Alexander Gobai/KM |
Oleh : Alexander
Gobai
Kawan-kawan seperjuang, torang, su tau tho, bahwa
banyak Rakyat Papua yang tertindas dengan berbagai macam perlakukan, yang
selama ini dilakukan oleh orang-orang
luar, terhadap tong pu, orang papua. Entah orang dari luar Negeri, maupun
dalam Negeri.
Perlakuan penindasan ini, karena nampaknya ataupun pesonannya
alam papua, dengan banyaknya kekayaan dan sumber daya alam yang beranekaragam
dan mempunyai potensi kekayaan alam yang istimewa. Makanya, mereka datang,
memanfaatkan dan mempermainkan torang
terus-menerus dengan banyak banyak bentuk dan cara mereka, baik dengan melalui
pembujukan duit, ataupun melalui pemaksaan yang ego.
Inilah salah satu bentuk penindasan yang dilakukan. Untuk merebut
kekayaan yang berlimpah-limpah di tanah Papua. Sekaligus, torang membukan
peluang besar terhadap mereka. Akhirnya, torang
yang hidup di bumi cendrawasih ini, semakin disingkirkan, dimiskinkan dan
dibodohkan.
Maka, sadar dan tidak sadarnya, perluh berpikir
atau memikirkan terlebih dahulu, apakah yang torang lakukan ini,
memberikan keuntungan untuk masa depan atau tidak? Ataukah memberikan peluang
segaris kontrakan? Ataukah memberikan kesempatan untuk mereka tinggal hanya
dalam sementara waktu? Ataukah memberikan peluang hanya karena kebaikan kita
terhadap mereka? Atau bahkan memberikan kesempatan dan berharap “saya
akan kaya”! Ini adalah salah satu bentuk atau cara, yang perluh
disadari, bahwa alam papua masih utuh, yang kemudian dipegang dan dilestarikan
terus. Bila perluh jangan memberikan peluang ataupun kesempatan besar kepada
mereka.
Karena, bila torang
memberikan kesempatan hanya sekali dalam sekejab waktu, maka semakin hari torang ditindas terus, dijajah dan akan
dikatagorikan torang sebagai kaum
minoritas yang tidak punya apa-apa. Padahal, torang, pu, tanah (Alam).
Maka, solusi yang terbaik untuk torang semua ialah merasakan, memikirkan apa untung atau ruginya,
lalu bertindak sesuai pemikiran yang dipikirkan. Inilah sebuah kutipan, yang
harus dijadikan sebagai pegangan, bila torang
ingin berubah, baik berubah dalam keluarga, daerah, bangsa dan Negara Papua.
***
Kawan di paragraph ini, saya akan menjelaskan, betapa
jahatanya uang triliyunan yang di pakai pemerintah Provinsi Papua dalam
pembuatan Stadion Standar Internasional (SSI) di Timika, Papua, yang akan
mengelar PON XX di Timika pada tahun 2020 mendatang. Stadion ini, kira-kira
hampir setara dengan Stadion Senayan, Jakarta.
Kawan, ko mau tahu, hampir tiap bulan, dana
yang dipakai untuk pembuatan Stadion itu, cukup besar bermilyar-bermilyar. Sa’trau, apa maksudnya uang sebanyak triliyunan
itu. Padahal, bila torang melihat di belakang, banyak masalah-masalah yang
seharusnya dibereskan, dengan menggunakan uang itu. Baik pendidikan, kesehatan,
pembangunan dan yang paling penting ialah meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) di Papua.
Orang papua, masih membutuhkan tenaga yang akan dipakai
dalam intansi-instasi pemerintahan,
lembaga dan perusahaan-perusahaan besar. Contoh PT. Freeport Indonesia. Kawan, torang, bisa lihat, tenaga kerja yang
duduk dikursi-kursi atas, seperti supervisior, menejer, president menejer sampai
bahkan President Freeport, itu bukan orang papua yang duduk.
Yang duduk, terlihat hanya orang-orang luar. Sementara torang,
hanya dilibatkan dan dikerjakan di pekerjaan bawah atau bahasa kasarnya, pekerjaan
kasar, mem-bor batu besar, menghirup debu-debu yang tidak baik.
Akibatnya banyak yang terkenah kesakitan dll.
Maka, kawan, torang
ini, ditindas, dimiskinakn, dibodohkan dan dilantarkan bukan main-main punya.
Kami diperlakukan sebagai budak-budak, yang hanya dikerjakan untuk perutnya
mereka. Adoh..Sakit sekali…!
Maka, tekanan dalam tulisan ini, ingin memberikan
masukan bahwa, perluh ada peningkatan sumber daya manusia (SDM)nya, terlebih
dahulu. Sehingga, contoh-contoh yang sudah disebutkan diatas, bisa di isi dan
diatasi oleh kami, orang orang asli Papua (OAP).
Ini adalah salah satu upaya pengangkatan harkat dan
martabat orang Papua. Orang Papua harus duduk di kursi yang yang layak. Karena
tanah ini adalah tanah kami orang Papua.
Torang harus jadi tuan tanah di
negeri kita sendiri.
Maka, uang triliyunan yang ada untuk pembuatan Stadion
Sepak Bola itu, perluh digunakan untuk memperdayakan masyarakat melalui
peningkatakan visi-misi yang elit bagi kami orang Papua.
Ini adalah masalah besar, yang butuh penanganan serius.
Bukannya masalah ini dianggap entang, lalu mengabaikan, kemudian melakukan hal
yang besar, tapi hasilnya Nol (0).
Kawan, torang lihat, tong pu pejabat-pejabat Papua ini, mulai dari Gubernur hinggal
pemimpin Daerah, paling tidak mereka tidak memikirkan sumber daya manusia
(SDM)nya. Tapi, Yang selalu dipikir ialah “yang penting sa ada nama dan akan berkenang selamanya”. Padahal tidak melakukan apa-apa baru, iyoh,
toh…!
Torang kalau lihat, dana yang dipakai ini, bukan main-main
punya, dan besar, bermilyar-milyaran. Kalau kita alihkan untuk masalah-masalah
di atas. Sa, yakin ada perubahan untuk sumber daya manusianya. Akan
tetapi, bila semuanya sudah dialihkan untuk Stadion punya, yah, ampun,
bagaimana adik-adik saya bisa sekolah?
Kawan, tong ini,
dijajah-dan dijajah terus. Sa, su trabisa hidup ini, torang punya masalah yang besar saja
belum tuntas, apa lagi masalah-masalah lain, ah, lebih baik, bagaimana boleh
ini..!
Kawan sa su tra-bisa jelaskan lagi, karena sa,
sudah pusing. Biar, torang tulis juga, mereka tidak akan memaknai maksud dari
pada torang pu tulis ini juga, iyoh
tho. Apalagi, torang tulis
panjang-panjang tapi, tidak ada realisasi yang jelas juga, tra masuk akal.
Lebih baik, begini sudah..ee. Tapi, sa’ mau kasih tahu
bahwa, tong ini, akan dijajah terus, melalui cara dan bentuk bagaimana pun.
Maka, hal yang penting dari ini semua ialah, merasakan, memikirkan dan
bertindak sesuai dengan hati nurani, torang.
Alexander Gobai, Mahasiswa Papua, Tinggal di Timika
0 thoughts on “Torang Pu, Kekayaan Telah Membuka Kesempatan; Realisasinya Penindasan Terhadap Rakyat Papua Melalui Pembuatan Stadion PON XX Timika, Papua: harus Menciptakan SDMnya Duluh, Iyoh Toh…?”