BREAKING NEWS
Search

Apa Motivasimu Dalam Menulis?

Alexander Gobai)*

Oleh: Alexander Gobai)*
“Menulis adalah senjata”.

Ada salah satu kata bijak yang menjadi motivasi saya untuk saya harus menulis. Kata bijak itu ialah “Menulis itu Senjata.” Kata ini membuat penasaran dalam hidup, hingga membuat diri saya agar mengangkat pena tiap menit untuk mencoret di kertas putih yang tak ada nodanya.

Awalnya, saya berpikir menulis itu membosankan, tak ada untungnya, takut dan lain sebagainya. Dengan timbulnya perasaan-perasaan itu, membuat diri saya tak ingin bangkit dari rasa takut saya. Apalagi, berhadapan dengan orang yang tahu tulis-menulis.

Contoh saja, Ketika saya duduk bersama mereka yang tahu tulis-menulis, saya kadang merasa minder. Apalagi, saat saya mengangkat pena. Saya kadang merasa kehilangan percaya diri 100%, takut dan ragu bahkan kadang bertanya pada hati saya, saya tidak bisa. Apakah saya tak bisa menuliskah? 

Perasan itu selalu tumbuh betubi-tubi dalam benak saya. Seakan hidup saya tak ada nilainya di mata  mereka. Dan sekan hidup saya diatur dan distir oleh mereka. Andaikan mereka yang pegang beteng pertahanan hingga, membuat saya tak maju-maju. Malah, hidup saya selalu mengikuti arus air yang mengalir menuju hilir dari hulu. 

Perasaan itu tumbuh, kira-kira memakan waktu selama 4 tahun. Saya kadang tak mampu berhadapan dengan teman-teman yang sudah tahu menulis. Apalagi mengeja kata per kata saja tak mampu dalam tulisan. Apalagi membuat satu kalimat hingga paragraf. Kemampuan saya untuk menulis, terkubur dengan mereka yang berani.

“saya takut, saya tak mampu, saya ragu, saya tak percaya diri, saya tak bisa mencoba, hanya kerena melihat mereka yang kadang mampu menyusun kata per kata pada kertas putih dan yang kadang mampu melawan rasa takut mereka bahkan yang kadang mampu melawan rasa tidak percaya diri mereka. 

Saya kadang tanyakan pada diri saya tentang mereka yang bisa melawan rasa takut. Lalu, bagaimana dengan diri saya. Apakah saya tak mampukah? 

Hal itu, kadang saya bertanya pada rembulan di saat jarum jam bunyi pada pukul 12.00 Waktu Papua malam. Bahwa, saya harus mampu melawan rasa takut, rasa tak mampu, dan rasa ragu. Motivasi untuk melawan hal itu mulai Nampak. Waktu belum selesai, saya belum terlambat untuk mengetahui menulis. Apalagi umur saya belum tua. Padahal, orang tua saja masih mempunya kemauan untuk mencoba. Sedangkan, saya yang masih muda, tak bisakah,”kutanya pada rembulan saat itu. 

Saya harus bangkit melawa ketakutan saya yang kadang menghambat perjalan saya hingga terhambat dalam proses pencapaian kesuksesan saya. Mari kita tulis dengan kemampuan yang ada. Saya sudah siap.

Motivasiku Untuk Menulis

“Saya ingin menjadi penulis profesioanl”.

Saya menyiapkan diri saya dalam kesempatan yang tepat. Meniggalkan pengaruh-pengaruh lingkungan di sekitar saya tinggal. Dimana saya bermain bersama Keluarga saya, sanak-saudara saya dan teman-teman saya. terkadang saya merasa, mereka tidak memberikan support, saya tinggalkan. Sementara, bagi mereka yang selalu senantiasi menemani saya saya gandeng mereka.

Saya jadikan mereka adalah motivasi saya, hingga, hari demi hari membuat saya untuk bangkit dari rasa katukan sampai menemukan jati diri saya yang sebenarnya.

Awalnya, saya mulai melawan rasa ketakutan, rasa tak mampu, rasa tak ingin mencoba dan sebagainya. Kegiatan saya hari-hari hanya melawan perasaan saya sendiri. Lalu, mulai masuk pada bagaimana saya harus mencoret pada kertas putih.

Pertama yang saya lakukan untuk menemukan diri saya dalam hal menulis yang sesungguhnya. Hal itu sebagai berikut, 1.) melawan perasaan takut, 2.) mulai menanamkan keberanian, 3.) mulai menimbukan rasa percaya diri,4.) mulai menulis, 5.) berani memotivasi orang, 6.) mampu meninggalkan pengaruh yang mematikan karakter dan 7.) mengetahui siapa saya.

Ketuju poin di atas memberikan sebuah kekuatan agar saya bisa menciptakan sebuah perubahan baru, dimana saya tinggal dan bergerak bersama orang yang dekat dengan saya. Dengan gerakan itu sebagai simbol “Salam Perubahan dan Adil Untuk Perubahan. Kedua kalimat itu, memberikan sebuah semangat bagi diri saya dan bagi orang lain yang awalanya mereka ada dekat dengan saya. 

Mereka itu, yang ingin saya jadikan, mereka harus mengikuti arah yang jelas. Arah yang  bisa melahirkan gerakan-gerakan perubahan di dunia tulisan maupun di dunai lainnya. Agar orang-orang yang di sekitar saya mampu berpikir ke arah perubahan.

Dengan menamkan poin-poin di atas merupakan salah satu bentuk perubahan yang sudah terjadi di dalam hidup saya. Hampir 80% saya sudah tahu menulis dan sudah meninggalkan perasaan takut saya. Dan saya menganggap mereka adalah bagian dari saya. Dan mereka bisa karena mempunyai motivasi dari diri mereka. Dan saya juga sudah menemukan diri saya melalui gerakan-gerakan motivasi untuk menjalankan proses perubahan yang matang.

Saya pikir motivasi saya untuk menulis, saya sudah jelaskan semuanya. Paling tidak, Anda juga pasti mempunyai motivasi tersendiri. Tak ada yang tidak ada. Cuma kembali menggali apa dan dimana talenta kita. Anda tahu siapa Anda? Tetapi, tanyakan kembali siapa Anda yang sebenarnya. Agar Anda benar-benar mengatahui siapa Anda yang sebenarnya.

Mari kita belajar cara dan bentuk untuk menemunukan siapa saya dan siapa Anda melalui gerakan motivasi diri. Motivasi yang menciptakan perubahan.  Tak mementingkan apapun dan siapapun. Sehingga, perubahan itu dikenal oleh orang banyak. Hanya melalui tulisan saja, Anda bisa dikenal di dunia. Lalu, mengapa Anda diam dan tak bergerak?

Mari kita bergerak, saya dan Anda bergerak menuliskan kisah di dunia ini. Agar dikenang oleh dunia. Karena Anda dan saya dibutuhkan di dunia ini. Semoga dengan adanya tulisan ini dapat bermanfaat.
Selamat mencoba untuk menemukan siapa diri Anda…?

Redaksi Kabar Mapegaa


TAG

nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


1 thought on “Apa Motivasimu Dalam Menulis?

    1. Hanya mampu ucapkan kata "SELAMAT". yang mana tidak ada kata Frustrasi dalam mengambil langkah keluar dari rasa takut untuk mencoba.

      Maju terus sampai reputasinya tercapai.

      ReplyDelete