BREAKING NEWS
Search

Nilai Eksistensi Politik Jadi Budaya Rakyat Papua Dan Eksistensi Ruang demokrasi Ditutup Mati : Rakyat Jadi Penonton Setia



Alexander Gobai/KM
Oleh : Alexander Gobai

Lambat laun, rakyat papua semakin hilang, satu persatu. Dunia politik semakin panas yang diikuiti oleh perkembangan teknologi. Dengan pengaruh perkembangan teknologi ini yang membawa pengaruh pada kehidupan manusia. Ini akibatnya, rakyat  menjadi penonton setia.

Pengaruh dari hal di atas ialah kebudayaan (kebiasaan-kebiasaa) dari budaya luar yang secara tidak langsung memengaruhi kehidupan rakyat papua.

Berdasarkan pengaruh-pengaruh itu, mengakibatkan rakyat papua menjadi jelata terlepas. Artinya eksistensi ruang demokrasi ditutup mati oleh penguasaha-pengusaha yang menjadi kekuatan pemerintah yang selalu dituntut untuk tunduk pada perintahnya alias pemerintah.

Zaman sekarang adalah zaman negara demokrasi yang diwajibkan untuk bersuara dan berani mengungkapkan pendapat, ide dan gagasan secara dejure dan defakto.

Hal itu, berdasarkan Undang-Undang Dasar (UUD 45) juga telah menyebutkan bahwa seseorang berhak untuk bersuara dalam menyikapi masalah melalui ide, gagasan, kritikan, saran dan pendapat dari siapa saja. Hal ini merupakan salah satu perwujudan dari sistem Negara Hukum Indonesia yang sebagai Negera Demokrasi.

Turun-temurun dari itu, juga dirasakan oleh rakyat papua. Dimana  yang sudah dijelaskan pada amanat UUD 45 ialah seseorang diwajibkan untuk bersuara. Tetapi, amanat itu, malah digelapkan terus-menerus alias tidak dilakukan. Akibatnya, rakyat papua merasa tertindas dari hal tersebut. Artinya ruang demokrasi rakyat papua ditutup mati.

Sayang sekali, akibat dari itu juga rakyat papua merasa tertindas dan tertindas. Oleh karena itu, pengaruh dari hal di atas yang mana sudah dijelaskan.

Pada dasarnya ialah pengaruh pekembangan teknologi ini sangat sensitif dan cenderung sekali untuk mempengarui kehidupan manusia. Artinya eksitensi politik yang selalu saja menjadi ancaman dalam kehidupan manusia. Contohnya saja,semua rakyat sudah mengenal dengan politik. Ini akibathya akan menjadi sebuah alat pemicu untuk menebus kehidupan manusia.

Dan karena telah diketahui rakyat banyak maka, situasi politik akan semakin porak-poranda untuk lebih dikenal oleh rakyat banyak. Karena dengan adanya politik ini akan membawa rakyat jauh lebih permusahuan antar rakyat.

Jika sudah terjadi hal itu, maka setiap ruang demokrasi serta penerapannya akan semakin tipis untuk dirasakan oleh rakyat papua.

Jika, sudah terjadi demikian, maka rakyat papua akan menjadi penonton serta menjadi penyuruh kepada penguasaha orang lainyang bukan menjadi orang lain.

Kini eksitensinya antara politik dan demokrasi sudah menjadi satu leting/satu kesatuan yang akan menjadi sebuah alat pemicu bagi rakayt banyak.

Ini menjadi salah satu alat yang akan dikenal oleh  orang banyak. Semakin rakyat mengenal politik semikin membukan kesempatan atau peluang lain kepada orang lain, yang bukan orang asli. Dan semakin ruang demokrasi ditutup mati maka semakin kita dijajah dan memberikan peluang kepada orang lain pula.

Dengan demikian, untuk menjaga esksitensi itu, peluangkan dan memberikan kesempatan dari setiap sektor. Dan wujudkan ruang demokrasi yang seadil-adilnya.
 
Penulis di Media Kabarmapegaa.com



nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Nilai Eksistensi Politik Jadi Budaya Rakyat Papua Dan Eksistensi Ruang demokrasi Ditutup Mati : Rakyat Jadi Penonton Setia