Finsensius Yogi (Foto: Dok/KM) |
Puisi (KM)---Meski badai, hujan dan guntur
menghampiri Negeriku
membasahi Kekayaanku
menghanyutkan harapan bangsa
aku tak akan goyang
karena Papua adalah hidupku
diriku.
menghampiri Negeriku
membasahi Kekayaanku
menghanyutkan harapan bangsa
aku tak akan goyang
karena Papua adalah hidupku
diriku.
Papua
diselimuti banyak suku
yang mengukir kesatuan
yang mengukir kesatuan
satu darah
satu jiwa
satu harapan
satu tujuan
Agar menuju kemandirian
menuju kemedekaan
menuju kesuksesan
itulaha harapan bangsaku
harapan Negeriku.
menuju kesuksesan
itulaha harapan bangsaku
harapan Negeriku.
Tetapi,
kadang ku tanyakan pada diriku
mengapa ada pemburuh manusia di sudut kota Jajajahan
engkau datang bukan sebagai pemburuh manusia
mengapa ada pemburuh manusia di sudut kota Jajajahan
engkau datang bukan sebagai pemburuh manusia
bukan untuk mengkuras darah manusia
bukan untuk menghabiskan orang Papua.
Aku heran, heran
,karena di dalam Negerri ada Nab-Nabi Yudas
menjadi penghianat
menjadi penjual manusia
menjadi penghisap manusia Papua.
,karena di dalam Negerri ada Nab-Nabi Yudas
menjadi penghianat
menjadi penjual manusia
menjadi penghisap manusia Papua.
Aku
mohon, di Negeriku
ku tanyakan pada rumput yang bergoyang
ku tanyakan pada rumput yang bergoyang
dimanakan
kesadaran kita
dimanakaha nasib bangsa Papua
bagaimana harapan bangsa Papua
jika,ada Yudas di Papua.
dimanakaha nasib bangsa Papua
bagaimana harapan bangsa Papua
jika,ada Yudas di Papua.
Karya: Finsensius Day Yogi
Selasa, (15/03) di Tanah Hitam, Abepura.
Selasa, (15/03) di Tanah Hitam, Abepura.
0 thoughts on “Papua Bangkit”