tentang adanya
kerajaan surga. Oleh karena itu sebaiknya kita bukan sekedar mengenangkan,
namun kita sunggu ikut bangkit bersama bersama dengan Yesus. Babtis yang kita
terima menjadikan kita ambil bagian dalam kebangkitan kristus ini.Bangkit
bersama kristus berarti kesediaan di utus untuk menjadi pelapor beradaban kasih
yang membawa damai dan kebaikan dimanapun kita berada.kehadiran anal, ibu,
Bapak sebagai satu keluarga adalagh bentuk konkrit yang di semangati oleh
kebangkitan yesus. Gereja kristus telah di tampakkan di dalam kebersaan kita
saat ibadah bersama yang sedang berduka cita mengalami kebangkitan kristus.Marilah
kita member kesaksian atas pengalaman kebangkitan ini dengan rasa hormat dan
penuh syukur. Prakata gereja katolik
Baciro Yogyakarta.
KAMIS PUTIH
Kamis
Putih adalah hari pertama dari Tri Hari Suci Paskah. Kamis Putih ini menandai
dimulainya Triduum Paskah. Pada hari ini kita merayakan kembali perjamuan Malam
Terakhir yang dilakukan Yesus bersama 12 Rasul.
Dikatakan
sebagai perjamuan terakhir karena pada malam itu Yesus dikhianati oleh
murid-Nya, Yudas Iskariot. Malam itu, Yesus menunjukkan kasih-Nya hingga rela
kehilangan nyawa bagi seluruh manusia di dunia. Pada malam itu Yesus
menyerahkan tubuh dan darahNya pada Bapa di Surga dalam wujud roti dan anggur
yang diberikan kepada para rasul untuk memberi kekuatan bagi mereka. Yesus juga
meminta apa yang Dia lakukan malam itu terus dilakukan oleh para pengikut-Nya.
Perayaan
pada Hari Kamis dalam Pekan Suci ini disebut Kamis Putih karena warna liturgi
hari itu didominasi warna putih. Imam mengenakan kasula (jubah luar) berwarna
putih. Bunga-bunga penghias altar juga didominasi warna putih. Warna putih ini
melambangkan kemuliaan dan kesucian.
Misa
Kamis Putih sebaiknya dilaksanakan pada malam hari seperti Yesus
melakukannya. Istilah the Last Supper menunjukkan bahwa kegiatan tersebut
dilakukan pada waktu malam. Perayaan Kamis Putih sebagai perayaan khusus
perjamuan Ekaristi yang diadakan oleh Tuhan Yesus pada Perjamuan Terakhir ini
ditetapkan sejak Konsili Hippo (393 M).
Ada
hal yang sedikit berbeda pada Misa Kamis Putih bila dibandingkan dengan Misa
yang biasa kita ikuti. Misa yang umumnya kita ikuti terdiri atas: Ritus
Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi, dan Ritus Penutup. Sedangkan Misa
Kamis Putih terdiri atas:
a.
Ritus
Pembuka
b.
Liturgi
Sabda dan Upacara Pembasuhan Kaki
c.
Liturgi
Ekaristi
d.
Pemindahan
Sakramen Mahakudus dan tuguran
Ritus Pembuka
Ritus
pembuka diawali dengan lagu pembuka dan berakhir setelah Imam menyampaikan doa
pembukaan. Hal khusus yang dilakukan pada Misa Kamis Putih adalah dibunyikannya
lonceng Gereja selama umat menyanyikan Gloria / Kemuliaan. Gloria ini selama
Masa Prapaskah tidak dinyanyikan. Pembunyian lonceng ini juga merupakan saat
terakhir lonceng gereja dibunyikan sebelum nanti mulai dibunyikan kembali saat
kita menyanyikan Gloria pada perayaan Malam Paskah.
Liturgi Sabda dan Upacara Pembasuhan Kaki
Liturgi
Sabda merupakan saat bagi kita mendengarkan dan merenungkan firman Tuhan.
Karena itu sikap kita yang terbaik adalah mendengarkan tanpa membaca teks yang
ada. Bacaan-bacaan yang telah kita dengar itu akan dijabarkan lebih lanjut oleh
Imam saat homili.
Upacara
Pembasuhan Kaki yang dilakukan setelah liturgi sabda dilakukan untuk mengenangkan
kembali kegiatan yang sudah dilakukan Yesus sebelum perjamuan malam terakhir
dilakukan. Orang-orang yang dibasuh kakinya adalah 12 orang laki-laki sebagai
lambang 12 Rasul Yesus. Pembasuhan kaki harus dilakukan oleh Imam, tidak boleh
diwakilkan pada Diakon. Alasannya, karena pada saat Misa, Imam adalah “Kristus
yang lain”.
Pembasuhan
kaki ini sendiri merupakan adat bangsa Yahudi yang dilakukan oleh para pelayan
kepada tuannya setelah mereka pulang dari berpergian sebelum makan. Tujuannya
untuk membersihkan tuannya dari kotoran dan debu. Makna dari pembasuhan kaki
itu sendiri bagi kita umat Katolik adalah untuk menyatakan kedatangan Yesus ke
dunia bukanlah untuk dilayani melainkan untuk melayani. Dan hal inilah yang
Yesus harap kita ikuti dan teladani. Upacara pembasuhan kaki ini diikuti dengan
doa umat.
