Puisi Papua (Foto Doc. muye_voice@fwp/KM) |
Disana ada tangisan
Merindukan sang Pangeran
Untuk membebaskannya.
Sambil bertanya siapakah sang pangeran,
Yang akan datang membebaskanku,
menghentikan tanggisanku dengan,
segalah beban di pundaku.
Penguasa meliter, penguasa kapitalis, dan
penguasa imperealis, telah menguasaiku.
Mereka menguras dan menyakitiku, Kapankah berakir semua penderitaanku ini.
Mereka membuatku Tak berdaya
dimanakah keadilan mereka,
kemenanganku disembunyikan oleh mereka,
saya hanya bermandi berlumuran darah,
yang selalu tumpah dan membasahiku,
kemerdekaan telah terjajah,
yang tersisa hanya pembunuhan.
Ingatlah aku wahai....
generasih penerus Bangsa papua barat, satukan barisan di pagi hari,
bangkitlah bersama semagat Pagimu ,walaupun kamu terbebani,
katakan dengan semagat pagi LAWAN.
Kawan....
Jangan hanyanlah terdiam di sudut kebimbangan untuk menuntut hak kebebasan, menuju perubahan.
Bangsa Papua Barat.
Karya : Melvin Boy's
Merindukan sang Pangeran
Untuk membebaskannya.
Sambil bertanya siapakah sang pangeran,
Yang akan datang membebaskanku,
menghentikan tanggisanku dengan,
segalah beban di pundaku.
Penguasa meliter, penguasa kapitalis, dan
penguasa imperealis, telah menguasaiku.
Mereka menguras dan menyakitiku, Kapankah berakir semua penderitaanku ini.
Mereka membuatku Tak berdaya
dimanakah keadilan mereka,
kemenanganku disembunyikan oleh mereka,
saya hanya bermandi berlumuran darah,
yang selalu tumpah dan membasahiku,
kemerdekaan telah terjajah,
yang tersisa hanya pembunuhan.
Ingatlah aku wahai....
generasih penerus Bangsa papua barat, satukan barisan di pagi hari,
bangkitlah bersama semagat Pagimu ,walaupun kamu terbebani,
katakan dengan semagat pagi LAWAN.
Kawan....
Jangan hanyanlah terdiam di sudut kebimbangan untuk menuntut hak kebebasan, menuju perubahan.
Bangsa Papua Barat.
Karya : Melvin Boy's
Sumber : Puisi Papua
0 thoughts on “Tangisan Alam Papua”