Alexander Gobai/KM/ Dok : Prib |
Oleh : Alexander
Gobai
Kehidupan yang dijalani, dialami dan dirasakan oleh
kita sebagai manusia, harus ditekuni dan bertanggungjawab. Dan Perkataan yang
diungkapkan oleh manusia harus seimbang dengan perbuatan yang dilakukan. Jangan
hanya, pintar berkata. Namun, perbuatannya tidak ada. “dunia sekarang yang
dibutuhkan ialah tindakan bukan perkataan.”
Demikian, dikatakan, Domarin Kiding, SE.,M.AK, selaku
Ibu Dosen Stastistik di Universitas Sains
dan Teknologi Jayapura (USTJ) Papua.
Setiap kali, Dosen Statistik masuk di ruang kelas C3,
yaitu jurusan Akuntansi USTJ. Sebelum ia mengajar, ia selalu mengajak setiap
mahasiswa baru, harus menunjukan sikap yang baik dan dewasa. Terutama sikap
berbicara, sikap sopan santun dan sikap tepati waktu.
Penjelasan itu, hanya diberikan kepada mahasiswa baru
tahun 2014. Selain itu, tidak. Karena ia tidak mengajar kepada mahasiwa tingkat
atas.
Tetapi, ketika ada waktu atau pun kesempatan, ia selalu
memberikan masukan atau pun nasehat yang baik kepada mahasiwa, di saat bertemu
di tengah jalan. Memberikan sapa dan senyuman yang menggairahkan hidup untuk
tetap hidup.
Cara mengajarnya sangat baik, ia selalu mengajarkan
mata kulia menyesuaikan dengan budaya (kebiasaan) papua.
Karena kebiasaan itu yang terjadi, mahasiwa baru pun ikut tertarik dengan gaya
mengajarnya. Dan cepat mengerti.
Cara mengajarnya, tidak selalu fokus hanya pada mata
kulia saja. Tetapi, juga selalu memberikan nasehat yang mana membangun jiwa dan
kepemimpinan mahasiswa untuk masa depan. kenyataan itu, perlu
diberikan,”jelasnya setiap kali ia berikan nasehat. Sebab menurutnya, mahasiswa
baru kadang masih memegang sikap pelajar SMA hingga terbawa-bawah sampai mahasiwa.
Berdasarkan hal itu, Dosen kiding mengutarkan sikap
melalui perkataan yang tegas kepada mahasiswa baru. Sehingga, kebiasaan pelajar
jangan sampai terbawa-bawa hingga di bangku mahasiswa/i. tinggalkan sikap masa
SMA dan tingkatkan sikap mahasiswa yang baik.
Ia selalu mengajar dengan gaya bahasa papua, dan
mengajarnya biasa hanya 25 menit. Dan 35 menit lainnya, ia selalu memberikan
arahan yang positif demi masa depan.
Bahasa yang sering saya dengar dan resapi, demi masa
depan kami sebagai generasi perubah daerah dan bangsa ialah “keseimbangan hidup
harus terjadi, baik perkataan dan
perbuatan seseorang.”
Inilah sikap yang harus diterapakan dalam setiap
langkah hidup kita. Jangan pernah memikirkan sesuatu yang besar kemudian bertindak,
tetapi tidak memberikan hasil yang baik. Tetapi, berpikir hal kecil sebab, hal
kecil adalah pencipataan untuk sesuatu yang besar,”kata dosen kidding setiap
kali memberikan nasehat di ruang kelas akuntansi.
Dalam bukunya, Martinus
Kegobuy Muyapa tentang Saya Baca Untuk Sahabat-Sahabatku pada (hal: 95,
poin 688) dikatakan bahwa “ jika, jadi
orang besar, tak usah bicara tentang hal-hal besar, tetapi mulailah lakukan
hal-hal kecil secara tetap, setia dan penuh kesungguhan dan semangat.”
Kutipan itu di atas sangat baik sekali. Dimana kutipan
itu memberikan sesuatu agar kita, melakukan sesuatu jangan mulai dari hal besar
tetapi, mulailah mencintai hal kecil terus berupaya dan mencintai pada hal yang
besar. Tindakan itu harus dinyatakan dengan rasa cinta. Karena dengan cinta
akan memwarnai hidup yang baik.
Saya serta teman-teman, mahasiwa baru tahun 2014,
merasa bangga dengan kehadiran ibu dosen statistika, Domarin Kiding. Dan
menurut kami, dia adalah salah satu pahlawan yang akan setia memberikan nasehat
dan inspirasai kepada kami, demi masa depan negeri papua.
Sekadar diketahui bahwa, ibu dosen kiding, ia pernah
bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di bidang kemanusia dan sebagai
bendahara LSM internasional selama 20 tahun.
Alexander Gobai, Mahasiswa Baru Tahun 2014, Jurusan
Akuntansi, Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) Papua.
0 thoughts on “Perkataan Harus Seimbang Dengan Perbuatan”