Liturgi Ekaristi
Liturgi
Ekaristi dimulai dengan lagu persembahan. Bila ada kolekte yang dikumpulkan,
dapat diiringi dengan lagu Ubi Caritas est atau lagu lain yang sesuai. Uang
yang terkumpul juga sebaiknya diberikan untuk membantu yang miskin. Prefasi
yang digunakan pada Misa Kamis Putih juga prefasi konsekrasi yang khusus.
Pada
saat Doa Syukur Agung, Imam akan mengkonsekrasikan cukup banyak hosti untuk
keperluan Misa Kamis Putih dan komuni pada saat Ibadat Jumat Agung. Karena itu,
sebelum Misa Kamis Putih, tabernakel perlu dikosongkan. Hosti yang sudah
dikonsekrasikan pada misa sebelumnya yang disediakan untuk keperluan memberi
komuni pada orang sakit perlu dipindahkan ke tabernakel lain sebelum Misa.
Pemindahan Hosti ini dilakukan tanpa upacara khusus. Liturgi Ekaristi ini
berakhir pada saat Imam mengucapkan antiphon komuni.
Setelah
komuni, altar dibersihkan dari segala hiasan, kain altar dibereskan, dan tempat
air suci dikosongkan untuk diisi kembali saat upacara Malam Paskah. Salib besar
yang ada di belakang altar juga ditutup dengan kain ungu. Pada saat ini, sudah
tidak diperbolehkan lagi menggunakan musik yang meriah. Alat musik hanya
dibunyikan untuk membantu petugas agar dapat menyanyikan lagu dengan baik.
Pemindahan Sakramen Mahakudus dan Tuguran
Misa
Kamis Putih tidak diakhiri ritus penutup melainkan langsung dilanjutkan dengan
pemindahan Sakramen MahaKudus. Sakramen MahaKudus yang ditempatkan dalam
sibori ini akan diarak ke tempat yang telah disiapkan. Tempat yang disediakan
ini harus diatur sedemikian rupa agar tidak menyerupai makam atau gua. Hal ini
untuk menunjukkan bahwa kita bukan bersiap-siap melakukan pemakaman Yesus melainkan
mempersiapkan tempat bagi hosti yang akan dibagikan pada ibadat hari
berikutnya. Prosesi pemindahan Sakramen MahaKudus ini diiringi dengan lagu
Pange Lingua.
Tuguran
artinya berjaga-jaga. Ya, pada malam Kamis Putih ini kita akan berjaga-jaga
bersama-sama Yesus yang saat itu sedang berdoa kepada Bapa di Taman Getsemani.
Pada saat tuguran ini kita berdoa bersama-sama Yesus. Menemani Yesus menantikan
saat-saat dimulainya penderitaan yang harus Ia alami. Tuguran ini idealnya
dilakukan sepanjang malam sampai menjelang matahari terbit. Setiap umat Katolik
diharapkan beradorasi di hadapan Sakramen Mahakudus ini paling tidak selama
satu jam. Hal ini sebagai tanda kesediaan kita berada bersama Yesus.
Misteri Iman yang Kita Rayakan saat Kamis Putih
Dalam
Kamis Putih, ada tiga hal misteri iman yang kita rayakan. Ketiga misteri
iman tersebut adalah:
A. Teladan Melayani
Salah
satu hal yang dilakukan Yesus pada perjamuan terakhir adalah membasuh kaki para
murid. Menurut tradisi Yahudi, membasuh kaki adalah salah satu bentuk
penghormatan pada seseorang yang mempunyai status atau jabatan lebih tinggi
atau lebih terhormat. Kaki adalah anggota tubuh yang terletak paling bawah dan
biasanya paling kotor. Kaki juga penyangga seluruh tubuh kita dan dapat
membantu seluruh tubuh untuk dapat bergerak.
Membasuh
kaki adalah kewajiban para pelayan. Melalui peristiwa ini, Yesus mau
mengajarkan mengenai penghormatan dan teladan melayani, serta mengajarkan kita
untuk memperhatikan mereka yang berada paling bawah, tanpa memandang kasta.
Dengan teladan pembasuhan kaki ini, Yesus juga ingin mengajarkan bahwa pada
dasarnya semua manusia itu sama di mata Tuhan, memiliki hak dan martabat yang
sama, sehingga karena persamaan itulah semua manusia diharap dapat saling
melayani dengan penuh kasih.
Dalam
bahasa Inggris tradisional, hari Kamis Putih ini disebut Maundy Thursday. Sebutan
itu diambil dari antifon pertama upacara pembasuhan kaki yang dalam bahasa
Latin berbunyi: “Mandatum Novum” atau perintah baru: “Aku memberi perintah baru
kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah
mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yoh 13:34).
B. Pelembagaan Awal Mula Ekaristi
Misa
atau perayaan Ekaristi adalah warisan Yesus sendiri. Setiap kali kita mengikuti
Misa, bagian Doa Syukur Agung sebenarnya mengenangkan kembali apa yang
dilakukan Yesus pada perjamuan malam terakhir. Pada bagian konsekrasi dalam Doa
Syukur Agung, Yesus menawarkan Tubuh dan Darah-Nya, yang dilambangkan dalam
rupa roti dan anggur, sebagai salah satu sarana pengampunan dan kehidupan serta
keselamatan kekal bagi umat manusia. Yesus telah menganugerahkan hidupNya
sendiri, agar kita mampu mengabdi Tuhan dan menolak semua godaan setan. Dengan
memberikan tubuh dan darah-Nya kepada kita, kita semua hidup karena Dia dan
oleh Dia.
