(Foto :doc Alex Pakage/KM) |
Oleh:Alexander Pakage
Saudara-saudara bangsa-bangsa Melayu dan Melanesia Nusantara di manapun anda berada, Kesalahan konsep masa lalu di neraga kita ini, baca baik-baik dan pahami serta maklumi apa yang telah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi. Apa yang telah di alami dan rasakan nenek moyang saudara-saudara, apa yang sedang di alami dan rasakan saudara-saudara dan apa yang akan di alami dan rasakan anak cucu saudara-saudara…! (Setiap Anak Bangsa perlu bermimpi tentang masa depan yang gemilang, Bebas “Medeka”dari segala penindasan dan penjajahan).
Saudara-saudara bangsa-bangsa Melayu dan Melanesia Nusantara di manapun anda berada, Kesalahan konsep masa lalu di neraga kita ini, baca baik-baik dan pahami serta maklumi apa yang telah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi. Apa yang telah di alami dan rasakan nenek moyang saudara-saudara, apa yang sedang di alami dan rasakan saudara-saudara dan apa yang akan di alami dan rasakan anak cucu saudara-saudara…! (Setiap Anak Bangsa perlu bermimpi tentang masa depan yang gemilang, Bebas “Medeka”dari segala penindasan dan penjajahan).
A.
Pendahuluan
Kini selangkah lagi
konsep NKRI akan terpecah belah dan berkeping-keping. Saudara-saudara
sebelum kita menguraikan secara lebih kedalam,
kita lihat buktinya terlebih dahulu tentang akan kehancurannya Negara
kita (NKRI) melalui suatu Perumpamaan yaitu;
Pertama:
Perumpamaannya tentang sala satu piring besi, “Piring besi,
kalau tengah-tengah atau sala satu bagian suda mulai berlobang, berarti ujung-ujungnyapun mulai berkarat dan akhirnya
piring itu tidak berfungsi. Piring kita sudah bocor dan berlobang, yakni Negara
Timur Leste Telah Keluar (Merdeka) dari NKRI. Ujung-ujungnyapun suda mulai berkarat, yakni Papua yang ber-ras
Malanesia dan Aceh yang mayoritas Agama Islam itu suda punya Undang-undang
Pemerintahan Sendiri, maka tinggal satu langkah lagi akan keluar, berarti
piring kita (NKRI) tidak berfungsi lagi. (Tobat,
makanya konsep baik-baik dan letakkan Dasar baik-baik dari awal….!)
Kedua:
Perumpamaan tentang Seorang Istri pada masa modern, “
Irsti-istri pada masa sekarang tidak sama dengan istri-istri pada masa lalu di
neneK moyang kita. Istri masa
modern selalu memperhatikan
keluar masuk dan Gerak-Gerik suaminya, mereka selalu kerjain dengan cara-cara-unik yang tidak bisa di mengerti orang.
Mereka juga memanfaatkan banyak orang jadi mata-mata. Dengan demikian, maka seorang istri pada masa
sekarang tidak bisa di
tipu-tipu, mereka minta semuanya harus
di transparan,
dan pertanggungjawaban. Apa bila di dalam segalanya itu, tidak sesuai dengan
permintaan mereka dan tidak transparan, berarti
tidak ada keputusan lain buat mereka, mereka hanya ambil satu keputusan
yakni Cerai. Mereka
(Seorang Suami) di ceraikan oleh Istri karena,
segala keburukan di bongkarkan bersama saksi-saksi dari depan Hukum di
tengah-tengah orang-orang yang netral,
maka suaminya tidak bisa membantah lagi,
tinggal terima kenyataannya saja. Buktinya
saat ini banyak laki-laki yang di ceraikan oleh istri, maka jangan
perna menipu mereka karena mereka juga pintar dan cerdik.
Demikian pula buktinya
di Negara kita, penglanggaran HAM dan Administrasi masa lalu sejak PEPERA 1969
di Papua, sampai saat ini telah dan sedang
di bongkar di Forum-forum Umum di depan orang-orang netral, maka Istri
Terakhir (PAPUA) yang selalu menyumbangkan segala kekayaan itu tinggal satu
langkah lagi akan Cerai/keluar. Sekarang
tidak ada yang rahasia dan tersembunyi di dunia kita, karena dunia penuh dengan
mata-mata depan
“Satelite” dan mata-mata belakang “kamera”.
(Biarlah
Bongkar sudah, segala keburukannya (NKRI) di Forum umum dari depan orang-orang netral, agar kita Cerai/lepas. Jangan mengesal ya, apabila terjadi seperti itu....! Makanya dari awal sejak 1945 konsep
baik-baik“ saat NKRI merdeka” dan 1969 “Saat PEPERA” jangan tipu-tipu dan manipulasi, itu juga
salah satu kesalahan masa lalu, yang sedang infeksi dan bauhnya sudah tercium
di seluruh pelosok dunia, maka harus di
operasi kembali).
Para Pemimpin dan pembesar Negara kita Indonesia, Para Perwakilan
Rakyat dan Kepala-kepalah Daerah serta Wali kota yang sebagai perpanjangan
tangan Negara. Peran mereka sebagai
suami-suami Rakyat di daearah kita dan Nusantara ini untuk melayani rakyat,
tetapi yang terjadi adalah yang terbalik.
