BREAKING NEWS
Search

Malanesia Indigenous Students, Mahasiswa Pribumi Malanesia


MELANESIA
INDIGENOUS
STUDENTS

MAHASISWA
PRIBUMI
MELANESIA

PAPUA DULU, SEKARANG, & KE DEPAN


 

I.                     PAPUA PADA ZAMAN PURBA
Papua pada zaman dahulu terbentuk dari bebatuan sedimen bagian utara pantai australia yang mendorong ke atas yang diakibatkan oleh tumbuhkan (pergerakan konvergen) antara lempeng pasifik dan lempeng indo-australia di bawah lempeng benua eurasia pada zaman cretaceous akhir sekitar 65 juta tahun yang lalu. Saat itu pulau-pulau lain di indonesia menyatu dengan asia timur yang disebut dengan indo-china, sehingga dari dahulu papua serta kepulauan pasifik tidak pernah bersatu dengan benua eurasia sepertinya kepulauan  indo-china.
Pada saat terjadi pergerakan konvergen yang diakibatkan oleh energi dari dalam bumi, maka terjadilah keluarnya magma dari lapisan mantle bumi sehingga terjadi vulkanisme besar-besaran di daerah jajaran pegunungan tengah papua (pulau  convergen land) pada zaman itu, setelah terjadi vulkanisme, di atasnya diselimuti oleh es/salju abadi yang tersisah dari cairan es di kutub selatan.
Hasil dari beberapa kali letusan proses magmatisme yang terjadi dan prosesnya sedang berlanjut sampai saat ini, maka pulau  papua saat ini sampai kedepan menjadi kaya akan sumber daya mineral, sehingga sebagiannya dieksploitasi oleh PT.Freeport Indonesia di areal pegunungan  salju abadi pulau papua (pulau convergen land).
II.                    AWAL PENEMUAN PULAU PAPUA
Pada awalnya papua diberi nama oleh para ekspedisi (pelaut) dari spanyol yang disebut sebagai “Nova Guinea” berdasarkan hasil kunjungan awal yang pernah ditemui salah satu pulau di benua afrika yang disebut juga “Guinea” alasan mereka bahwa semua flora, fauna, serta manusia yang hidup di pulau papua sama persis dengan mereka yang ada di afrika. Menurut para pelaut spanyol berkata “Nova Guinea” artinya pulau yang mendiami manusia berkulit hitam dan berambut kritin.
Sejarah ekspedisi mencatat bahwa pada awalnya pulau papua tidak pernah dikunjungi oleh para penjajah awal yang pernah menjajah indonesia (melayu/indo-china), seperti kerajaan sriwijaya, majapahit, kutai, sultan-sultan, dan  negara-negara borjuis dari arab serta negara-negara asia lainnya.
Koloni-koloni yang pernah kunjungi setelah para ekspedisi (pelaut) dari spanyol adalah seperti, jepang yang pernah menghadapi peperangan besar-besaran di asia dan pasifik (versi para orang tua pedalaman papua disebut “perang NIPON), belanda dengan misinya penyebaran agama kristen di papua bagian pesisir, serta para misionaris dari roma dan amerika di bagian selatan pulau papua sampai pegunungan tengah papua. Sebelum mereka datang ke papua, mereka pasti mempelajari berbagai ilmu pengetahuan secara matan khususnya ilmu-ilmu bumi (geologi), sehingga ada yang diberi nama pulau itu adalah “PULAU EMAS.” Terbuktinya penemu awal kandungan tembaga terbesar di pegunungan es papua adalah seorang geolog muda dari belanda namanya J.J.Dozy serta hasil kajiannya pasti dilaporkan kepada para geolog di belanda serta negara-negara lain di dunia, maka akhirnya di hadirkan perusahan tembaga oleh negara belanda serahkan ketangan indonesia melalui kekuatan amerika.  Maka saya duga bahwa saat itu pasti belanda takut sekali kepada amerika sehingga terburu-buru serakan ke tangan indonesia yang baru saja menjadi kolonial di papua sampai saat ini, itulah yang disebut sebagai belanda tidak bertanggung jawab untuk meneruskan perjuangan  papua merdeka yang sebelumnya belanda mengajak dideklarasikan kemerdekaan papua pada 1 desember 1961 di holandia (sekarang = port numbay).
Para kolonial tidak terhenti hanya beberapa negara di atas, tetapi muncul lagi kolonial indonesia yang dibasiskan oleh amerika berdasarkan new york agreement menghasilkan  penentuan pendapat rakyat (PEPERA 1969) yang penuh rekayasa dan manipulatif, dengan tujuan membangun hubungan bilateral dalam bidang ekonomi dan sumber daya mineral yang pada akhirnya memunculkan konflik berkepanjangan di tanah papua melanesia di kemudian hari. Akibat dari upaya-upaya tadi memumculkan berbagai pelanggaran Hak Asasi Manusia serta munculnya fenomena-fenomena genosida etnis melanesia di atas tanahnya sendiri pada saat ini sampai sepanjang kehidupan. Kapan akan berhenti semua artefak konflik kolonial di atas tanah papua (convergen land).....? Kapan akan muncul perdamaian di tanah kami....? siapa sebenarnya patriot sosial untuk mendamaikan kami di tanah itu....? Please.....! Tuhan Alam Papua turut menyelesaikan semua persoalan itu demi kami (generasi muda = benteng terakhir) untuk mengalahkan musuh-musuh yang ada di keliling kami,  agar kami ingin memperoleh jawaban yang pasti dari-Mu pada pertanyaan tadi.
