Budaya Orang Mee (Foto: Doc/KM) |
Opini , (KM)--Senjata
tradisional merupakan produk budaya yang lekat hubungannya dengan suatu masyarakat.
Setelah digunakan untuk berlindung dari serangan musuh,senjata tradisional
juga digunakan dalam kegiatan berburu. Disini penulis tidak tulis bagaimana cara berbuh menggunakan senjata
tradisiona, sehigga penulis fokus menulis pada cerita peran mengunakan senjata
tradisional Ukaa dan Mapegaa.
Sepertinya 250
suku di Papua mempunyai masing-masing senjata tradisonal lahir dari tanah.Senjata tradisonal tentunya pasti berbeda dengan budaya lokalnya
sendiri. Dengan cara pembuatan, penggunaannya,tembakannya. Senjata tradisional
telah ada sejak nene moyang leluhur.Senjata
tradisional ini pun motif senjatanya difrensi sepertinya tombak dan pisau
belati dll. Salah satunya penulis fokus menulis tentang senjata tradisonal
busur dan anak panah
orang Mee pula beberapa suku di Papua.
Busur dan anak
panah sebagi identitas budaya suku Mee dan beberapa suku di Papua. Dan pula
juga sebagai senjata tradisional yang
ada sebagai anti
senjata moderen buatan klonial.
Ini ada cerita Unik?
Cerita unik dari Bapak Ernes Gobai seorang
pewarta/katakeis pada Tahun 2007 dari sebuah Kampung kecil
di Aiyaigo dalam Emaowapa menceritrakan;Saya sejak SD YPPK Dei di
Paniai, namanya Peran PEPERA 1969 yang
dikenal oleh Ernes. Peran tersebut memimpin oleh Bapak Kaler Gobay (Temotipiya) di wilayah
Meepagoo saat itu masyarakat Mee tidak pernah menggunakan senjata moderen
buatan klonial tetapi, saat itumasyarakat Mee mengangkat senjata tradisonal Ukadan
Mapegaa lalu bakutembak menembak di
sekitar danau Bunauwo.Ernes sebagai saksi mata peran PEPERA 1969. Peran 1969
tersebut banyak nyawa yang korban, namun
melaluisenjata tradisionl Ukaadan Mepegaa nyata mengahlakan senjata
moderen butan
NKRI di tahun 1969 silam kejadian itu nyata.
Siapa yang buat Ukaa dan Mapega?
Kreativitas
pembuatan senjata tradisional Ukaa dan Mapegaa digolongkan dalam seni rupah.
Imanjinasi orang Mee dengan penuh
inspirasi membuat macam-macam busur dan panah, sudah di kenal leluhur
Mee, busur dan anak panah merupakan senjata tradisional bagi orang Mee dan
beberapa suku ditanah Papua.
Senjata
tradisional Ukaa dan Mapegaa tetap
dipakai terus oleh masyarakat Mee.Dan juga senjata tradisional pun tidak akan
pernah hilang tetap eksis dalam internal maupun eksternal. Sebelum adanya
pengaruh dari luar, perang antara marga
bukanlah hal baru,karena sejantra tradisional diakui sebagi budaya orang
Mee dan beberapa suku ditanah Papua.
Apa bahan pembuatan Ukaa dan Mapegaa?
Senjata
tradisional Ukaa dan Mapegaa di buat oleh orang Mee itu sendiri melalui talenta
atau bakat yang di berikan oleh Mee
Pooyame kepada orang Mee untuk
membuat senjata tradisonal.Pengalaman penulis
bahan untuk pembuatan senjata tradisional busur dan panah. Sepertinya,
busur dapat dibuat dari beberapa kayu
diantanya; Kepopa, Obeigi Tedega, Botee, pudii. Busur dalam bahasa Mee Ukaa dan panah disebut Mapegaa. Sedangkan Mapega dibuat
dari jenis bambu dan kayu sepertinya Pudi,Tedega,Amoo,Nagi,Toomo disiapkan
juga seperti yomi, Idaa dan alat
pembuatan pisau/parang/kapak dalam bahasa Mee (Weekapo/tokomaniya bugi
duai/maumi) dan sebagainya.
Bagaimana pembuatan Ukaa dan Mapegaa?
Cara membuatnya akan disesuaikan bahannya yang
disiapkan oleh pembuatan Uka dan Mapegaa sesuai dengan konsepnya. Misalnya, Jenis
pembuatan bambu (tomo) yang diruncin
tajam, disebut (Dogiyai/Bukaa),kayu
besi yang diukir, meliputi (Kago-kago,tii),
sedangkan berbuat dari kayu bercabang
lalu didesain secara rapih menjadi rata
disebut (tokopa/pugitoo). Setelah
itu, (taka) bisa dibuat dari kayu/bambu pada bagian ujung ida jenis bambu (buka/tomo,piya)
yang dirungcing akan diikat rapat dengan rotan (Pita/demi) supaya tetap kuat.
Akhirnya setelah idaa dan ukiran kayu tadi
jadi dalam idaa sedangkan di bagaian
ujung panah harus di ikat dengan anggrek (bitu),
stelah itu, bambu (Ida) yang diikat
itu gosok dengan (Yomi) supaya kuat.
Apa kegunaan Ukaa dan Mapegaa?
Kegunaan dari
masing-masing Ukaa dan Mapegaa pun sangat berbeda-beda,yakni ada panah yang
digunakan saat membunuh babi, berburuh, perang,
emaida dan dibawah pada saat biasa /mengadakan perjalanan jauh dan sama
pula juga dengan busur. Disni penulis menyatakan bahwa bagaimana gaya
penembahkanya kena pada sasaranya
teknisi ini kembali pada penggunan senjata tradisional Ukaa dan Mapegaa.
Akhirnya,
penulis termotivasi dengan cerita diatas disimpulkan bahwa perubahan sedang menyertainya maka
sekarang orang Mee mulai melupakan kegiatan tambahan untuk cara membuat senjata
tradisional Ukaa dan Mapegaa
. jadi selanjutnya orang Mee wajib
lestarikan pembuatan senjata tradisional Ukaa dan Mapegaa. Busur dan panah yang digunakan oleh kaum laki-laki, sebagai
teman hidup yang wajib dipegang.
0 thoughts on “Senjata Tradisional Papua Memang Diakui. ”