Apa yang terjadi…? Saat ini mereka tidak di percayai oleh Istri-istrinya atau Rakyatnya. Mengapa mereka
tidak di percayai….? Mereka
tidak di percayai karena yang selama ini jadi pokok dan bagian mereka, nama
mereka dan gelar mereka adalah yang namanya KKN. Mereka itu penipu, tidak transparan, pengisap
Kekayaan di Setiap Daerah dan Nusantara, mereka mainkan atas nama rakyat untuk
memperkaya diri
mereka. Mereka juga musuh
dengan rakyat biasa, artinya kalau rakyat biasa yang salah sedikit, mereka
pukul macam binatang, lalu di kenakan Hukum dan pasal-pasal yang berlapis,
mereka di pencarahkan di pencara yang tidak benar. Sedangkan di kalangan
Pejabat dan Petinggi Negara, Mereka mencuri, membunuh, berzinah, berdusta,
menipu dengan berbagai cara yakni; Korupsi, mainkan Orang punya anak perempuan,
bawah-bawah istri orang lain. Mereka
menghancurkan budaya
orang lain, mengalihkan barang milik
orang lain, mengalihkan proyek hak orang lain, mengalihkan semua kekayaan
daerah lain yang hak milik masyarakat dan anak bangsa melayu dan malanesia lain.
Mereka melanggar semuanya itu namun di biarkan, pura-pura di proses lalu
masukan satu-dua malam di penjara mewah atau hotel-hotel rahasia petinggi
Negara. Dengan melihat hal-hal diatas ini, maka sering masyarakat katakan
Undang-Undang dan Hukum di Negara kita, hanya di buatkan khusus untuk
masyarakat sipil, karena hanya berlaku di masyarakat biasa. Pantaslah
masyarakat katakan Undang-Undang dan Hukum di Negara kita, hanya di buatkan
untuk masyarakat sipil. (Ah.... itu, yang namanya hukum yang
tidak benar yang di hasilkan dari konsep yang salah. Dasar yang salah tetap goyang terus sampai roboh total dan
berantakan. Tahu malu sedikit ka…?
Akhirnya Budaya-budaya lokal, system Ekonomi lokal,
makanan-makanan Khas Lokal, ruang bergerak di segala bidang, baik politik, ekonomi, pendidikan, Bangsa Melayu dan Malanesia yang
lain di daerah-daerah nusantara ini, suda mulai melemah dan kita yang jadi korban sana-korban sini karena di akibatkan dari beberapa hal, diantaranya:
- Budaya luar dari daerah-daerah lain sudah masuk dan
mempengaruhi di setiap daerah;
- Makanan-makanan khas dari Luar daerah, sudah masuk di daerah kita yang
lain, dgn istilah beras Raskin dll;
- Semua Kekayaan, baik yang ada di darat (Tanah di manfaatkan untuk perkebunan
kelapa sawit, padi dan lain-lain; Hutang di bongkar untuk perusahan Kayu,
perusahan emas, segala jenis
batu-batuan, Burung-burung terindah, kupu-kupu dan binatang-binatang
unik); maupun yang ada di laut ( Ikan-ikan, Lumut laut, pantai-pantai
di jadikan tempat wisata);
- Basis kota, Ekonomi, Pendidikan, Jabatan
di ambil alih. Tempat-tempat pijit, bal-bal, tempat-tempat judi, kios-kios mayat yang menargetkan orang asli local untuk
memusnakan (Genoside), Hotel-Hotel di megahkan, Toko-toko dan Ruko di
bangun;
- Sistem Politik dan pesta demograsi yang tidak benar,
yang tidak demograsi, Politik uang/many politik, meraca lelah di daerah daerah kita bangsa melayu dan
malanesia yang lain.
Akhirnya yang punya partai tinggal enak di Jakarta, kita yang
bukan kita punya barang baku bunuh dan baku tikam,sana-sini. Kita saling
menjatuhkan dan menghancurkan hidup keluarga dan sepupu kita sendiri, sebentar
hasilnya yang besar akan dinikmati oleh dia yang muliah yang ada di Jakarta.
Semua ini suda di desain khusus oleh petinggi Negara, karena dia mau mainkan
proyek, perusahan, masukan Investor dari luar, bangun Toko dan Ruko serta
Hotel-Hotel, tinggal bicarakan dengan Bupati, DPR dan Walikota yang kemaring
naik dari Partainya. (Kesemuanya inilah yang menghancurkan tatanan hidup kita bangsa
melayu dan Melanesia yang lain.
Begitu terus, siapa tanggung jawab atas tanahnya, negerinya, kekayaannya,
apakah anak bangsa melayu dan malanesia jadi malin kundang, ataukah anak bangsa dari masing-masing daerah ini yang dapat tipu
dari Petinggi Negara...?)
Semuanya ini, baik Proyek, perusahan, Wisata, Hotel-hotel dan Ruko serta Partai-partai Politik ini milik
petinggi Negara. Berarti kita anak Bangsa Melayu dan Malanesia yang jadi kaki
tangan Negara, yang dipake jadi polisih,Tentara, Pegawai, DPR, Kepala Distrik,
Bupati Gubernur, Ketua-ketua Praksi Partai dan lain-lain yang ada di Daerah dan
Pulau lain di Nusantara ini, mengamankan dan mengusahakan barang mereka, modal
mereka dan posisi kelanjutan hidup bagi keluarga dan anak cucu mereka. Petinggi Negara mereka hanya diam dan
nonton serta kalau ada keributan, baku bunuh dan lain-lain mereka tinggal
tertawa kita dari kursi emas dan perak yang di usahakan dan disumbangkan oleh
kaki-tangan tadi. Yang jadi rugi total dan korban berturut-turut serta dapat ditipu
terus-menerus adalah kita masyarakat dan anak bangsa melayu dan Melanesia lain
yang ada di Nusantara. (Hai anak bangsa lain
kita memperkaya orang lain dengn tenaga kita, kekayaan kita, bahkan sampai
Nyawa kita, demikian ini Siapa yang
tidak emosi, apakah kita perlu sadar,
atau seumur hidup ini kita hanya sumbangkan untuk memperkaya mereka…??)
Dengan melihat hal-hal
diatas, prediksi dan harapan saya bahwa; anak-anak bangsa dan
politikus-politikus yang sedang munjul dan tampil dari bangsa-bangsa melayu dan
malanesia di Nusantara lain, semakin akan mengerti, memahami dan menyadari
bahwa, sistem Negara yang di bangun di atas konsep yang salah, yang hanya menipu, merugikan, memainkan,
memanfaatkan kita untuk mengisap kekayaan kita sendiri, memanfaatkan kita untuk mengamankan barang, partai, toko, ruko,
memanfaatkan kita untuk mengamankan posisi hidup mereka dan anak cucu mereka.