C. Inisiasi Imamat Para Imam
Kamis
Putih ini juga merupakan pesta imamat bagi para Imam. Mengapa demikian? Karena
Pada perjamuan terakhir inilah untuk pertama kalinya Yesus mewujudkan peranNya
sebagai imam. Pada Perjamuan Malam Terakhir, Yesus juga meletakkan dasar
sakramen Imamat. Yesus memilih para rasul-Nya sebagai imam-imam dan uskup-uskup
pertama, serta memberi mereka kuasa untuk mempersembahkan kurban Misa.
Pada
pagi hari Kamis dalam minggu suci ini (atau pada hari lain yang masih
berdekatan dengan itu), para imam yang ada di suatu keuskupan akan berkumpul di
Katedral atau di gereja lain yang ditunjuk untuk bersama-sama memperbaharui
janji imamat mereka. Pada kesempatan yang sama, akan diberkati pula minyak-minyak
yang akan digunakan untuk sakramen krisma, sakramen perminyakan orang sakit dan
katekumen. Minyak yang telah diberkati dalam misa ini akan dibawa pulang ke
gereja paroki atau stasi tempat para Imam bertugas. Karena Kamis Putih
merupakan juga peringatan inisiasi imamat, seluruh Imam wajib mempersembahkan
misa pada hari tersebut.
Penutup
Setelah
membaca artikel di atas, mungkin kita baru menyadari betapa banyak hal yang
ternyata kita peringati pada hari Kamis Putih. Hari yang ditandai dengan warna
putih yang menunjukkan kemuliaan ini juga menjadi awal bagi banyak hal. Meski
di hari berikutnya Yesus menjalani penderitaan, kita dapat terus percaya bahwa
Yesus telah meninggalkan warisan terbaik untuk kita.
JUMAT AGUNG
Apa
yang berbeda di gereja atau di tempat lain saat Jumat Agung? Suasana yang
sunyi, nyanyian tanpa musik, altar yang kosong, tabernakel terbuka lebar, lampu
merah yang menandakan kehadiran Tuhan dipadamkan. Ya, Jumat Agung adalah hari
di mana kita memperingati sengsara dan wafat Kristus. Pada hari itu, seluruh
umat Katolik diharapkan untuk bertobat melalui tindakan pantang dan puasa. Satu
hal penting yang perlu dipahami adalah seluruh perayaan yang kita lakukan pada
Jumat Agung bukanlah Perayaan Ekaristi melainkan ibadat.
Mengapa
demikian? Karena pada hari Jumat Agung, tidak ada peristiwa konsekrasi yang
biasa dilakukan Imam saat Doa Syukur Agung. Pada hari Jumat Agung itu, justru
Yesus sendiri yang dikorbankan sebagai penyelamat manusia. Komuni yang
dibagikan pada ibadat Jumat Agung adalah Hosti yang telah dikonsekrasikan pada
malam sebelumnya (Kamis Putih). Hal khusus lain yang perlu diperhatikan,
sakramen yang boleh diberikan pada hari Jumat Agung hanyalah Sakramen
Tobat/Rekonsiliasi dan sakramen perminyakan orang sakit.
Bagian-bagian Ibadat Jumat Agung
Ibadat
Jumat Agung sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada waktu yang dianggap
pas, asal tidak lewat dari jam 9 malam. Maksud pengaturan jam tersebut agar
kita sebagai umat dapat lebih memaknai wafat Yesus yang terjadi sekitar pukul
15.00. Ibadat Jumat Agung sendiri terdiri dari 3 bagian inti:
A. Ibadat Sabda
Ibadat
Sabda adalah bagian awal dari Ibadat Jumat Agung. Ibadat Sabda terdiri atas
beberapa bagian: perarakan Imam dan petugas misa, pembacaan sabda Tuhan, Passio
Yesus Kristus, homili/waktu hening, dan doa umat meriah.
Ibadat
Sabda diawali dengan perarakan Imam dan para misdinar. Perarakan ini dilakukan
tanpa suara, tanpa lagu. Pada saat berada di depan altar yang kosong, imam dan
petugas misa akan menelungkup di tanah selama beberapa saat sambil mengucapkan
doa dalam hati. Tindakan ini sebagai tanda rendahnya martabat manusia dan duka
mendalam yang sedang dialami Gereja. Setelah Imam dan para misdinar duduk,
mulai dibacakan bacaan pertama yang dilanjutkan dengan dinyanyikannya mazmur
tanggapan serta pembacaan bacaan kedua. Bacaan Injil diambil dari Injil
Yohanes. Bacaan Injil yang menceritakan kisah sengsara Yesus ini dibacakan
dengan cara dilagukan oleh tiga orang petugas yang mengambil peran sebagai
narator, Yesus, dan beberapa peran lain. Sebelum menyanyikan Passio Yesus
Kristus, para petugas ini akan diberkati terlebih dahulu oleh Imam yang
memimpin ibadat. Pada beberapa ibadat, kadangkala Imam ikut berdiri bersama
petugas Passio. Passio Yesus Kristus ini diikuti dengan homili singkat atau
waktu hening untuk merenungkan wafat Kristus.
