BREAKING NEWS
Search

Smelter Freeport: Papua Tidak Ingin Menonton Pembangunan di Tanah Orang Lain

 
Sumber : Senator Tanah Papua.
Kabarmapegaa.com. Aspirasi yang berkembang di Tanah Papua, termasuk oleh legislator Papua di DPR RI, Bapak Willem Wandik, terus menyerukan desakan agar Papua tidak hanya menjadi penonton terhadap upaya renegosiasi pembangunan smelter yang dibicarakan antara Pemerintah Pusat dan pihak Freeport.
Jika pembangunan smelter PT. Freeport dibangun diluar Papua, sejumlah kentungan yang diperoleh dari pembangunan smelter hanya bermanfaat bagi daerah lain. Rakyat Papua hanya bisa menyaksikan pembangunan di tanah orang lain, dengan hasil sumber daya alam yang berasal dari tanahnya sendiri.
Tanah Papua tidak ingin hanya menjadi objek eksploitasi bahan mentah mineral semata, ditambah dengan kerusakan lingkungan yang harus ditanggung oleh Papua, beserta dampak konflik sosial yang telah lama dirasakan oleh rakyat di bumi cenderawasih tersebut.
Papua tidak ingin hanya dijadikan wilayah pesakitan dari aktivitas mendulang dolar oleh kepentingan asing maupun kepentingan daerah lainnya, dan membiarkan terus menerus kondisi tersebut menjadi wajah kebijakan di Tanah Papua.
Kini saatnya Tanah Papua harus bertaruh dengan seluruh apa yang dimilikinya demi warisan kesejahteraan bagi rakyatnya sendiri.
Pembangunan Smelter PT. Freeport di Tanah Papua sangat penting karena dapat memberikan ruang bagi peningkatan investasi yang besar di Tanah Papua. Modal yang masuk dalam bentuik investasi pembangunan Smelter dapat menstimulasi pembangunan kawasan Industri di Tanah Papua.
Pembangunan kawasan industri selalu disertai dengan pembangunan infrastruktur, ini adalah pintu masuk yang sangat baik untuk mendorong aktivitas ekonomi lainnya disekitar kawasan industri, baik oleh masyarakat sekitar dan keterlibatan pihak swasta lainnya.
Masuknya investasi langsung dari pembangunan smelter, sangat baik untuk percepatan pembangunan  infrastruktur di Tanah Papua. Sehingga tidak perlu menunggu alokasi belanja modal dari Pemerintah “mengharapkan dana APBN”. Karena keuntungan inilah sejumlah daerah bahkan menawarkan wilayahnya untuk dijadikan tempat pembangunan smelter.
Pemerintah Pusat sudah terlalu terbebani dengan banyaknya agenda penyediaan anggaran prioritas yang mencakup wilayah yang begitu luas dari sabang hingga merauke. Dalam catatan APBN terdapat delapan jenis beban belanja Pemerintah Pusat diantaranya (1) belanja pegawai, (2) belanja barang, (3) belanja modal, (4) pembayaran bunga utang, (5) subsidi, (6) belanja hibah, (7) bantuan sosial, dan (8) belanja lain-lain.
Akhir-akhir ini Pemerintah Pusat dipusingkan dengan semakin besarnya beban subsidi bahan bakar minyak. Dengan memahami kondisi Pemerintah Pusat yang serba terbatas menyediakan anggaran bagi percepatan pembangunan di kawasan Papua, maka dengan memberikan hak prioritas bagi Tanah Papua untuk membangun smelter PT. Freeport, maka hal ini menjadi kompensasi yang sangat tepat agar Tanah Papua dapat segera mempercepat pembangunan kawasan ekonomi di wilayahnya sendiri.
Wilayah Papua dapat membangun tanahnya sendiri, dan tidak memerlukan bantuan anggaran pemerintah pusat, dengan syarat sejumlah kepentingan sumber daya alam di Papua harus berpihak pada kepentingan pembangunan di Tanah Papua, tidak hanya diputuskan sendiri secara sepihak oleh Pemerintah Pusat.
Kini saatnya Tanah Papua berdiri sejajar dengan daerah lainnya di republik ini, dengan berinisiatif dan berkarya bagi kepentingan pembangunan di tanah sendiri. Sehingga kemajuan yang terjadi di Tanah Papua, bisa menjadi kebanggaan bagi rakyat Papua.

Sumber : Senator Tanah Papua





nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Smelter Freeport: Papua Tidak Ingin Menonton Pembangunan di Tanah Orang Lain