 |
| Gereja Katedaral Tiga Raja, Timika, Papua. |
Timika, (KM)—Uskup, Keuskupan Timika, Mgr John Philip Saklil, Pr melalui Pastor Paroki Katedral Tiga Raja, Timika Amandus Rahadat Pr, dalam Misa Pentabisan yesus, pada Minggu (11/01) belum lama ini, menolok tegas terkait adu mulut dengan asalan Uskup belum bersuara atas kejadian Insiden 4 warga sipil dibunuh oleh Orang Tidak Kenal (OTK) di Kabupaten Paniai.
“Masalah tersebut ditanggapi oleh berbagai pihak atas ketidakhadiran gereja (keukupan timika) dalam membela kebenaran,”kata Pastor Paroki Katedral Tiga Raja, Pastor Amandus Rahadat Pr, Timika, Papua.
Dikatakan dalam khotbanya, sebelum lembaga-lembaga, pemerintah dan gereja-geraja bersuara, uskup keuskupan timika, sudah bersuara dan telah membuat surat tertulis yang keras mengenai insiden tersebut, sekaigus diberikan surat tembusan kepada berbagai pihak yang berwenang,”katanya.
“tembusan kepada pemerintah Papua dan daerah, lembaga-lembaga, gereja-gereja, tokoh-tokoh dan TNI/PORLI,”jelasnya.
Pastor menilia, isu yang dikeluarkan oleh orang dan berbagai lembaga adalah tidak benar. karena menurutnya, menyikapi masalah enarotali berdarah, uskup lebih duluh bersuara.
“Uskup timika, bukan pengejut, bukan buta dan tidak diam. Dia sudah bersuara lebih duluh, sebelum yang lain bersuara,”jelasnya.
Ia tambahkan, meminta, kepada pihak TNI dan PORLI, jika Anda adalah bagian dari Negara, harus menjaga dan melindungi warga Negara yang berada di Negara. “jangan bunuh manusia seperti binatang. Karena mereka juga manusia yang mempunyai harga diri, harkat dan martabat yang sama,”mintanya.
Semua pihak harus bersuara, jangan tinggal diam dong, harus berani berusara,”tegasnya. (Alexander Gobai/KM)
“Masalah tersebut ditanggapi oleh berbagai pihak atas ketidakhadiran gereja (keukupan timika) dalam membela kebenaran,”kata Pastor Paroki Katedral Tiga Raja, Pastor Amandus Rahadat Pr, Timika, Papua.
Dikatakan dalam khotbanya, sebelum lembaga-lembaga, pemerintah dan gereja-geraja bersuara, uskup keuskupan timika, sudah bersuara dan telah membuat surat tertulis yang keras mengenai insiden tersebut, sekaigus diberikan surat tembusan kepada berbagai pihak yang berwenang,”katanya.
“tembusan kepada pemerintah Papua dan daerah, lembaga-lembaga, gereja-gereja, tokoh-tokoh dan TNI/PORLI,”jelasnya.
Pastor menilia, isu yang dikeluarkan oleh orang dan berbagai lembaga adalah tidak benar. karena menurutnya, menyikapi masalah enarotali berdarah, uskup lebih duluh bersuara.
“Uskup timika, bukan pengejut, bukan buta dan tidak diam. Dia sudah bersuara lebih duluh, sebelum yang lain bersuara,”jelasnya.
Ia tambahkan, meminta, kepada pihak TNI dan PORLI, jika Anda adalah bagian dari Negara, harus menjaga dan melindungi warga Negara yang berada di Negara. “jangan bunuh manusia seperti binatang. Karena mereka juga manusia yang mempunyai harga diri, harkat dan martabat yang sama,”mintanya.
Semua pihak harus bersuara, jangan tinggal diam dong, harus berani berusara,”tegasnya. (Alexander Gobai/KM)
0 thoughts on “Pastor Amandus : Tegas dan Tolak Pertikaian Adu Mulut Terkait Masalah Enarotali Berdarah, Uskup Tidak Buta”