Homili
atau waktu hening ini akan diikuti dengan doa umat meriah. Intensi doa umat
pada ibadat Jumat Agung ini cukup banyak. Intensi yang didoakan saat doa umat
meriah ini adalah intensi umum gereja dan intensi-intensi yang disesuaikan
dengan kepentingan gereja lokal di mana ibadat Jumat Agung dilaksanakan.
Intensi doa ini dinyanyikan oleh Imam atau diakon sedangkan pada bagian doa
dapat dibacakan bersama dengan umat. Saat intensi doa dinyanyikan umat
berlutut. Umat berdiri saat doa dibacakan.
B. Penghormatan / Penciuman Salib
Upacara
penghormatan salib ini ditandai dengan perginya Imam atau Diakon dan misdinar
keluar untuk mengambil salib yang akan diarak masuk ke dalam gereja. Tidak ada
ketentuan mengenai ukuran dan jenis kayu yang digunakan. Namun, perlu
diperhatikan makna perarakan salib itu sebagai tempat di mana Yesus telah wafat
untuk membebaskan manusia dari dosa. Salib ini dipanggul oleh Imam atau Diakon
dan diarak dari bagian belakang gereja atau tempat ibadat menuju altar.
Pada
saat perarakan salib, ada tiga tempat di mana kayu salib berselubung kain ungu
yang dipanggul akan diangkat untuk ditunjukkan kepada umat. Di bagian belakang
gereja, bagian tengah gereja, dan di depan altar. Pada saat kayu salib
diangkat, Imam akan melagukan ajakan pada umat untuk melihat pada kayu salib.
Umat diharap menjawab ajakan itu. Pada setiap selesai ajakan, perlu diberi
waktu hening sebentar agar umat dapat merenungkan wafat Kristus. Selain itu,
pada setiap perhentian, selubung kain ungu dibuka satu per satu hingga saat di
depan altar, salib tidak diselubungi kain ungu lagi. Setelah salib diletakkan
di depan altar, Imam serta diakon dan para misdinar akan mencium salib sebagai
tanda penghormatan dan cinta. Selanjutnya Imam akan memegang salib tersebut dan
memberi kesempatan pada umat untuk memberi penghormatan pada salib. Pada ibadat
Jumat Agung yang dihadiri oleh banyak umat, misdinar dapat membantu proses
penghormatan salib dengan membawa salib-salib lain untuk dapat dihormati oleh
umat. Selama upacara penghormatan salib, dinyanyikan lagu-lagu atau himne untuk
mengenangkan misteri keselamatan. Penghormatan terhadap salib yang paling umum
dilakukan adalah mencium salib. Namun ada negara memiliki tradisi meletakkan
rangkaian bunga di salib.
C. Komuni
Bagian
terakhir dari ibadat Jumat Agung adalah Komuni. Sebelum upacara komuni ini
berlangsung, misdinar akan memberi kain putih di altar yang tadinya kosong.
Altar perlu diberi alas karena pada upacara komuni ini akan diletakkan Hosti
yang telah dikonsekrasikan pada misa malam sebelumnya. Hosti yang diletakkan
dalam sibori diarak masuk ke dalam gereja oleh Imam atau Diakon dengan diiringi
oleh 2 orang misdinar membawa lilin.
Upacara
komuni diawali dengan ajakan Imam untuk menyanyikan doa Bapa Kami. Selama
ibadat Jumat Agung, tidak ada salam damai. Setelah doa Bapa Kami, Imam akan
langsung mengucapkan ritus komuni seperti yang kita kenal bila mengikuti Misa
harian atau Misa hari Minggu. Setelah pembacaan ritus komuni, hosti dibagikan
kepada umat. Bila ada hosti yang sisa, hosti yang diletakkan dalam sibori itu
akan kembali diarak untuk diletakkan di tempat penyimpanan semula. Setelah
Hosti dikembalikan ke tempat penyimpanan semula, kain putih altar dapat dilipat
kembali.
Bagian
terakhir dari Upacara Komuni yang juga merupakan penutup ibadat Jumat Agung
adalah doa dan berkat penutup. Setelah memberikan berkat penutup, Imam dan
petugas lain akan meninggalkan altar tetap dalam suasana hening tanpa nyanyian.
Salib ditinggalkan di depan altar bersama beberapa lilin menyala agar umat
dapat terus menghormati dan berdoa hening.
Penutup
Jumat
Agung mungkin memang hari paling menyedihkan dalam Gereja Katolik, karena pada
hari itu kita mengenangkan wafat Kristus. Pada hari itu kita diingatkan bahwa
kita adalah pendosa namun dosa-dosa kita telah ditebus melalui kematian Yesus
di kayu salib. Karena itu, layaklah bila kita menunjukkan rasa hormat kita
dengan mempersembahkan seluruh dosa kita kepada Tuhan melalui sakramen
rekonsiliasi. Melalui penerimaan sakramen rekonsiliasi, kita dilahirkan menjadi
manusia baru yang memiliki hubungan erat dengan Tuhan.
