Ribuan Karyawam PT. Freeport Menggelar Aksi Spontanitas di Mill 72, Menuntut Pihak Manajemen PT. Freeport Agar Tidak Melakukan Perawatan Areal dan Peralatan Tambang. (Foto : Antara/KM) |
Tembagapura,
(KM) –Salah satu karyawan,
yang diakui namanya Thomans mengatakan terjadinya aksi spontanitas itu, karena
PT. Freeport Indonesia (PTFI) tidak menepatin janji dalam memberikan insiatif
kepada pekerja,akhirnya mogok kerja di Tambang.
Aksi Blokade di
Ridge Camp mil 72 Tembagapura, Mimika, dikatakan terkait ketidakadilan yang
dilakukan Manajemen PT Freeport Indonesia dalam pembayaran insentif kepada
pekerja tambang.
"Insentif hanya diberikan untuk pekerja tambang
PTFI dan perusahaan privatisasi. Sementara itu, pekerja kontraktor yang tidak
ikut mogok, tak mendapat insentif. Kami yang bekerja tak dapat insentif, malah
yang mogok dapat insentif," jelas Thomas kepada media yang dikutip Antara, Selasa (17/3/2015) kemarin.
Kata Thoman, Para pekerja tambang juga menuntut
manajemen PTFI untuk memberikan sanksi kepada para peserta mogok kerja sesuai
pedoman hubungan industrial dalam kesepakatan PKB PTFI,”katanya.
Sementara Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Patrige Renwarin, kepada Antara, mengatakan pihak managemen PT Redpath Indonesia selaku perusahaan kontraktor sudah mengajukan permohonan insentif. Namun, PTFI menolak dengan alasan bahwa PT Redpath hanya perusahaan kontraktor.
"Ratusan pekerja tambang bawah tanah PT Redpath Indonesia akhirnya bergabung dengan pekerja 7 suku ikut berunjuk rasa karena menganggap ada perlakuan tak adil kepada mereka," jelas Patrige, Selasa.
Hingga Selasa malam ratusan pekerja tambang masih terus menduduki jalan tambang di Mil 72, Ridge Camp, Distrik Tembagapura. Akibat blokade, jalur transportasi logistik dari Tembagapura Mil 68 menuju tambang Grasberg dan tambang bawah tanah di Mil 74 terputus.(Antara/001/KM)
Sementara Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Patrige Renwarin, kepada Antara, mengatakan pihak managemen PT Redpath Indonesia selaku perusahaan kontraktor sudah mengajukan permohonan insentif. Namun, PTFI menolak dengan alasan bahwa PT Redpath hanya perusahaan kontraktor.
"Ratusan pekerja tambang bawah tanah PT Redpath Indonesia akhirnya bergabung dengan pekerja 7 suku ikut berunjuk rasa karena menganggap ada perlakuan tak adil kepada mereka," jelas Patrige, Selasa.
Hingga Selasa malam ratusan pekerja tambang masih terus menduduki jalan tambang di Mil 72, Ridge Camp, Distrik Tembagapura. Akibat blokade, jalur transportasi logistik dari Tembagapura Mil 68 menuju tambang Grasberg dan tambang bawah tanah di Mil 74 terputus.(Antara/001/KM)
0 thoughts on “Salah Satu Karyawan Tambang : Menilai PTFI Tidak Tepati janji”