Maka akhirnya, Bangsa-bangsa Malayu
dan Malanesia yang lain semakin akan memahami hal itu dan semakin akan menolak.
Maka akhirnya pasti satu-per satu akan keluar (Bebaas/merdeka) dari NKRI hingga
konsep yang salah itu akan hancur dan tinggal Bekas nama NKRI. >>> Semoga <<<. (Biarlah Hancur suda…..!)
Lambat dan cepatnya Konsep NKRI akan di hancurkan
Oleh Gelombang politik yang akan bertubi-tubi, yang munjul dari politikus yang akan lahir
dari bangsa-bangsa melayu dan malanesia, karena kini tidak seperti ketika Indonesia mendirikan Negara atas konsep Negara Penjajah-hindia
belanda. Kini anak bangsa melayu dan Melanesia lain yang Politikus telah
munjul dan bergerak,
mereka akan munjul dan bergerak untuk bikin rumah
sendiri di masing-masing Daerah. Karena saat ini Kolusi Korupsi dan Nepotisme
(KKN) sudah meraja lelah di Nusantara, tidak ada jalan lain untuk mengatasinya.
Hanya satu-satunya pergerakan yang ada
untuk melepaskan dan mengatur daerah masing-masing. Biarlah bikin rumah masing-masing dari pada
Kekayaan dari daerah dan Pulau kita yang lain di sembahkan ke pulau Jawa, untuk
memperkaya dan memajukan Pulau yang banyak musibah dan kemiskinan itu. (Marilah
anak bangsa melayu dan malanesia yang lain, kita bergerak dan berjuang untuk
atur daerah kita
masing-masing, dari pada kita di tipu,
dimainkan, terus-menerus oleh
petingi Negara yang mayoritas Jawa yang hasil
buminya sudah di habiskan oleh Pemerintah Hindia belanda dan
Jepang...!)
B.
Sejarah
Kesalahan Konsep
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang anda dan saya diami sekarang ini, didirikan atas konsep yang salah. Konsep
kelanjutan penjajahan Hindia Belanda atas bangsa-bangsa melayu dan Melanesi di nusantara. Indonesia
dibentuk atas dasar penyatuan negara-negara atau kerajaan-kerajaan di Asia
Tenggara yang telah ditaklukkan oleh Belanda pada zaman kolonial. Negara-negara
taklukkan ini dipaksa oleh Belanda diperintah dibawah Pemerintah Jajahan
Belanda yang disebut The Dutch East Indies (Hindia Belanda).
Yang sangat ironi lagi adalah penjajahan dalam bentuk apapun
telah diharamkan pada abad ini, mengapa PBB dan negara-negara yang tergabung
dalamnya itu diam saja, membiarkan penjajahan Republik Indonesia keatas
bangsa-bangsa Melayu dan Malanesai Nusantara. Semua Kekayaan dari negara-negara
Melayu nusantara diboyong ke Jawa untuk membangun Jawa sedangkan anak-anak
negeri tersebut diperlakukan seperti anak jajahan mereka dan mereka harus menyembah ke
Jakarta mengharapkan belas kasihan Jakarta, meminta kembali sedikit dari hasil bumi mereka sendiri yang telah
diangkut oleh RI ke Jawa atau telah dijual oleh pembesar-pembesar Indonesir sama orang luar.
Apa hak Indonesia
mewarisi Pemerintah Hindia Belanda melanjutkan penjajahan atas Negara Aceh,
bangsa-bangsa Melayu di Sumatera, bangsa-bangsa melayu di
Kalimantang, Negara Pasundan, Kesultanan Jawa, Negara
Bali, Lombok, Sumbawa, Bangsa-bangsa melayu di
sulawesi, bangsa Melanesia di NTT, Bangsa Melanesia di kepulauan Maluku, Bangsa
Borneo, dan Bangsa Melanesia di Papua; sedangkan
pewaris negeri-negeri itu masih ada dan sedang dalam pejuangan...? Apa hak Indonesia
mengambil hasil-hasil bumi dan tambang dari Aceh,
dari Sumatera, dari Kalimantang, dari sulawesi dari Maluku, dan
dari Papua…? Apa
hak Indonesia mengambil semua kekayaan di pulau dan daerah-daerah lain untuk
memperkaya diri dan membangun Jawa...?
Apa hak indonesia untuk memasukan Investor-investor
ke daerah dan pulau orang lain...? (Pantas Negara miskin jadi. Negara yang mengangkat konsep orang lain/negara penjajah hindia
belanda untuk melanjudkannya)
Konsep yang mereka
bangun adalah konsep penjajah hindia Belanda dan Jepang, yang dulu mereka
pusatkan di Jawa-Batavia yang kini Jakarta. Model penjajahan yang mereka pake
adalah Kekayaan yang ada di daerah-daerah dan Pulau-pulau nusantara semua di
bawah ke Batavia untuk melanjutkan ke Negeri mereka. Masyarakat Bangsa-bangsa
Melayu dan Malanesia yang mendiami di daerah dan Pulau-pulau itu, di manfaatkan
untuk mengerjakan dan mengamankan barang-barang mereka dan posisi hidup mereka.
Ada yang di tarik untuk kerja di pusat (Batavia) dan ke Negeri Belanda dan Jepang.
Sedangkan Masyarakat yang tidak senang
dengan hal itu mereka menolak, lalu serdadu-serdadu Belanda dan Jepang
memenjarahkan bahkan membunuh kelompok masyarakat yang menolak dan melawan itu.