SABTU SUNYI
Setelah
hari jumat kita mengikuti Ibadat Jumat Agung untuk mengenangkan sengsara dan
wafat Kristus, pada hari Sabtu pagi sampai menjelang malam, Gereja seperti
tidak melakukan kegiatan peribadatan apapun. Tabernakel masih terbuka dan lampu
Tuhan juga masih mati. Selain itu, kalau kita perhatikan, tempat air suci di
pintu-pintu masuk gereja juga dikeringkan. Suasana terasa muram. Sakramen yang
boleh dibagikan pada hari tersebut pun hanya sakramen tobat dan sakramen
perminyakan orang sakit. Mengapa demikian? Gereja memang tidak melakukan
kegiatan peribadatan apa pun selama Sabtu Sunyi karena Gereja sedang
mengenangkan Yesus yang berada di dalam makam. Sepanjang pagi sampai sore di
hari Sabtu itu, Gereja mengajak umat untuk hening dan merenungkan sengsara dan
wafat Kristus; mengetahui bahwa Yesus sedang turun ke dunia orang mati; dan
menanti dengan penuh kerinduan kebangkitan Yesus dengan berdoa dan berpuasa.
Rahmat khusus dari Sabtu sunyi adalah keheningan yang penuh kasih dan harapan.
Sebenarnya
misteri apa yang kita kenangkan saat Sabtu Sunyi dan siapa yang kita teladani?
Saat
Sabtu Sunyi kita mau mengenangkan terpenuhinya rencana Allah bagi kita. Allah
sangat mencintai kita dengan mengirimkan Putera-Nya sendiri bagi kita. Itu
artinya Allah telah mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya. Sabtu Sunyi memang
terkesan kosong tapi itu sebenarnya adalah hari istirahat Kristus. Ya, Kristus
telah menyelesaikan semua tugas yang harus Ia emban. Pada hari Sabtu Sunyi,
Yesus beristirahat dalam makam karena Ia telah memperoleh kemenangan. Yesus
perlu beristirahat untuk menantikan waktu kebangkitan-Nya.
Kita
umat Katolik percaya bahwa Yesus benar-benar wafat. Jiwa-Nya benar-benar
terpisah dari raga-Nya. Pada saat raga Yesus beristirahat dalam makam, jiwa
Yesus turun ke dunia orang mati mencari Adam dan Hawa. Yesus menarik mereka
keluar dari dunia orang mati. Hal ini merupakan tanda Yesus memberi kehidupan
baru bagi Adam dan Hawa, kehidupan baru inilah yang kita terima pada hari Sabtu
Sunyi. Selain mencari Adam dan Hawa, Yesus juga turun ke dunia orang mati untuk
mengunjungi semua orang yang telah datang sebelum Dia untuk mewartakan sukacita
kebangkitan. Tokoh yang dapat kita teladani dalam menjalani Sabtu Sunyi adalah
Bunda Maria. Setelah Yesus wafat di kayu salib, Bunda Maria pulang bersama
Yohanes. Bunda Maria tinggal di rumah Yohanes sebagaimana permintaan Yesus saat
berada di salib.
Kita
bisa membayangkan kesedihan mendalam yang dialami Bunda Maria karena Puteranya
telah wafat. Namun, Bunda Maria tidak terus menerus bermuram durja. Ia berdoa
menantikan pemenuhan janji keselamatan dari Allah. Kita umat Katolik diharapkan
menjalani Sabtu Sunyi seperti Bunda Maria. Kita diharapkan untuk berdoa dalam
suasana hening menantikan dengan rindu kebangkitan Kristus.
MALAM PASKAH
Berbeda
dengan suasana Sabtu Sunyi yang hening. Malam Paskah adalah saat di mana kita
merasakan sukacita sambil berjaga-jaga menantikan kebangkitan Tuhan. Yesus yang
wafat akhirnya beralih dari alam kematian menuju kebangkitan. Pada perjanjian
lama, Malam Paskah merupakan peristiwa penantian lewatnya Tuhan di tanah Mesir
untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Firaun. Saat Malam Paskah ini
umat Katolik juga akan mengenangkan kembali Sakramen Babtis yang telah
diterima. Sakramen Baptis sendiri merupakan tanda diterimanya kita sebagai
anggota keluarga Gereja Katolik. Karena itulah, Malam Paskah selalu dirayakan
secara meriah.
Malam
Paskah dapat juga disebut dengan vigili Paskah. Vigili berasal dari kata bahasa
Latin vigilis
yang artinya berjaga-jaga atau bersiap-siap. Karena itu, pada perayaan malam
Paskah ini kita berjaga-jaga bersama Yesus. Bersiap-siap menantikan peralihan
Yesus dari alam kematian menuju kehidupan.
Untuk
dapat lebih memaknai peristiwa penantian kebangkitan Tuhan itu, akan lebih baik
bila misa Malam Paskah dilaksanakan pada malam hari sampai sebelum fajar menyingsing.
