Ilustrasi.Ist |
Oleh,
Nomenson Douw
ARTIKEL, (KM)--Sejak
tahun 1961 tepat Papua dianeksasi kedalam pelukan NKRI,Orang Papua sangat gram
dengan keputusan PEPERA pada tahun 1969 yang sangat terlihat cacat hukum dan
cacat moral,sehingga sampai kini orang Papua terus protes atas keputusan
itu,untuk segerah PBB melakukan reverendum kembali di Tanah Papua sebagai
bagian dari solusinya.
Sesudah Papua
dipaksa masuk dalam sistem pemerintahan Indonesia,orang dari luar Papua semakin
menyerbuh dataran Tanah Papua melalui kebijakan pemerintah Indonesia yang
namanya”Tranmigrasi”.kebijakan ini dibuat atas dasar kepentingan Negara
Indonesia di Papua.
Dari tahun
1961-2016 saat ini,non Papua dari luar terus berdatangan memenuhi Bumi
Papua,sehingga tentunya hal ini menjadi masalah dalam ruang gerak Orang Asli
Papua diatas tanahnya sendiri dalam memandang kebutuhan hidupnya
sehari-hari.Pemerintah Papua sudah tak berdaya dengan kondisi ini,otonomi
khusus sudah wafat dan ketegasan sebagai wakil daerah di Papua sudah hilang
atas kendali politik bawah tanah.
Orang pendatang
semakin kaya raya dan Orang Papua semakin miskin terbelakan adalah kondisi yang
wajar harus terjadi,hal demikian ini bukan karena orang Papua bodok,primitif
dan lainya,namun karena orang Papua itu dibodohi melalui pendidikan versi
klonial.lebih sentisif lagi adalah ruang gerak Orang Papua semakin sempit
karena orang Papua semakin minim populasinya tapi non Papua semakin jauh
memadati Papua.
Semua aspek
dikuasai oleh kaum non Papua sehingga kita(orang Papua),mau membuat sesuatu
yang memajukan daerah dan manusia Papua selalu menjadi pekerjaan yang
sia-sia.UU Nomor.21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Orang Papua bukan
menjadi panutan kemajuan rakyat terbelakan tapi menjadi ancaman serius masa
depan Penduduk Orang Asli Papua,bahkan sudah terlihat secara ril kegagalan
daripada draf Otonomi Khusus itu saat ini.
Melihat jauh
kebelakan kehidupan orang Papua sebelum integrasi kedalam sistem yang
salah,yaitu”Sistem Pemerintahan Indonesia”,kehidupan Manusia Papua sangat jauh
lebih baik,hal ini tentunya kehidupan dapat diukur dari tingkat seseorang
memenuhi kehidupanya sehari-hari,seperti setiap hari makanan selalu ada,hidup
tidak dalam ketakutan dengan adanya tekanan nyawa dan bebas berexpresi.
Setelah
Indonesia berada di Papua kehidupan Orang Papua berbalik arah pada kehidupan
yang extreme,kehidupan yang semestinya dibumkam habis-habisan oleh sistem kerja
Pemerintah Indonesia yang krisis.hal ini permasalahan yang sangat kongkret yang
menjadi masalah yang paling fundamental bagi orang Papua hingga kini.sehingga
Pemerintah pusat tidak perna membawah Orang Papua pada kehidupan yang
semestinya yang diinginkan Orang Papua.
Seribuh cara
Jakarta pakai demi kemajuan manusia Papua dari yang namanya,Otsus,UM4B sampai
dengan bantuan lainya untuk Papua,namun tidak perna membawah Orang Papua pada
titik kemajuan,yang ada hanya non Papualah yang menjadi semakin kaya raya tapi
orang Papua semakin terbelakan(miskin),hal ini terjadi bukan karena kekeriluan
para pemimpin Papua tapi karena sejarah orang Papua yang sebenarnya menjadi
masalah yang hakiki.siapapun orang Papua yang memimpin Tanah Papua tidak akan
membagun Tanah Papua dan manusia Papua lantaran Ideologinya bukan lagi
Indonesia namun Papua,sejarah selalu menjadi saksi terang bagi siapa pun orang
Papua yang menjadi pemimpin di Tanah leluhurnya Papua dalam bingkai NKRI.
Sebagai akhir
dari penulisan artikel ini,penulis menarik kesimpulan bahwa;akibat kelangkaan
hidup Orang Papua dan non Papua ini disebabkan karena adanya perbedaan Ideologi
yang mendarah daging setiap Orang Papua,entah itu Orang Papua yang berasal dari
gunung maupun dari pantai dan juga bagi mereka yang tergabung dalam
pro-NKRI.solusinya adalah;menentukan nasib sendiri bagi Orang Papua,hal ini
dikarenakan masalah persepsi sejarah yang sudah radikal sehingga Indonesia
dengan cara apapun manahan Papua”tidak perna akan terwujud”,karena tentunya
berbedaan ideologi harus dipisahkan dari perbedaan yang sudah akar rumput
itu,lebih jelasnya lagi”ideologi bukan masalah yang harus diselesikan namun
harus dipisahkan”,untuk itu jelas orang Papua miskin karena Indonesia dan non
Papua kaya raya karena kekayaan Papua.
penulis adalah
mahasiswa Papua, Kuliah di Jawa
0 thoughts on “Non Papua Semakin Kaya Raya, Orang Papua Semakin Miskin Terbelakan”