Kekayaan pulau dan Daerah lain mereka bawah ke Batavia untuk lanjutkan di
Negeri Belanda dan Jepang, apa bedahnya dengan sistem penjajahan modern yang di
bangun di Negara kita saat ini, semua kekayan boyong ke Jawa, semua tempat
produksi di bangun di jawa? (Tidak bedah dengan model penjajahan Hindia Belandakan…?)
Belanda telah memerangi bangsa-bangsa Melayu di Asia Tenggara secara
terpisah-pisah dan menyatukannya dibawah satu administrasi penjajahan mereka,
yang dipusatkan di
batavia sekarang Jakarta. Konsep
penjajahan Hindia Belanda itu diteruskan dengan hanya diganti namanya menjadi
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Teritorialnya masih utuh seperti masa penjajahan Belanda. Kalau dulu
semasa penjajah Hindia Belanda, mereka merasa beruntung untuk menyatukan satu
administrasi yang diatur dari Batavia, dibawah penjajahan Belanda supaya mereka
mudah menggenggam anak jajahannya didalam satu tangan, dan mengumpulkan semua
hasil diluar Jawa dan di Jawa untuk diboyong atau bawah ke negeri Belanda, tetapi sekarang semua hasil
dari luar Jawa dikumpulkan untuk membangun dan memperkaya Jawa dan petinggi
Negara. ( Hai anak
bangsa yang lain perlu mengerti bahwa ‘pencuri datang untuk mencuri ya…! )
Kita anak bangsa Melayu dan
Melanesia yang lain, masih tetap terjajah seperti masa Hindia Belanda. Kalau
dulunya kita melawan serdadu-serdadu penjajah Belanda. Kini serdadu-serdadu
dari Jawa dan serdadu-serdadu anak negeri bangsa melayu dan malanesia lain yang
di rekrut di dalam system NKRI/TNI-POLRI, di manfaatkan untuk dikirimkan ke
negeri-negeri kita bangsa melayu dan malanesia yang lain. Mereka di kirim dan
di bayar untuk mengamankan poyek, perusahan, toko dan ruko, Hotel-hotel, parpol-parpol
mereka. Ketika masyarakat yang merasa rugi diatas kekayaan mereka, yang tidak senang dengan sistem yang tidak
benar, mereka merontak namun di bunuh dan di tembak mati seperti binatang. Dengan cara-cara yang kejam rakyat di Aceh, di
Kalimantang, di Sulawesi, dan di Maluku serta di Papua, dibunuh dan di bantai
habis-habisan. Hasil negeri kita diambil, rakyat kita dibunuh. Bagi
anak-anak muda bangsa Aceh, sumatera, kalimantang, Sulawesi, Borneo, Bali, NTT,
Maluku dan Papua Barat yang sudah direkrut didalam TNI-POLRI, saya mau Tanya; “Tidakkah
anda merasa bahwa anda membunuh bangsamu sendiri, Rakyatmu sendiri, saudaramu
sendiri, yang engkau bunuh dan siksa itu,....? Tidakkah engkau sadar bahwa apa yang engkau
amankan itu kekayanmu sendiri yang hasilnya akan di nikmati oleh Petinggi
Negara…? (Anak bangsa yang
jenius, harus cerdik dan
mengerti atas penipuan besar oleh NKRI ini, jangan anda amankan penambahan
modal orang lain, dan jangan tiru sifat
Malin Kundang yang dulu – lupakan cerita orang jawa itu).
Kita telah hidup dibawah sistem Negara konyol yang konsepnya salah, yang
diangkat dari Negara penjajah ini selama 66 tahun lebih. Dibandingkan
negara-negara Melayu lainnya di nusantara ini yang lebih belakangan merdeka,
seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, kita jauh ketinggalan di segala bidang, entah segi pendidikan ataupun dari segi ekonomi dan politik. Mereka jauh lebih maju dari pada kita yang sudah
lebih awal "merdeka". NKRI sudah mengalami krisis politik dan ekonomi
beberapa kali. Masalah administrasi Negara dan korupsi bertambah-tambah, sudah tidak mungkin diberantas lagi. Maslah system pendidikan
yang tidak membawah dampak positifpun meraja relah (Masalah Krikulum sebagai
tongkat pendidikan juga, sebelum mencapai tujuan yang dirumuskan, kurikulum
yang lain munjul) seperti cancer yang
telah merebak dengan merasuk ke tulang sampai ke otak. (Dasar
negara yang berdiri di atas konsep yang salah, yang dibuat dari negara
penjajah-hindia belanda ini, tetap akan tidak
benar sampai hancur berantakan).
C.
Sistem Sentralisasi Pemerintahan
NKRI ini hanya menguntungkan
- Negara-negara investor asing
Mereka mudah berurusan dengan satu tangan saja untuk mengeruk
keuntungan berlipat ganda dari konsessi tambang, konsesi hutan, konsesi minyak
bumi yang mereka buat. Cukup berurusan dengan seorang Jendral atau seorang
Menteri yang memegang kekuasaan untuk seluruh Nusantara.
- Memudahkan korupsi bagi kepala-kepala jabatan
Indonesia adalah satu Negara yang cukup luas, cukup kaya dengan
hasil alam dan mempunyai penduduk terbanyak urutan ke 4 didunia. Keperluan
daripada 250 juta manusia dipegang oleh satu tangan tentu keuntungannya luar
biasa”.
Pembicaraan ini bukan saya karang-karang, tidak….! Saya bicara di atas kebenaran dan bukti yang
kita semua bisa lihat dan sedang di rasakan seluruh lapisan masyarakat bangsa-bangsa
melayu dan malanesia di Nusantara, yang notabenenya rata-rata Masyarakat Biasa.
Bukti yang kita lihat diantaranya; di Nusantara banyak Perusahan baik yang
berskla kecil maupun besar yang notabenenya rata-rata dari Negara Investor
sudah lama beroperasi. Semua kekayaan
Nusantara, di sedot dan bawah ke Jakarta untuk menambah Modal bagi petinggi
Negara. Untuk mengambil semuanya itu, mereka manfaatkan kita untuk mengerjakan
dan mengamankan serta mengontrol barang mereka, toko mereka, hotel mereka,
proyek mereka, perusahan mereka, perkebunan mereka dan partai politik mereka.
