Oleh Yunus Kadepa
Kabarmapegaa.com--Ketua
Yunus Kadepa. S,pd Dewan Cabang Asosiasi Mahasisws Pengununggan Tengah Papua Se
Indonedi (AMPTPI) Jayapura melihat
situasi Kabupaten Paniai dalam hal pembangunan tidak berjalan lancar karena tidak bekerja sesuai Tugas, Pokok dan Fungsinya.
Pemerintah daerah Kabupaten Paniai
sejak terbentuknya pekekaran kabupaten sampai sekarang belum ada pembangunan
daerah yang lebih maju dan berkembang.
Saya menilai pemimpin daerah sekarang
tidak ada apa apa, akan nilai pembanguna dan diberbagai sisi lainya. Saya binggun mereka kerja
apa, karena seakan diam membisu seperti
orang tak bersekolah. Nilai pelanggaran kemanusia yang terjadi di Enarotali, 8
Desember 2014 itu juga pemerintah daerah tutup tangan, pada hal ini nyawa
manusia yang berkorban.baca ini :http://www.kabarmapegaa.com/2014/12/tragedi-paniai-berdarah-menangis-duka.html
Masalah pembangunan daerah masih tetap
seperti dulu, tidak ada perubahan satupun. Pada hal Kabupaten Paniai adalah
kabupatan lama di banding kabupaten Dodiyai, Deiya, Intan Jaya yang sedang maju
dan berkembang di sisi sumber daya manusia dan pembangunan Daerah.
Kapan mau maju, jangan menjadi pemimpin
bila di kejar uang, jangan mencoba bila tak mampu memimpin, jangan ada ada bila
tak berguna. Hasilnya sudah jelas Kabupatan Paniai tak ada pembangunan satupun.
Saya
merasa bersyukur kepada Pemimpin daerah yang dulu, mereka bisa membangun daerah di sisi pendidikan di beberapa kota studi
untuk membangun dan membeli Asrama permanen dan putra putri Paniai dimana
meraka berjenjang. Soal itu sampai sekarang
masih berguna oleh mahasiswa Paniai. Namun pemerintah sekarang di suruh
renovasi Asrama di tolak bahkan buang proposal dimana mana.
Karakter jiwa mudah pemimpin untuk
bersekolah sangat banyak dari Kab Paniai, namun karena tidak adanya sponsor jiwa
mudah, maka mati dengan semangat mudah yang di miliki karena tak ada biaya
sekolah.
Bupati Paniai saat pemilihan Ia
memeparkan visi misi dan program kerja yang sangat luas, namun sampai saat ini
tidak jelas kemana arah kepemimpinan. Saya berpikir karana Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) Kab Paniai ?? Apakah uang ini belum sempat turun ke daerah
dari pusat ataukah hilang dari pemimpin Kab Paniai?? Semua ini saya binggung.
Saya Ketua Dewan Cabang (DC)
Asosiasi Mahasiswa Pengununggan Tengah
Papua se Indonesia (AMPTPI) Jayapura melihat situasi dan kondisi daerah Kab
Paniai sangat hancur di banding kab lainya.
6 bulan lalu saya turun di
kab paniai setiap jalan seperti kampong, bangun daerah seperti awal tidak ada
satupun berubah. Apalagi baru pemekaran distrik di Agadide oleh Bapa Bupati Hengki
Kayame. 6 jembatan yang ada disana sangat ancur. Pemimpin melepaskan semua itu
seperti jembatan- jembatan diantaranya:
1. Jembatan
Komagidiwapa (Desa Toyaimuti antara Desa Komopa).
2. Jembatan
Kogenepa (Desa Agapo antara Desa Geida)
3. Jembatan
Wojopa (Desa Widimeida antara Desa Debaiye)
4. Jembatan Waiyatouda (Desa Jabomaida antara Desa
Abatadi).
5. Jembatan
Etobado (Desa Jabo 2 antara Desa Akoubaida)
6. Jembatan
Kali Eka Desa Okonobaida menuju Ejagitaida.
Dimana tanggungjawab daerah, Fakta dan
benar tahun demi tahun selalu kebelakan dengan kabupatan yang lain, mana mata
hati dan mata jiwa untuk melihat situasi dan kondisi yang semakin hancur ini.
Semua masalah bisa terjadi karena
kekurang komunikasi pimpinan atasan dan jajarannya serta kepala kepala bagian lainnya.
Bisa jug karena kepentingan tertentu demi kekayaan dirinya.
Coba kita bisa lihat saja pasar
enarotali mama mama papua selalu berjualan di pinggir jalan. Pemeritah hanya
melihat situasi yang memanas di warga
setempat. Diam seperti orang yang tak
punya tugas dan tanggungjawab.
Saya menilai pemerinta mau jadi PNS selalu tumpang
tangan dan janji diatas alkitab. Mana buktinya yang jelas tidak ada hasil. Jangan
mempermainkan masyarakat setempat dengan kata kata manisnya.
Rayat perlu memahami bahwa "PILKADA"
bupati hak dan kewenangan oleh pemerinta, karna apa? Pemerinta "PNS" mereka yang
perlu ambil resiko karena mereka yang mau dapat jabatan.
Maka itu jangan kita terpancin dengan
emosi karena uang. Tetapi menjadi pemimpin haruslah menjadi pemimpin yang
sesunggunya.
Penulis
adalah Mahasiswa Papua di Jayapura.
0 thoughts on “ Pembangunan Kab Paniai tidak Bekerja sesuai Tupoksinya”