III.                  ANALISIS PERJUANGAN PAPUA BAGI GENERASI MUDA
Para generasi muda (pemuda & mahasiswa) pribumi papua membutuhkan kekuatan dan berbagai potensi ilmu penyetahuan untuk menganalisis masalah proses perjuangan papua dari dulu (awal), sekarang (kini) dan ke depan (nanti). Maaf, yang saya maksud memiliki potensi ilmu pengetahuan itu, bukan mata kuliah dan ajakan hafalan untuk memperoleh nilai yang bagus dan gelar yang tinggi di kampus kita (yang berversi indonesia), untuk mendukung program pembangunan negara kolonial. Tetapi membangun ruang diskusi tentang sejarah perjuangan papua dari pada masa purbakala, sekarang sampai kedepan dengan metode dan gaya ke melanesiaan  secara pribadi saya dan anda.
Analisis saya dan anda tentang perjuangan papua merdeka sebelum tahun 1961, dan pada tahun 1961 sampai tahun 1969, maka kita perlu menggali beberapa bertanyaan fundamental yang pasti memperoleh  hal yang baru untuk menemukan oknum-oknum yang mengaku diri-nya orang melayu dan oknum-oknum yang benar-benar mempertahankan penentuan nasib sendiri yang merasa dirinya bahwa orang melanesia adalah sebagai berikut :
1.          Pada saat Konferensi Meja Bunda (KMB) yang dilaksanakan di Deng Haank negeri belanda yang bertujuan belanda menyerahkan kedaulatan kepada indonesia berdasarkan sidang paripurna parlement belanda, dengan isi-nya Negara Federal Republik Indonesia, atas  permintaan Sukarno melalui surat usulan kedaulatan yang berisi, Negera Federal Republik Indonesia (NFRI) merdeka, hanya rumpun melayu, tidak termasuk rumpun melanesia. Tetapi, Mengapa presiden sukarno berubah pikiran dari indonesia, kemudian  merebut papua.....?  SAYA DUGA, pasti oknum tertentu yang mengatasnamakan orang pribumi papua (melanesian) meninjeksi kepada presiden sukarno untuk bergabung dengan indonesia....? siapa mereka....?
2.          Setelah itu, wakil presiden indonesia Muhammad Hatta, beberapa hari tidak menyetujui, bahwa papua tidak termasuk dalam indonesia alasannya, berdasarkan surat usulan kedaulatan kepada parlemen belanda sebelumnya, yaitu “indonesia merdeka hanya rumpun melayu dari sabang sampai amboina” tidak termasuk rumpun melanesia di papua, maksudnya biarlah papuan sendiri menentukan nasibnya sendiri. Beberapa hari ada pro dan kontra muncul antara Presiden sukarno dan wakil presiden Muh. Hatta, namun  akhirnya wakil presiden mengikuti keinginan dan kesepakatan presiden dan oknum tertentu yang mengatasnamakan rumpun melanesia. Setelah  itu presiden melahirkan TriKora di alung-alung utara kota yogyakarta, dan langsung menugaskan Majend Jendral Suharto, sebagai panglima pembebasan irian barat dalam negara kesatuan republik indonesia. Adoo....! Saudara-saudara cari tahu dulu siapa-siapa yang kerjasama dengan presiden untunk papua barat menjadi bagian dari NKRI......?
3.          Kita perlu tahu bahwa siapa-siapa orang asli papua yang menjadi promotor TNI saat tahun 1968 sampai tahun 1969....? sehingga rakyat papua yang tidak tahu apa-apa dapat dibunuh, disiksa dan dipaksa untuk pemilihan yang disebut dengan PEPERA 1969 itu......!
4.          Setelah kita mengetahui oknum-oknum tadi, mari kita saling mengampuni dan membiarkan kesalahan-kesalahan yang sudah lalui, kemudian mari kita bergandeng tangan untuk memperjuangkan penentuan nasib sendiri. Saudara....! analisa saya bahwa, karena ada rasa kesalahan-kesalahan tadi, sehingga pada saat ini semua elemen perjuangan papua yang disebut perjuangan papua merdeka, tetapi motifnya berbeda (baca buku Pdt.  S.Yoman, suara bagi kaum tak bersuara, halaman 52). Konsep perjuangan kita (kaum muda melanesia disebut benteng terakhir) mari kita sama-sama mengubah motif yang berlainan tadi. Saya yakin kalau kita tidak mengubah motif-motif tadi, pasti genosida akan terwujud di tanah papua (melanesia).