Intinya, jangan sampai perayaan pada Malam Paskah mengganggu misa yang akan
dilaksanakan pada Minggu Paskah. Karena misa pada Minggu Paskah adalah misa
yang penting untuk diikuti. Perayaan Malam Paskah seringkali dikatakan sebagai
perayaan terpanjang dalam liturgi Gereja Katolik. Hal itu disebabkan banyaknya
simbol/lambang liturgis yang dikenangkan saat perayaan ini dilakukan. Tata cara
perayaan malam Paskah yang saat ini dijalankan oleh Gereja Katolik didasarkan
pada dekrit Ad Vigiliam
Paschalem (tentang Vigili Paskah) yang dikeluarkan oleh Paus
Pius XII pada tahun 1951.
Berdasarkan
dekrit tersebut, perayaan malam Paskah tersusun atas 4 bagian besar, yaitu:
A. Upacara Cahaya
Bagian
pertama dari perayaan Malam Paskah adalah upacara cahaya dan Madah Pujian
Paskah. Bagian ini penuh dengan tindakan dan gerakan simbolik. Karena itulah,
upacara cahaya selalu diawali dengan penjelasan singkat tentang maksud
diadakannya perayaan Malam Paskah secara keseluruhan. Tujuannya agar umat
mengerti dan akhirnya dapat mengikuti keseluruhan perayaan dengan baik.
Upacara
cahaya sebaiknya dilakukan di luar gereja, dalam kondisi gelap gulita. Saat
upacara cahaya, Imam memberkati api baru yang saat dinyalakan langsung mengusir
kegelapan dan memberikan terang ke sekeliling tempat upacara cahaya itu
dilakukan. Hal ini diibaratkan seperti Yesus yang merupakan cahaya terang dalam
kehidupan kita yang kadang kala gelap. Setelah memberkati api baru, Imam akan
memberkati lilin Paskah yang akan dinyalakan selama masa Paskah pada saat
perayaan Ekaristi di Gereja. Lilin Paskah yang digunakan haruslah lilin yang
baru dan ukurannya disesuaikan untuk keperluan masa Paskah. Pada lilin Paskah
itu Imam menorehkan tanda salib (+), lambang alpha (Α) dan omega (Ω) dan angka
tahun di mana perayaan Malam Paskah dilakukan. Tindakan Imam tersebut untuk
menegaskan bahwa Yesus telah ada sejak dulu sampai sekarang, bahwa Ia adalah
sang awal dan sang akhir, dan bahwa segala kemuliaan dan kekuasaan adalah milik
Yesus sepanjang segala abad. Setelah itu Imam akan menancapkan 5 biji dupa di
atas gambar salib yang dikelilingi lambang alpha – omega dan angka tahun.
Kelima biji dupa itu melambangkan 5 luka Yesus yang didapat saat Ia disalib.
Setelah menancapkan biji-biji dupa, Imam akan menyalakan lilin Paskah tadi
dengan api yang telah diberkati.
Lilin
Paskah yang telah dinyalakan kemudian akan diarak masuk oleh Imam/Diakon ke
dalam gereja. Umat mengikuti di belakang. Saat perarakan, tidak ada penerangan
lain yang dinyalakan. Peristiwa ini untuk mengenangkan kembali perjalanan
bangsa Israel di padang gurun setelah keluar dari tanah Mesir. Pada waktu malam
mereka hanya dibimbing oleh tiang api. Selain itu, tidak adanya penerangan lain
selain lilin Paskah juga melambangkan kita sebagai umat Kristiani yang mengikuti
Kristus, satu-satunya Sang Terang, yang telah bangkit. Pada saat perarakan ini
lilin akan 3 kali diangkat (di awal perarakan, di tengah, dan di depan altar)
sambil menyanyikan “Kristus, cahaya dunia” dan dijawab dengan nyanyian pula
oleh umat “Syukur kepada Allah” sambil berlutut.
Sesampai
di depan altar, lilin Paskah diletakkan di tempatnya. Lalu lilin yang telah
dibawa oleh petugas misa dan umat dapat dinyalakan menggunakan api yang berasal
dari lilin Paskah. Berkaitan dengan hal ini, kadang ada umat yang tidak sabaran
lalu menyalakan lilin menggunakan korek api yang dia bawa. Hal ini tidak
diperkenankan karena menyalakan lilin kita menggunakan api dari lilin Paskah
menjadi pertanda bahwa kita adalah penerus karya Kristus di dunia. Kita diharapkan
juga dapat menjadi terang bagi orang lain karena kita telah diterangi oleh
Yesus sendiri. Lilin Paskah ini sendiri akan dinyalakan selama masa Paskah
sampai pada sore hari menjelang Pesta Kenaikan Tuhan. Lilin Paskah yang
dinyalakan terus-menerus ini melambangkan Yesus yang telah bangkit namun tetap
hadir di tengah murid-muridNya. Setelah Imam dan para penolongnya sampai di
panti imam (panti imam adalah tempat di sekitar altar yang hanya diperuntukkan
bagi Imam, diakon dan misdinar), Imam atau diakon akan menyanyikan Madah Pujian
Paskah (Exultet). Madah Pujian Paskah ini mewartakan keseluruhan misteri Paskah
yaitu kisah keselamatan umat manusia karena dosa-dosa manusia telah ditebus
oleh Yesus sendiri.
