Ilustrasi@, Keadaan Kemiskinan di Papua |
Yogyakarta,
Suara-Agadide - Cara hidup orang Papua pada
masa lampau, sangat dominan untuk bekerja sama, tukar menukar antar
barang dengan barang (barter), bahkan dilakukan saling menolong satu
sama lain. Kehidupan mereka
pada saat itu, tidak berpikir bahwa saya harus hidup sendirian.
Namun, yang mereka lakukan dan pikirkan ialah saling bekerja sama
antara satu dengan yang lain.
Alam
serta seluk beluk kekayaan, yang ada di atas tanah kaki Ibu adalah
milik orang papua. Orang papua, hidup dengan kekayaan itu serta
kebutuhan-kebutuhan yang terdapat diatas tanah papua. Dan
bahkan, mereka tidak susah
dengan makanan,
serta kebutuhan lain. Sebab, alam telah menyediakan semuanya untuk
orang papua.
Dengan
demikian, orang papua boleh dikatakan orang yang kaya di atas tanah
kaki ibu. Hal ini bukan sekedar pembicaraan. Namun,
ini fakta (Nyata). Sebab,
telah terjadi pada masa
lampau.
Dengan
melihat perubahan, yang semakin canggi dari hari ke hari dan
teknologi sudah masuk serta sekaligus, memengaruhi kehidupan orang
papua. Oleh karenanya itu, kehidupan orang papua mulai berpudar satu
demi satu. Kemudian, terjadi kehilangan segala macam kebudayaan yang
sementara, mereka masih pegang dengan erat-erat. Lalu terjadi malah
petaka di tanah papua. Karena menciptakan kemsikinan di papua.
Hal
tersebut, telah terbukti bahwa di
saat-saat ini,
orang papua tidak merasakan kekayaan serta alam yang penuh dengan
seluk beluk di tanah papua.
Oleh karenanya itu,
tiap hari terdengar seruan tangisan anak
papua dimana-mana. Mereka selalu menangis dan meminta bantuan serta
pertolangan kepada kita semua. Tangisan ini,
menghiasi keindahan seperti berung cendrawasi yang sedang mencari
makanan di hutan belantara.
Kenyataan
ini menandakan bahwa kemiskinan
telah masuk di
ambang pintu. Kemudian,
kemiskinan ini, kita boleh
mengatakan bahwa kemiskinan yang tidak
sengaja lalu datang
memengaruhi orang papua.
Karena, kemiskinan telah merajalelah dimana-mana, banyak
seruan-seruan serta tangisan dari orang papua.
Oleh
karena itu, banyak orang papua yang saat
ini, menjadi penggangur.
Mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Dengan tidak
menjaga ketidakbersan ini, banyak orang papua yang sementara tidak
bisa mendapatkan makanan dalam kehidupan berkeluarga.
kemudian,
karena tidak diberikan perkerjaan atau lapangan kerja yang luas
kepada orang papua. Jika dilihat saat ini,
orang papua berada pada posisi pengangguran. Apa gunanya kalau orang
papua berada pada posisi penggangguran.
Padahal, banyak potensi orang papua milki, yang bisa mengelolah
kekayaan hasil alamnya kan, bukan?
Dari
sisi lain kejadian ini kita boleh katakan, bahwa
karena tidak ada kontribusi
dari para pejabat-pejabat kita,
yang sementara masih ;buta;
melihat kenyataan yang diderita oleh orang papua. Padahal,
pejabat-pejabat kita sendiri orang papua
yang mengatur dan menangani masyarakat papua.
Namun, kenyataannya
mengapa tidak diperhatikan persoalan ini.
Otonomi
khusus dan UP4B yang diberikan dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Provinsi Papua.
Adalah hal paksaan dari pusat. Sehingga kita orang papua dapat
mengolah dan sekaligus mengatur perekonomian sosial di papua. Namun,
jika dilihat Otsus ini, hanya diberikan oleh para pejabat. Bukan
kepada seluruh masyarakat papua.
Mengapa
demikian? Apakah orang papua hidup dalam kesejahteraan, apakah orang
papua hidup dengan perekonomian yang cukup? Tidak kan. Lalu dimanakan
dana-dana yang diberikan kepada masyarat orang papua.
Karena
kurang ada perhatian kepada masyarakat papua, maka terjadi kemiskinan
di papua. Lalu, bagimana tanggapan dan sikap kita terhadap masyarakat
papua? Apakah
dibiarkan atau dipertanggungjawabkan terus, kemudia mangatasi
persoalan kemiskinan.
(Alexander Gobai/SA)
0 thoughts on “Kemiskinan di Papua, Semakin Merajalelah”