IV.                      SEKILAS INDONESIA MENJAJAH PAPUA DARI 1969 – KAPAN....?
Kita awali dengan satu pertanyaan sederhana, yaitu : Apakah saudara se-melanesian papua barat merasa aman tinggal dengan indonesia selamanya....? atau mau berpisah membentuk menjadi negara sendiri di tanah melanesia.....? Kawan....! se-tahu saya :
Pada tahun 1969 melalui PEPERA, rakyat papua sudah berbagung dengan negara indonesia dengan penuh rekayasa dan manipulatif yang dibasiskan dengan kekuatan militer, tetapi berdasarkan  mata uang yang digunakan pada saat  itu ialah IB (Irian Barat), dan nama propinsinya disebut; Pemerintah Propinsi Otonom (otonomi) Irian Barat. Setelah tahun 1969, pada tahun 1970-an dilahirkan Roma Agreement (persetujuan roma) yang salah satunya berisi tentang, biarlah irian barat masuk ke pangkuan ibu pertiwi, yang bertujuan untuk membangun papua dalam bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta infrastruktur dengan hasil kekayaannya (dimaksud PT. Freeport) selama hanya 25 tahun, yaitu dari tahun 1969-1986. Namun indonesia tidak mengikuti amanat perjanjian Roma Agreement, tetapi membangun kekuatan militer yang dibasiskan amerika, dengan tujuan hubungan bilateral dalam bidang ekonomi dan sumber daya mineral melalui PT. Freeport Indonesia, dan melewati ambang batas waktu yang ditentukan melalui persetujuan roma tadi. Pada tahun 1969-1997 masalah perjuangan papua merdeka terbungkam dengan kekuatan militer indonesia di tanah papua yang sangat signifikan dan mengkawatirkan.
Tetapi pada tahun 1998, mulai terjadi aksi reformasi secara global di indonesia, sehingga presiden Suharto diturunkan dari jabatan presiden dan diganti dengan B.J.Habibie, ia menjabat hanya 3 bulan, selama itu dia membebaskan timor leste, dan tejadi isu pemisahan membentuk negara masing-masing dikepulauan indonesia. Aaaa.....hhh.....sayangnya beliau diturunkan langsung dari jabatan presiden.
Pada tahun 1999-2000, para elit atau tim 100 dari papua mendesak presiden untuk meminta konggres II yang ditindak lanjuti dari konggres I tahun 1969. Yang diminta tentang, kemerdekan penuh, pengakuan sebagai negara yang pernah merdeka, meminta review otonomi khusus sebelumnya, yaitu tahun 1969. Karena para elit papua merasa bahwa otonomi tahap pertama yang diberikan tahun 1969 adalah tidak terbukti dan tidak keterpihakan orang asli papua, dan lebih militeristik. Pada saat itu diberikan otonomi khusus tahap kedua yang betujuan untuk mengutamakan orang asli papua menjadi sejahtera, namun itu pun digagalkan oleh pemerintah indonesia sendiri.
Maka, pikiran orang melanesia di papua barat secara integral, muncul mosi tidak percaya 100 % kepada pemerintah indonesia, mengangkut pembangunan papua dengan hati dan serius. Tetapi, mengapa orang asli papua banyak yang menjadi saksi mata indonesia untuk menjual saudara-saudaranya........? jadi, orang papua saksi mata indonesia dan orang indonesia sendiri yang menggagalkan pembangunan melalui uang otonomi khusus tahap kedua tadi. Siapa-siapa yang selalu menjadi saksi mata indonesia.....? coba....mari kita diskusi itu....!
V.                   USULAN MENJADI SOLUSI (Dari : MIS)
Setelah kita mendiskusikan beberapa masalah tadi pasti kita akan memperoleh beberap hal baru menjadi solusi perjuangan papua merdeka, yaitu :