B. Liturgi Sabda
Bagian
kedua dari upacara malam Paskah adalah Liturgi Sabda. Pada bagian ini dibacakan
ayat-ayat dari perjanjian lama dan perjanjian baru. Seluruh bacaan ini
diselingi dengan mazmur dan doa singkat yang dipimpin oleh Imam agar umat dapat
merenungkan misteri keselamatan dengan baik. Secara keseluruhan terdapat 9
bacaan pada liturgi sabda yang terdiri atas 7 bacaan perjanjian lama dan 2 dari
perjanjian baru (1 bacaan dari Surat Paulus kepada jemaat di Roma dan 1 bacaan
Injil). Keseluruhan bacaan Perjanjian Lama, bila dibaca secara lengkap menceritakan
kisah penyelamatan mulai dari kisah penciptaan dunia hingga pewartaan janji
keselamatan Allah oleh para nabi. Untuk beberapa alasan, bacaan dari Perjanjian
Lama kadang kala tidak seluruhnya dibacakan saat misa di gereja. Namun ada 3
bacaan dari Perjanjian Lama yang wajib dibacakan yaitu Kisah Penciptaa, Kisah
Pengorbanan Ishak oleh Abraham, dan penyeberangan Laut Merah. Setelah selelsai
membaca bacaan dari Kitab Perjanjian Lama, Gloria (Madah Kemuliaan) dinyanyikan
secara meriah sambil membunyikan lonceng. Sebelum menyanyikan Gloria, lilin
altar dan lampu gereja dapat dinyalakan sedangkan lilin umat yang tadi
dinyalakan dapat dipadamkan.
Bacaan
setelah Gloria diambil dari surat Paulus kepada umat di Roma. Bacaan ini
disebut bacaan epistola. Bacaan epistola ini mengingatkan kita kembali sebagai
murid-murid Yesus yang telah menerima babtisan ikut mati bersama Dia dan akan
dibangkitkan pula bersama Dia. Jadi bacaan ini mendorong kita lebih jauh dalam
misteri Paskah.
Alleluya
pada bait pengantar Injil yang dinyanyikan setelah bacaan epistola. Alleluya
dilagukan 3 kali dan tiap kali nadanya dinaikkan. Alleluia ini dilagukan oleh
Imam atau Diakon atau bila tidak memungkinkan oleh petugas. Teks bait pengantar
Injil diambil dari Mazmur 117. Injil yang dibacakan pada malam Paskah ini
mewartakan kebangkitan Tuhan. Bacaan Injil ini merupakan puncak dari liturgi
sabda. Setelah Injil dibacakan, Imam akan memberikan homili.
C. Liturgi Babtis
Liturgi
Babtis merupakan bagian ketiga dari perayaan Malam Paskah. Pada bagian ini kita
merayakan perjalanan Yesus dan perjalanan kita sendiri. Perjalanan
dibersihkannya kita dari dosa asal. Di Gereja-gereja yang memiliki bejana
babtis, bagian ini akan terasa istimewa. Apalagi bila ada pada perayaan Malam
Paskah itu dilakukan pembabtisan bagi katekumen yang sudah menjalani masa
persiapan selama sekitar satu tahun.
Liturgi
babtis diawali dengan pemberkatan air yang ada dalam bejana babtis. Setelah itu
akan dinyanyikan Litani Para Kudus. Nama Santo dan Santa yang disertakan dalam
Litani Para Kudus ini dapat disesuaikan dengan keperluan gereja setempat. Hal
yang istimewa adalah bila pada perayaan Malam Paskah ada penerimaan Sakramen
Babtis, nama Santo dan Santa yang digunakan oleh para calon babtis sebagai nama
babtis sebaiknya disertakan saat menyanyikan Litani Para Kudus. Litani Para
Kudus ini diikuti dengan pemberkatan air suci.
Pada
bagian ini, lilin Paskah akan dicelupkan tiga kali ke dalam air yang diletakkan
dalam bejana babtis. Pemberkatan air itu menjadi tanda pengudusan air suci
karena telah dipersatukan dengan Yesus, Sang pemberi hidup baru. Air yang telah
dicelupi lilin paskah ini nanti akan digunakan untuk keperluan penerimaan
Sakramen Babtis pada perayaan Malam Paskah atau disimpan pada bejana babtis
untuk keperluan penerimaan Sakramen Babtis pada kesempatan-kesempatan lain. Ada
atau tidak ada calon babtis yang akan menerima Sakramen Babtis pada Perayaan
Malam Paskah, air yang telah diberkati melalui pencelupan lilin Paskah tersebut
akan direcikkan kepada umat yang hadir untuk mengingatkan kembali kehidupan
baru yang telah diterima melalui babtis.
Pemberkatan
air suci akan diikuti dengan penerimaan Sakramen Babtis pada calon Babtis.
Upacara penerimaan Sakramen Babtis ini akan diikuti dengan pembaharuan janji babtis.
Saat mengucapkan pembaharuan janji babtis ini, sekali lagi lilin yang dibawa
umat dinyalakan menggunakan api yang berasal dari lilin Paskah. Pembaharuan
janji babtis ini menjadi tanda kesiapsediaan kita untuk berbalik dari segala
dosa kita dan kembali keoada Tuhan. Setelah mengucapkan pembaharuan janji
babtis, umat akan direciki dengan air suci. Liturgi Babtis ini diakhiri dengan
doa umat.