Akhirnya dampak yang saat ini kita raih adalah “Kalangan yang Kaya Tambah Kaya
dan Kalangan yang miskin tetap Miskin bahkan tambah miskin”. Sebenarnya kalangan yang kaya itu ada yang tidak punya Dusun kekayaan, baik
Kekayaan Darat maupun Laut. Dusun kekayaan mereka sudah di ambil dan di imploitasi Oleh Kolonial
Belanda sejak penjajahan. Mereka Tambah Kaya hanya karena Jabatan Warisan. Mereka
memangku Jabatan dari Periode-ke periode, baik secara menetap maupun pindah-pindah di
Pusat, sehingga semua kekayaan dari Kamar-kamar di mainkan dengan cara-cara unik
yang mereka ranjang. Selanjutnya
mereka tinggal mainkan dengan insvestor dari Luar Negeri untuk menambah modal dan saham mereka. Mereka
memakai cara-cara yang unik dan tidak bisa di mengerti orang yaitu;
mereka tawarkan ke anak bangsa yang bisa berpikir sesuatu
dengan jabatan, kesepakatan-kesepakatan tertentu, merekomendasikan dengan
pengurus-pengurus partai, baik di pusat, propinsi maupun daerah-daerah agar
melaluinya mereka ambil kekayaan yang ada di daerah-daerah di kemudian hari, ketika orang-orang yang pegang partai itu jadi
pemimpin atau wakil-wakil Rakyat atau pejabat tertentu. (Hai
anak bangsa sadarlah, jangan kita di permainkan terus-menerus, sehingga kekayaan kita
di boyong terus. Jangan kita menjual apa yang ada pada kita, karena kalau
barang di beli tidak mungkin hasilnya bagi dengan kita, keluarga kita, dan anak
cucu kita).
Tidak mungkin mereka serahkan jabatan-
jabatan tertinggi Negara di pusat pada kita anak bangsa melayu dan Melanesia
lain, baik dari Sumatera, kalimantang, sulawesi, NTT,
Maluku dan Papua. Jabatan-jabatan tertinggi yang di maksud adalah Presiden, Menko
Polhukam, Meteri Perekonomian, Menteri dalam Negeri, Menteri Luar Negeri,
Menteri Pertahanan, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Keuangan, menteri Energi dan
SDM, Menteri Perdagangan, Menteri tenaga Kerja dan Transmikrasi, Menteri Pendidikan,
Menteri Agama, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara, Menteri BUMN, Menteri Sekertaris Negara,
Jaksa Agung, Panglima TNI. Yang lain mereka bisa kasi namun dengan ada
catatan-catan khusus, atau untuk melindunginya supaya tidak mengggunakan jabatan
dengan kewenangan sendiri, mereka keluarkan PERPRES, PP, Intruksi Presiden dll.
(Hai anak bangsa yang
lain,
sadar ka tidak, kekayaan anda, hak milik anda, semuanya di alihkan untuk
memperkaya mereka di pusat….??)
Mereka juga tidak mau kita sendiri berusaha, mengasilkan,
mengelolah, semua kekayaan kita yang ada di negeri dan daerah kita sendiri.
Mereka juga tidak mau kita produksi sendiri, mereka dilarang, dengan istilah
ILEGAL dan LIAR. Dan juga kalau mau usaha daftar dulu ke NPWPlah dll, lalu
proses lama bahkan sampai tidak jadi. Semua barang di produksi dari Pulau Jawa,
lalu uang APBD, APBN, OTSUS dan jalur uang lain di turunkan ke daerah –daerah melalui
Pemerintah dan uang-uang itu hingga hanya sementara waktu. Sementara itu
Petinggi Negara senang karena akan lari ke Toko dan Ruko mereka, Hotel mereka,
PT mereka, barang dagangan Produksi mereka. Dengan harapan inilah mereka kerja
keras dan jual kekayaan yang tadi ambil dari daerah-daerah kita, yang lain
mereka jalan amankan dengan Negara-negara adikuasa dan juga masukan investor
melalui mereka, untuk mau tanam saham demi penambahan modal mereka. Dari segi
keuntungan pribadi seseorang inilah kapitalis-kapitalis dunia tidak
menginginkan NKRI ini pecah belah. Mereka tetap senang dan ingin agar
kepulauan-kepulauan Melayu ini ada dalam satu tangan. Karena hanya dengan satu
tangan saja mereka mudah mainkan. Inilah system penjajahan modern yang diterapkan oleh Negara
ini bersama-negara-negara yang punya perusahan di Nusantara. Mereka melumpuhkan
ekonomi atas bangsa-bangsa Melayu dan Melanesia yang lain di nusantara. Sebenarnya Negara kita lebih maju dari pada Negara-negara
tetangga melayu lain yang belakangan merdeka, karena Negara kita kaya akan
sumber daya Alam disbanding Negara tetangga. Dan juga di Negara kita pendapatan
Asli Daerahnya (PAD) lebih besar dari pada Negara-negara tetangga, karena
Banyak Perusahan dari Negara lain. Maka dengan melihat kenyataan itu saya pikir
Pemerintahan NKRI tidak berinisiatif untuk bangun Negara kita, mereka hanya
sedang berlombah untuk menambah Modal mereka, karena saat ini KKN terjadi
dimana-mana. Akhirnya yang terjadi adalah “kalangan yang kaya tambah kaya dan kalangan
yang miskin tambah miskin”. Saudara-saudara
bangsa melayu dan melanesia yang ada di bumi Nusantara harus mengerti itu. (Berarti petinggi negara dengan Negara lain
masih menjajah kita, memainkan kita anak bangsa melayu dan melanesia yang
lain. Apakah negara yang suda merdeka
itu bisa dimainkan oleh negara lain, ini
aneh kan…?) Atau modal-modal itu sementara kumpul dulu,
nanti Indonesia merdeka 100 tahun genap baru mulai bangun dengan modal-modal
petinggi Negara itu secara seadil-adilnya, demi menerapkan UUD 1945 BAB XIV
Pasal 33 Ayat 1,2,3, dan 4.
