BREAKING NEWS
Search

KARENA KEBODOHANNYA SENDIRI WAJAH DEMOKRASI NEGARA KITA RUSAK DAN PECAH DI PAPUA

(Foto: Dok. Ist/KM)
Oleh: AM

Orang bodoh selalu mencari orang bodoh. Itulah suatu fakta yang diperlihatkan selama kurang lebih 5 dekade alias sejak Papua dicaplokkan ke dalam Bingkai NKRI (1962-2016). Dikatakan Indonesia sudah mereka, tetapi rakyatnya belum merasakan kemerdekaan yang sebenarnya padahal sudah merdeka sejak 17 Agustus 1945.

Namun, rakyat indonesia masih mencari-cari akan kemerdekaan tersebut. Karena fakta menunjukkan bahwa rakyatnya hidup dalam kungkungan kemiskinan, masih hidup dibawah jembatan, masih terpancar bahkan setiap tahun ada korban TKI di beberapa negara tetangga. Dengan demikian, dikatakan dalam UUD 1945. Bahwa "Telah mengantar ke pintu gerban tetapi nyatanya belum masuk sampai ke dalam. Masuk ke dalam mana tidak jelas karena rakyat indonesia juga belum tahu sampai saat.

Membangun Indonesia hanya melalui pendekatan Militeristik. Itulah adalah paradigma Indonesia untuk membangun rakyat Indonesia dari berbagai segi. Memangnya para militer itu adalah alih-alihnya untuk mendesain dan mengkonstruksi pembangunan sehingga para militer menjadi super man of building Indonesia atau para militer adalah Super Man Of Know untuk membangun Indonesia? Maka dikatakan pembangunan sentralistik allah militer.

Oleh sebab itu, pandangan yang allah Militeristik ini, entah para intelektual,politis,para pemangku pemerintah maupun rakyat berjalan dalam garis kebodohan yang sama. Bagaimana caranya orang keluar dari garis itu. Negara Indonesia bertekad mati-matian untuk selamanya harus berada dalam kedaulatan NKRI, tetapi tidak mungkin bertahan sampai selama-lamanya dan akan terpecah-pecah karena fakta menunjukkan bahwa dengan pendekatan Allah Militeristik ini membuat masyarakat resah dan tak berdaya. Kita lihat realitas di Papua, katanya mau membangun Papua dari pendekatan pembangunan jalan,kesejahteraan rakyat antara lain ekonomi, sosial, kesehatan, dan pendidikan, melalui pendekatan allah Militeristik.

Itulah persoalannya dan rakyat Papua tidak merasa karena kehadiran para militer ini membawah suatu trauma, takut, tak berdaya, terancam, cemas dan kwatir karena fakta menunjukkan bahwa rakyat Papua meninggal karena moncong senjata. Rakyat Papua mati karena ditangkap, dianiaya, diadili, dan sampai ditembak. Dengan demikian rakyat Papua sungguh-sungguh tidak percaya Indonesia karena Papua selalu dijadikan DAERAH DOM.

Katanya mau membangun Papua, tetapi siapa yang membangun? Pasti ujung-ujungnya Militer. Siapa yang mengawasi pembangunan? Jawabannya Militer, siapa yang mendesain? Pasti militer, siapa yang menanyangi? Pasti militer. Maka itu dapat dikatakan bahwa pembangunan Papua allah Militer. Katanya Indonesia mau menjaga kedaulatan NKRI, baru bagaimana dengan Papua? Papua dijadikan dapur Para Militer ini membuat rakyat terancam dan tak berdaya karena tindakan militer di Papua menjadi sandiwara hidup sehingga rakyat Papua adalah korban dari militer. Kalau Indonesia mau supaya Papua berada dalam kedaulatan NKRI, lebih baiknya tarik para militer dari Papua. Jangan lagi Papua dijadikan daerah DOM, agar masyarakat apua merasakan kami juga bagian Indonesia. Kalau hal ini tidak diperhatikan maka mau tidak mau Papua akan lepas. Rakyat Papua sudah alergi melihat para Militer Indonesia, karena para militer hadir dengan kecurigaan yang berlebihan terhadap masyarakat Papua. Itulah menjadi sumber masalah yang diciptakan oleh para militer di Papua.

Presiden Jokowi Widodo ingin membangun Papua sejarah holistik, tetapi kalau allah Militeristik akan sia-sia dan rakyat Papua selalu menyuarakan Papua merdeka. maka itu pertama-tama yang harus dibuat Widodo adalah harus menarik para militer dari tanah Papua. supaya masyarakat Papua sendiri membangunnya apa yang mereka mau.

Di sisi lain, Negara Indonesia dikatakan negara yang sangat menjunjung tinggi Demokrasi dan dikatakan Negara Demokrasi diurutkan ketiga di dunia, maka harus menerapkan Demokrasi itu. Seperti di Papua, rakyat mau menyuarakan dan menyampaikan isi hati mereka secara demokratis tetapi nyatanya selalu dibungkam oleh para militer.

Di manakah demokratis yang sebenarnya. Karena rakyat Papua berdemokrasi kok ditangkap, ditahan, dianiaya,ditindas, dan dipenjarakan. Mana Demokrasinya? Rusaknya demokrasi karena para militer sendiri membuat kelompok-kempok untuk memancing konflik seperti membakar yang dikatakan Bintang Kejora. Itu terjadi karena suatu skenario yang sengaja dibuat oleh para militer untuk mengacaukan kehidupan masyarakat. Sebenarnya hal-hal itu tidak perlu terjadi. Karena nanti akan melahirkan saling balas dendam, saling balas, saling bakar.

Kalau Bintang Kejora dibakar pasti saja orang tidak terimah maka mereka juga akan membakar Bandara Merah Putih. Baru siapa yang mau salahkan? Dengan demikian, Indonesia harus berprofesional dan lebih dewas melihat suatu ini secara manusiawi, secara bebas, secara demokratis. Jangan dengan penuh kecurigaan yang berlebihan tanpa memakai pengetahuan yang kita miliki.

(Penulis adalah Seorang Aktivis Papua Barat)

Editor: Frans Pigai



nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “KARENA KEBODOHANNYA SENDIRI WAJAH DEMOKRASI NEGARA KITA RUSAK DAN PECAH DI PAPUA