Foto Istimewa @Jekson Degei |
Oleh : Jeckson Degei
Globalisasi yang kini mengaruh biru dunia bercirikan
liberalisme. kita masuk pada globalisai era persaingan bebas, istilahnya
seperti “siapa yang kuat dialah yang menang”. Namun kebijaksanaan
liberalisasi yang disusun pemerintah diberbagai sektor perekonomian jusrtu
mengancam ketahanan ekonomi nasional. Papua menjadi telapak tangan pasar yang
empuk bagi produk-produk impor. Papua terus menerus menjadi pengobrol
sumber daya alam (SDA) yang merupakan aset sangat berharga dan
bermanfaat bagi generasi penerus. Seperti negara-negara industri maju pun
datang membeli bahan menta dan kemudian kembali
menjual pruduk bernilai yang lebih tinggi. Seperti bahan baku dan
alat-alat berat contohnya (mesin, mobil, bahan elektronik, sepeda motor
hingga peralatan rumah tangga) hal ini menjadi titik pusat pengambilan segala
macam bahan di papua.
Papua ini menghadapi permasalahan yang sangat besar di
bidang Ekonomi, hal ini terjadi karena kita kurang usaha untuk
meningkatkan dan mengembangkan bakat dan potensi yang kita miliki, sehingga
masalah terjadi seperti yang kita lihat sekarang. padahal kita juga bisa
mewujudkan kemandirian ekonomi nasional. Orang papua ini lebih besarnya
dan lebih banyaknya berperan sebagai pemasak bahan baku, lapangan
pekerjaan yang ada di papua hanyalah untuk orang yang datang belakang. Kita
hanya datang cari makan, dan kita-kita ini menyediakan orang–orang yang datang
dari luar, padahal kita yang punya tanah, kita yang punya daerah, produk
terbesar di dunia. Namun, itu semua
telah menjadi mimpi sebab sudah dikelolah
oleh orang lain, kenapakah kita tidak bisa mengolah kita punya tanah sendiri?
padahal kita juga bisa dan bisa! Apakah peran seperti itu kita teruskan?
ini adalah tugas terbesar bagi generasi penerus bangsa dan untuk kita semua
masyarakat papua. Di pundak kitalah terletak sebagai dapur dunia, maka marilah
kesempatan ini, kita perghunakan dengan baik agar bangsa papua kita lebih
mandiri, berdaulat, dan bertanggung jawa. Oleh karena itu, bangsa ini lebih
membutuhkan genersi penerus yang cakap dan bermutuh dan sekaligus berintelektual
(terampil, mandiri, paham dengan seluk beluk perekonomiaan globalisasi dan
pahan dengan penderitaan rakyat). Maka kita sebagai generasi penerus bangsa
harus berwawasan yang luas, kalau kita sudah memahami
semuanya itu untuk menetas kemandirian dan menggapai kesejatraan akan
terwujud dan tercapai.
kalau bukan sekarang kita laksanakan kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi yang akan bertindak dalam penahanan masalah tersebut ini.
kalau bukan sekarang kita laksanakan kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi yang akan bertindak dalam penahanan masalah tersebut ini.
Penulis : Siswa SMA Negeri 1 Timika, Papua
0 thoughts on “MENETAS KEMANDIRIAN MENGGAPAI KESEJATRAAN”