Sistem pemerintahan sentral ini dengan faham komunis, ataupun
kapitalis, hasilnya ya, sama saja. Satu industri besar dalam satu tangan untuk
semua bangsa-bangsa yang berada dibawah jajahan mereka. Yang
menguntungkan adalah Jendral-jendral yang memegang peranan/kekuasaan atas
negeri-negeri diluar Jawa dan pengusaha-pengusaha yang mempunyai kuasa untuk
menentukan pembelian dan supply kebutuhan anak negeri diseluruh Wilayah NKRI.
Jenderal-jenderal yang mendapat konsesi menebang hutan tropikal dan menjual
balak keluar negeri,
membuka lahan kelapa sawit, padi, membuka perusahan-perusahan yang berskala
kecil yang notabenenya ilegal. Tanpa memperdulikan
kehancuran hutan tropikal dan perusakan alam dan global warning. (Hai anak negeri bangsa-bangsa melayu dan
melanesia di nusantara dimanapun anda berada, kesadaran sangat penting dalam
hidup, karena kalau kita tidak sadar, kita tetap di bodohi, ditipu dan di
permainkan untuk mengambil kita punya barang yang ada di daerah masing-masing)
D.
Apakah kehancuran
Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat dicegah?
Dari saya, sangat tidak bisa di cegah,
karena di dunia ini tidak ada sesuatu yang abadi, dunia politik semakin
berubah, maka anak bangsa melayu dan melanesia yang lain pasti akan sadar
tentang harga diri, hingga suatu saat NKRI yang kita sembah
itu tetap akan runtuh, pecah, hancur
berkeping-keping. Apakah dunia di negara lain,
masih tetap cegah keutuhan sejak mereka mendirikan Suatu Negara sampai hari
ini...? Suatu negara yang baru berdiri
bagaikan barang yang kita beli di tokoh, barang itu tidak bisa kita jaga dan
rawat terus-menerus, tetapi barang yang kita beli itu suatu saat tetap akan
robek, rusak
hancur berkeping-keping. (Ada waktu untuk naik, ada waktu untuk turun. Ada waktu untuk berdiri
kokoh, ada waktu untuk hancur berantakan).
Negara kita adalah konsep dan sistem bekas yang diambil dari Negara penjajah-Hindia
Belanda, jadi sama saja dengan pakaian
yang kita beli di Cakar bongkar, kini suda 66 tahun lebih kita suda pake, maka
saat ini mulai rusak karena barang bekas. (Makanya beli yang baru to....konsep itu
bikin konsep sendiri yang bisa di terima semua kalangan dan daerah, jangan
semaumu sendiri dari pada tidak di terima oleh orang lain )
Mari kita lihat ada beberapa negara yang
perna mereka dirikan dengan konsep mereka sendiri, namun telah terpecah belah
jadi beberapa negara, apa lagi negara kita NKRI yang konsepnya, konsep bekas yang kita ambil dari negara yang menjajah kita-Hindia Belanda...!
- Sistem Negara Kesatuan USSR (Unitary High Central
State)
Sistem Negara Kesatuan USSR (Unitary High Central State) ini telah dipraktekkan oleh empirium Rusia,
yang dulunya disebut dengan Soviet Union atau the Union of Soviet Socialist
Republic. USSR sebagai Negara Super power pada masanya, dapat bertahan sebagai
Highly Centralized State hanya 69 tahun (1922-1991). Bermacam bentuk sistem
pemerintahan dan persatuan bangsa-bangsa telah dicobakan kepada mereka. Pada
tahun 1991 pecah menjadi 15 negara yaitu: 1. Armenia 2.
Azerbaijan 3. Belarus 4. Estonia 5.
Georgia 6. Kazakhstan 7. Kyrgyzstan 8.
Latvia 9. Lithuania 10. Moldova 11.
Russia 12. Tajikistan 13. Turkmenistan 14.
Ukraine 15. Uzbekistan.
- Bangsa Cekoslavia
Bangsa Cekoslavia pecah menjadi dua Negara, yaitu Republik Ceko
dan Republik Slovakia. Demikian juga dengan Socialist Federal Republic of
Yugoslavia bertahan 65 tahun (1946-2011) dan kini telah menjadi 7 negara
merdeka yaitu: 1.Slovenia 2.Kroasia 3.
Bosnia-Herzegovina 4.Serbia, 5.Montenegro
6.Republik Macedonia 7.Republik Kosovo.
- Kosovo
Kosovo memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Februari 2008 dan
diakui sebagai Republik Kosovo pada 4 Februari 2011. Bermacam bentuk model
pemerintahan telah dicobakan, pada akhirnya solusi terakhir mereka merdeka dan
membentuk negara masing-masing seperti diatas.
- Skotlandia
Skotlandia yang cukup makmur dan beradab kini sedang menuntut
merdeka, lepas dari Inggris Raya dan berdiri sendiri sebagai Negara Merdeka.
Begitu pula Quebec masih berjuang untuk merdeka dari Canada.
Pada tahun 1945 hanya ada 51 Negara yang membentuk Perserikatan
Bangsa-Bangsa disingkat dengan PBB atau United Nation. Sekarang sudah 194
Negara yang menjadi anggota PBB.
Berbaik-baiklah bergaul bersama sesamamu, jangan satu bangsa menjajah bangsa
lain.
Kalau demikian maka peperangan tidak akan habis-habisnya dipermukaan bumi.