D. Liturgi Ekaristi
Liturgi
Ekarist yang menjadi bagian akhir dari perayaan Malam Paskah merupakan puncak
dari keseluruhan liturgi Paskah. Pada bagian ini kita merayakan kembali
pengurbanan Yesus di kayu salib, hadirnya Kristus yang telah bangkit. Pemenuhan
inisiasi umat Kristiani, dan penantian akan Paskah abadi. Perlu ditekankan agar
bagian ini tidak dilakukan dengan tergesa-tergesa. Terutama bila pada perayaan
Malam Paskah ada Upacara Babtis. Hal ini penting karena para babtisan baru itu
untuk pertama kalinya mengikuti liturgi Ekaristi sebagai anggota penuh gereja.
Liturgi
Ekaristi diawali dengan persembahan, yang dilanjutkan prefasi Paskah dan Doa
Syukur Agung. Doa Syukur Agung ini sebaiknya dilagukan. Komuni yang dibagikan
pada kesempatan Malam Paskah ini bila memungkinkan dapat diberikan dalam dua
rupa, hosti dan anggur. Pada kesempatan ini pula, para babtisan baru akan
menerima Sakramen Ekaristi pertama mereka.
Bagian
akhir dari Liturgi Ekaristi Malam Paskah yang juga menutup keseluruhan
rangkaian perayaan Malam Paskah adalah pemberian Berkat Meriah Paskah. Berkat
meriah ini diberikan dengan cara dilagukan bersahut-sahutan antara Imam dan
umat. Berkat meriah Paskah diakhiri dengan perutusan.
Dikarenakan
pentingnya Malam Paskah ini, setiap petugas yang terlibat sangat diharapkan
untuk berlatih terlebih dahulu. Imam yang memimpin perayaan Paskah ini juga diharapkan
memiliki pemahaman mendalam tentang keseluruhan liturgi yang berlangsung pada
perayaan ini.
MINGGU PASKAH
Minggu
Paskah disebut juga Hari Raya Kebangkitan Tuhan. Hari ini adalah puncak
peringatan liturgi Gereja Katolik. Hari Raya Kebangkitan Tuhan ini adalah hari
raya dari segala hari raya. Hari itu menjadi hari yang amat istimewa karena
Yesus telah bangkit dari kematian. Yesus telah mengalahkan dosa dan maut dengan
kebangkitan-Nya. Melalui kebangkitan-Nya, Yesus mau menunjukkan bahwa Ia sungguh-sungguh
Putera Allah dan memberi harapan pada kita tentang adanya kerajaan Surga. Hal
yang membedakan perayaan Ekaristi pada hari ini dengan perayaan Ekaristi pada
hari Minggu atau hari raya yang lain adalah digantinya seruan tobat dengan
pemercikan air suci. Air suci yang digunakan untuk memerciki umat adalah air
yang telah dikuduskan pada perayaan Malam Paskah. Air itu pula yang ditempatkan
di pintu masuk gereja untuk digunakan umat menyucikan diri saat akan memasuki
gereja.
Selain
adanya pemercikan air suci, pada hari ini juga dilagukan Madah Paskah yang
mewartakan kebangkitan Yesus. Madah Paskah ini dilagukan sebelum bait pengantar
Injil.
Lilin
Paskah yang telah dinyalakan dengan Api Baru pada perayaan Malam Paskah
ditempatkan di posisi yang cukup tinggi dekat altar. Lilin Paskah ini
dinyalakan sepanjang masa Paskah yang berlangsung selama 50 hari pada saat
ibadat pagi atau sore atau bila ada perayaan Ekaristi. Bila masa Paskah telah
berakhir, lilin Paskah ini tetap disimpan dan dinyalakan bila ada upacara
penerimaan Sakramen Babtis. Lilin calon babtis akan dinyalakan menggunakan api
dari lilin Paskah ini. Pada Upacara pemakaman, lilin Paskah sebaiknya
dinyalakan di dekat peti sebagai tanda bahwa kematian juga merupakan suatu
perjalanan bagi orang Kristiani. Lilin Paskah ini sebaiknya tidak ditempatkan
atau dinyalakan di panti Imam pada masa di luar masa Paskah.
PENUTUP
Tiga
hari Suci (Triduum) Paskah: Kamis Putih, Jumat Agung, Malam Paskah-yang diikuti
dengan Hari Raya Kebangkitan Tuhan adalah saat-saat terpenting dalam tahun
liturgi Gereja Katolik. Pada hari-hari itu kita diingatkan kembali bahwa Yesus
bersedia mati untuk menebus dosa-dosa kita dan dibangkitkan. Karena itu,
kematian bukan lagi akhir dari hidup kita melainkan awal dari kehidupan baru.
Selamat Paskah, selamat menjalani kehidupan baru dalam Tuhan.
Sumber:
Circular
Letter Concerning the Preparation and Celebration of the Easter Feast
Congregation for Divine Worship
Bahan
pengajaran Liturgi Triduum Komunitas EmmanuelMajalah Fraternitas April 2010PAX
ET BONUMArtikel ini diarsipkan di: http://indonesian-papist.blogspot.com/2011/03/puncak-liturgi-gereja-katolik-tiga-hari.html
buku panduan misa paskah Gereja Katolik Baciro Yogyakarta 2017.
0 thoughts on “SELAMAT PASKAH 2017 : Tiga Hari Suci dan Minggu Paskah ”