A.      Solusi Umum
1.       Mahasiswa dan Pemuda bersuara untuk diaspirasikan kepada pemerintah indonesia di jakarta, bahwa para intelektual papua (Prof, Dr. Master, dll) yang sementara bertugas di pemerintah pusat, ditugaskan ke daerah-daerah asal di tanah papua, karena di sanah banyak daerah pemekaran yang sedang mengalami krisis sumber daya manusia untuk membangun daerahnya.
2.       Di desak untuk ditindak lanjuti Roma Agreement, dan dipertegaskan untuk membatasi waktu untuk penentuan nasib sendiri yang difasilitasi oleh pihak ketiga (agamawan internasional)
3.       Membangun dan mengubah serta menguatkan kerja diplomasi di luar negeri, dengan basis pada point 1 (satu) di atas
4.       Meminta pengakuan dan Review PEPERA 1969 alias Referendum

B.      Solusi Khusus Mahasiswa

1.       Membangun ruang diskusi secara kelompok tentang sejarah perjuangan papua merdeka, sebagai salah satu politik pendidikan/pendidikan politik
2.       Kita tahu bahawa sejak kapan kita menggunakan bahasa indonesia (melayu).....? dan bahasa apa yang kita akan gunakan setelah merdeka
3.       Mengangkat  harkat dan martabat budaya dari 7 (tujuh) wilayah adat yang nantinya menjadi negara bagian, ketujuh wilayah adat itu ialah; Meepago, Lanipago, Demta, Domberai, Bomberai, Saireri, Han-Ahnim
Akhir Kata; Mari Kita Berjuang sama-sama tanpa membedakan asal daerah di papua agar kita cepat memperoleh kemerdekaan.
Pada akhirnya disampaikan bahwa, pada penyusunan  kami, mempunyai banyak kekurangan, baik kata-kata berbahasa melayu dan maksud isinya, maka kami mengharapkan kritikan dan masukan yang bersifat membangun, kami sangat membutuhkan.

Penulis : Demianus Nawipa (Mahasiswa Teknik Geologi IST AKPRIND Yogyakarta)



nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Malanesia Indigenous Students, Mahasiswa Pribumi Malanesia