Dalam dunia modern dan beradab sekarang ini hampir semua masalah dapat
diselesaikan dimeja perundingan, melalui pembicaraan segitiga. Karena sekarang
tidak seperti dulu di zaman primitif, pukul dulu baru bicara. Itu cara-cara
cowboy, cara-cara preman, pakai hukum rimba. Yang penting adalah organisasi,
manajemen, komunikasi. Gunakan kemudahan internet, HP, lobi, diplomasi, dan
semua kemudahan pada zaman ini. (Ini masa modern, tidak seperti masa bodoh
yang dulu, semua perkara harus bawah ke meja perundingan untuk di selesaikan
secara segi tiga dari depan pihak-pihak yang netral, dari pada kita bikin bodoh
dan main hakim sendiri kan tidak baik )
E.
Siapa yang akan Rugi?
Rakyat dan bangsa-bangsa yang terjajah tersebut. Sehubungan dengan
NKRI yang rugi adalah Rakyat-rakyat di Sumatra, di Kalimantan, di Sulawesi, di
Bali, di Nusa Tenggara, di Ambon, di Papua Barat. Penguasa-penguasa dari pada
NKRI tidak merasakan bahwa kami adalah ”public servant” atau
hamba rakyat, yang bekerja untuk memberikan pelayanan kepada rakyat,
demi kesejahteraan rakyat. Tetapi penguasa-penguasa NKRI memperlakukan rakyat
sebagai hamba sahaja mereka, budak jajahan mereka yang harus tunduk dan patuh
kepada kepentingan dan kemauan Pemerintah Pusat.
Sudah 66 tahun lebih kita hidup dibawah cengkeraman kekuasaan militer TNI yang
ber-dwi fungsi. Di negeri-negeri yang sudah merdeka seperti di Eropa tidak
seperti kita lihat militer berkeliaran
dikota, yang lengkap dengan persenjataan mereka yang siap tempur seperti Koramil,
Kopassus di negeri kita Indonesia. NKRI
tidak mempunyai musuh dari luar yang mengancam untuk menyerang mereka. Yang
kita perlukan adalah Polisi untuk menjaga ketentraman rakyat dan
mengamankan rakyat dari pembunuhan, perampokan, perkosaan hak rakyat didalam
negeri. Dalam 66 tahun lebih ini sudah banyak kali dan berulang kali kita lihat
pembunuhan rakyat, perampokan harta rakyat dan pelanggaran HAM yang dilakukan
oleh anak bangsa yang di rekrut kedalam TNI POLRI, Tentara Nasional Republik
Indonesia, militer NKRI, terhadap rakyat di Aceh, di Sulawesi, Kalimantan di
Maluku, di Papua dll.
- Pelanggaran HAM di Ace
Pembunuhan massal semasa Di di Pulo Cot Jeumpa, pembunuhan masal
Simpang KKA, pembunuhan masal Tgk. Bantaqiah dan murid-muridnya, tidak pernah
dituntut di International Court of Justice. 2.
- Pelanggaran HAM di Papua
Tanah Papua di jadikan sebagai Daerah Operasi Militer Republik
Indonesia hingga pemberantaian, Pembunuhan
Masal terjadi dari tahun-ketahun sejak 1962 hingga saat ini sedang berlangsung
. Semua pembunuhan dan pemberantaian masal terjadi melalui Operasi-opeasi
Militer dan Intelejen yaitu: (1). Operasi Sadar; (2). Operasi Tumpas; (3).
Operasi Wibawa; (4). Operasi Maleo; (5). Operasi Matoa; (6). Operasi Paguyuban;
(7). Operasi Pamungkas; dan lain-lain. Melalui operasi Nyata maupun tersembunyi
yang berlangsung sejak 1962 hingga saat ini, 60 % dari jumlah penduduk Papua di
habiskan (GENOSIDE) oleh NKRI gara-gara berdirinya diatas keslahan konsep. Masalah
pembunuhan-pembunuhan di Papua ini, sebagian besarnya sudah muat di dalam
Bukunya Pa Socratez Sofyan Yoman, Ketua Umum Badan Pelayanan Pusat Persekutuan
Gereja-Gereja Baptis Papua dengan judul bukunya PEMUSNAHAN ETNIS MALANESIA –
Memecah kebisuan sejarah kekerasan di Papua barat. Bagi yang ada bukunya saya
ajak sodara baca di seluruhnya dan yang berjumlah paling besar dalam pembunuhan
brutal secara langsungnya suda muat di Bab 6, Point 6, Pelanggaran Hak Asasi Orang apua secara Fisik (Pembunuhan Langsung)
di halaman 195 s/d 232 di judul buku diatas
Pembunuhan-pembunuhan, serta pelanggaran-pelanggaran HAM di atas
rakyat Aceh dan Papua ini, tidak ada ubahnya seperti pembunuhan-pembunuhan
keatas rakyat Libya oleh tentara diktator Khadafi, atau seperti genosida
terhadap rakyat Bosnia oleh Slobodan Milosevic.
Bangsa-bangsa Melayu dan Melanesia nusantara harus mempersiapkan dirinya untuk
menyelamatkan Persatuan Bangsa-bangsa tersebut. Prediksi saya untuk melihat dan
menyatukan bangsa-bangsa melayu dan malanesia ini dibawah satu Persatuan
negara-negara yang lebih adil dan mantap tidak baku menjajah satu sama lainnya adalah
dalam bentuk model seperti dibawah ini:
- Republik Federasi Aceh Sumatra (Gerakan Aceh
Merdeka GAM)
- Republik Federal Riau (Gerakan Riau Merdeka-GRM)
- Negara Sumatera Timur (Gerakan Sumatera Merdeka)
- The Federation east of Jawa
- The Federation of Bali
- The Federation of Nusa Tenggara
- Republik Persatuan Sulawesi
- Republik Persatuan Borneo
- Gerakan Kemerdekaan Mina Hasa (GKMH)
- Republik Persatuan Maluku dan Pulau-pulau
Halmahera
- State Unity of Kalimantan
- Republik Federal West Papua
- Untuk menjaga Kehancuran Perlu
membentuk Negara-negara Federal/bagian
Pada permulaan Indonesia merdeka, perasaan-perasaan kebangsaan
dari bangsa-bangsa melayu itu telah muncul dengan terbentuknya Federasi
Negara-negara bagian (federal) dalam bentuk Negara Pasundan di Jawa Barat, NST,
NIT dan sebagianya didalam Republik Indonesia Serikat (RIS).
