Oleh : Bonifasius Yatipai
Tanah
ini milikku, hutan ini milikku,
gunung dan lautan ini pun milikku.
Aku dilahirkan dan dibesarkan disini.
Canda,tawa dan hidup rukun semuanya tercipta disini
Tapi mengapa…?
“Kau” datang dan merampas segalanya!
Merampas hak milik ku,
merampas kebahagiaanku dan saudara-saudara ku.
Menindasku, di tanah ku sendiri.
Apakah karena warna kulitku yang berbeda denganmu?
Apakah karena ramputku yamg tak selurus rambutmu?
Sedikit demi sedikit harta ku, kau rampas!
Satu per satu nyawa saudaraku kau renggut.
Tanahku yang subur dan kaya, kini berubah menjadi lautan air mata
dan ketakutan!
Wahai.. penguasa negeri ini, dimana tanggung jawabmu?
mengapa kau biarkan seperti ini?
Kami tak menginginkan harta, kami tak menginginkan dunia.
sagu dan ubi dari tanah kami saja sudah cukup..
kekayaan laut dan hutan kami sudah sangat lebih dari cukup.
kami hanya ingin bebas dari penindasanmu, kami hanya ingin hidup tentram di tanah kami West Papua.
gunung dan lautan ini pun milikku.
Aku dilahirkan dan dibesarkan disini.
Canda,tawa dan hidup rukun semuanya tercipta disini
Tapi mengapa…?
“Kau” datang dan merampas segalanya!
Merampas hak milik ku,
merampas kebahagiaanku dan saudara-saudara ku.
Menindasku, di tanah ku sendiri.
Apakah karena warna kulitku yang berbeda denganmu?
Apakah karena ramputku yamg tak selurus rambutmu?
Sedikit demi sedikit harta ku, kau rampas!
Satu per satu nyawa saudaraku kau renggut.
Tanahku yang subur dan kaya, kini berubah menjadi lautan air mata
dan ketakutan!
Wahai.. penguasa negeri ini, dimana tanggung jawabmu?
mengapa kau biarkan seperti ini?
Kami tak menginginkan harta, kami tak menginginkan dunia.
sagu dan ubi dari tanah kami saja sudah cukup..
kekayaan laut dan hutan kami sudah sangat lebih dari cukup.
kami hanya ingin bebas dari penindasanmu, kami hanya ingin hidup tentram di tanah kami West Papua.
Penulis
:Mahasiswa Papua, Kuliah di STIKOM Jayapura, Papua.
0 thoughts on “TANGISAN ANAK NEGERI ”