Oleh: Alexander Gobai
Aku bukan kamu dan kamu bukan aku. Namun kami adalah
satu. Kami memang berbeda baik dari ras, bahasa, kulit rambut dll. kami memang
berbeda, tapi kamu harus meyakini bahwa
Ras, rambut, sifat dan karakter itulah aku dan itu milikku. Oleh karena
itu, perbedaan itu menandakan bahwa memang kami berbeda, dan notabenenya memang
kami berbeda tapi kami satu, yang diciptakan dari Tuhan menerut, religius
(agama).
Perbedaan itu menandakan bahwa saya dan kamu adalah
satu keluarga yang diciptakan dari Tuhan. Namun, kita tidak diberia kebebasan
untuk menyakini bahwa kamu dan aku adalah sebangsa. Kita memang satu tapi beda
sejarah. Saya meyakini bahwa kamu adalah
keluargaku. Namun,ku pikir bahwa kamu
adalah alat umpan untuk aku sehingga aku
dan kamu menjadi satu.
Kamu selalu mengajak aku untuk main bersama dengan
teman-temanmu. Dan kamu sering mengajak aku ke rumahmu bahkan kamu tidak pernah
menceritakan tentang kehidupan kamu. Padahal dibalik semua itu, kamu mengumpan saya untuk membunuh saya.
memang kamu seperti itu kok?
Ketika aku melangkah untuk maju dan berani untuk
mengungkapkan hal yang sebenarnya, malah kamu todong saya dengan pisau kecilmu.
Ketika saya mau berbicara, kamu todong pisaumu ke leher aku. Aku pikr kamu
teman yang baik dan ku pikir kami adalah satu keluarga. Malah kamu membunuh
saya dengan pelan-palan dari belakang. Kamu memang jahat dan penghianat.
Aku sudah sadari bahwa kamu adalah teman yang pecundang
dan penghianat. Sekarang aku tidak meyakini bahwa kamu dan aku adalah satu.
Kamu mengajariku bahwa hidup di bangsa ini adalah hidup untuk damai. Tapi
kenyataannya. Kamu menipu saya.
Sekarang aku ingin bebas dan tidak mau tinggal dengan
kamu. Dan mulai dari sekarang, aku dan kamu bermusuhan. Aku tidak mau lihat
lagi mukamu dihadapanku. Aku benci sama kamu, kamu jangan pernah menginjak di
halaman rumahku lagi. Ku pikir kamu adalah teman yang baik. Namun, kamu telah
menghabiskan saudara-saudaraku dengan memakai pisau kecilmu itu. Dan untuk hari
ini, kamu jauh dari hadapanku dan mulai hari ini aku dan kamu adalah musuhan.
Karena adanya kebencian itu, temanku itu mulai merasakan
hal yang berbeda di dalam hidupnya. Temanku mulai membabat habis saudara-saudaraku
lagi. Aku ingin membalas dan ingin membunuh mereka kembali. Namun, teman-temannya banyak dan langsung menodong
pisau kecil mereka ke leherku. Aku tidak sanggup untuk melawan temanku dan
teman-tamannya.
Lalu ku berpikir, salah satu jalan yang terbaik ialah
harus berdialog. Aku ingin berdamai dengan temanku. Temanku, kamu adalah
sahabat ku dan kita adalah satu. Maka, untuk menyeselesaikan masalah ini,
marilah kita duduk bersama-sama dan harus berdialog untuk menyelesaikan masalah
ini. Lalu apa kata temanku. Memang kita sama tapi kita berbeda bangsa kamu
hitam dan aku putih. Aku ingin menyelesaikan masalah. Tapi untuk hari ini, nanti
duluh. Aku pikir-pikir duluh. Nanti baru aku bebaska kamu! Tapi sekarang tidak
bisa. Kamu adalah bagian dari diriku. Au tidak akan bebaskan kalian.
(
Alexander Gobai/MS)
0 thoughts on “Aku dan Kamu adalah Satu, tapi Berbeda bangsa “Muncul perselian antara aku dan kamu””