Perjuangan Kemerdekaan bukanlah suatu perbuatan kriminal, tetapi
itu adalah satu perbuatan legal dan suci yang merupakan Hak setiap bangsa. Yang
penting caranya, jangan melanggar Hak-hak azasi manusia. Tuhan telah mencipta
kita manusia berbangsa-bangsa didunia yang sama, hanya satu dunia. Tuhan
suda menempatkan kita manusia dan semua bangsa itu di daerah dan pulau
masing-masing, jangan ada yang baku rampas dan baku ambil alih apa yang menjadi
hak milik orang lain. Kalau daerah milik bangsa lain di ambil alih dengan
kekuatan tertentu, berarti saat itu juga Tuhan Marah. Dengan demikian Tuhan
suda marah saat Ali Mustopo mengatakan bahwa
“Jakarta sama sekali
tidak tertarik dengan
orang Papua, tetapi Jakarta hanya tertarik dengan Wilayah
Irian Barat. Jika inginkan Kemerdekaan, maka
sebaiknya minta kepada
Allah agar diberikan
tempat di salah
sebuah Pulau di Samudera Pasifik, atau menyurati
orang-orang Amerika untuk mencarikan tempat di bulan. sebelum PEPERA 1969 itu. (Tuhan sudah bagikan Daerah masing-masing
kekayaan masing-masing secara adil, maka kita tidak perlu baku curi, nanti
Tuhan marah don).
Pembagian kekuasaan dan pembentukan negara-negara ditatas ini, kita serahkan
kepada kemauan rakyat-rakyat setempat dan kebangsaaan negeri-negeri tersebut
dalam menentukan hak self determination mereka. Karena kita di Indonesia ada
banyak Bangsa, baik Melayu maupun Malanesia hingga semua bangsa melayu dan
malanesia yang ada di Nusantara, biar berdiri sendiri-sendiri dan urus
masing-masing bangsanya. Sehingga akhirnya tinggal laporan di setiap tahun
kepada Pusat. Kemudian apakah Konfederasi Negara-negara melayu Nusantara dan
persatuan bangsa-bangsa Melanesia ini masuk bergabung dengan Asean atau
sebaliknya itu akan kita bicarakan kemudian dengan pertemuan bersama
Negara-negara Melayu dan Malanesia yang baru saja menentukan nasibnya sendiri
untuk kepentingan bersama dari segi politik, ekonomi dan pertahanan
bangsa-bangsa Asia Tenggara.
- Kesimpulan
Negara Indonesia yang kita diami ini betul-betul di dirikan
diatas konsep yang salah, makanya Banyak Undang-undang dan Hukum-hukum yang di
praktekkan, namun tidak ada undang-undang dan hokum yang positif yang merangkum
semua hingga bisa menjamin kelangsungan hidup rakyat di seluruh wilayah
Nusantara. Tidak ada Hukum dan Undang-undang yang menjamin, selalu di rubah,
beberapa kali di amandemen dan di buat
setiap tahun untuk setiap bidang. Karena undang-undang dan Hukumnya tidak
memberikan jaminan kepada masyarakat, maka masyarakat selalu protes, dan
melanggar. Ketika hukum di langgar oleh Masyarakat atau pihak tertentu yang
tidak senang, Pemerintah tidak mencari solusi yang baik dan tepat, yang ada hanya
satu yaitu di tembak mati, di bunuh dan di habiskan, serta di penjarahkan bagi
yang protes. (Ini adalah praktek
penjajahan diatas penjajahan yang terjadi dan sedang berlangsung di Negara kita
Republik Indonesia).
Akhir
Kata, Prediksi saya bahwa apabila suatu saat anak-anak negeri bangsa-bangsa
Melayu dan Malanesia yang ada di Nusantara itu mengerti, memahahami lalu sadar
bahwa, kami di tipu dan di permainkan Oleh Petinggi-petinggi Negara, maka yang
akan terjadi adalah munjullah politikus-politikus yang Nasionalisme tentang
Bangsanya masing-masing. Mereka semakin akan sadar dan saling mempengaruhi
terhadap-satu-dengan yang lainnya, untuk mencari solusi kelangsungan hidup yang
baik. (Karena Negara ini berdiri diatas Konsep yang salah, maka
akhirnya apa yang akan terjadi …..? kalau ada yang tahu jawab dulu ya )
Jawaban saya untuk memperkuat prediksi saya adalah “ Dunia
Politik di saat ini tidak seperti masa-masa Primitif yang dulu, cara dan
mekanisme politik di saat ini semakin modern, maka yang akan terjadi adalah,
karena semua anak bangsa Melayu dan Malanesia suda sadar tentang bangsanhya
masing-masing, hingga untuk menyelesaikannya semua masalah ini, harus bawah secara Damai ke Meja perundingan.
Titik…! . (Pantaslah negara yang berdiri diatas konsep yang salah itu hancur
dan Berkeping-keping, biar di suatu saat ketika orang lain dari Negara lain
melewati di negara-negara melayu dan malanesia yang ada di Nusantara ini
menyebutkan bahwa; “Ini Adalah Dulunya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Yang Sudah Terpecah-Belah” )
********
Semoga Genapilah Mimpi
ini ********
PENULIS ADALAH
MAHASISWA FKIP UNCEN
Jayapura Papua
April, 2014
(The author is a student Papuan air-race Malanesia being
educated in Portnumbay).
0 thoughts on “KEHANCURAN KONSEP NKRI SUDAH DI AMBANG PINTU”