Octhavian Kadepa. (Foto : Istemewa. Dok Prib/KM) |
Oleh
: Octhavian Kadepa
Derap-derap
langka telah aku tempui. Namun, tak meniti hingga di puncak harapanku. Banyak
oksigen yang telah aku mengisih untuk meningkatkan power semangatku agar
mencoba, untuk mengupaskan semua kebiasaan
yang terjepit pada diriku. Namun, tak b’rarti bagiku, dan banyak pula yang aku
mencoba untuk melangka yang lebih jauh dari negriku. Namun, tak sampai pada
tujuannya juga.!
Apa
yang memungkinkan bagiku?... waktu demi waktu bahkan hari demi hari hanyalah ku terima dengan sia-sia, sedetik
pun tak bermakna dan berarti bagiku. Apalagi jam dan hari bersilih bergantu,
bahkan bulan slalu ku warnai dengan sekedar kesenangan yang tak menguntungkan
pada diriku.
Aku
sangat bingung kemana harus aku cari kebebasan yang sejati untuk ingin aku
milikinya demi “menuntut cakrawalah yang baru ” dalam hidupku. Apa mungkin kau menghilangkan diri, wahai “
kau harapanku..!, (tanyaku tiap detik)
Apaka
karena aku pemalas mencarimu? Ataukah, engkau sangat membencih dengan tingkalakuku
yang s’lalu aku berbuat kepadamu? Aku merasa kelelahan, kemana lagi aku
melangka untuk mencarimu, biarlah aku beristrahan disini di kota emas
(Hollandia-Baliem) yang Tuhan berkati ini dan biarlah dengan kesadaran akan ku
mencarimu.
Oh,
Tidak, aku beristahat pun waktu tak lama menungguh walaupun ia slalu bersamaku
namun tetap berlarut pergi, maka itu bagaimana carahnya untuk bertindak..! Tapi
sudahlah akan aku bertahan hinggah
emosiku berkurang! sebab ada pepata tua yang perna menyatakan bahwa “
dalam ketahanan ada kesabaran dan dalam kesabaran pasti akan melahirkan sebuah hikmah yang baru tetang penyertian arti hidup
yang sesungguhnya”.
Maka,
karena taburan kata di atas, aku tak begitu melangka dengan brutal, mustilah harus
aku bertahan biarpun waktuku telah berlaluh karna keselamatan diriku lebih
berharga dari segalanya (komitmen pribadi).
Aku
harus sabar dan menanti disini hingga ada jawaban dari sana.! dan bilah ada
jawaban, akan aku setia melangka dengan keterbukaan hati demi mencari impian dan harapanku dengan dasar
hati untuk mengudang cakarawalah baru yang tersembunyi dibalik gunung dan
lautan disana.
Aku
harus melangka kesana hingga aku sukses mendapatkanya, maka itu detik ketukan
hati telah aku merasahkan bahwa, meskipun dalam pertengaan banyak badai yang
akan tercipta, namun biarlah akan aku
hadapi karna ingin aku merantau disana
demi manabur sekecil hak yang bertumbuh dalam diriku untuk merubah cakrawalah
yang baru dari awal ku harap dan impiankan sejak itu.
Andai
saja begitu aku harapkan namun untuk mewujudkan adalah menentukan dari san
penciptaku maka harusla aku berbalik doa
pada-Nya agar semuanya bisa akan terwujud dan akan dinikmati sambil menanti
panggilan-Nya dari Tuhan san Pencipta kita disurga, oleh sebab itu hanyalah ku
pasrakan semua itu kepadanya, biarlah Tuhan yang menentukan seluru rangkaian
hidupku hinggah s'lamanya…amin.
Terima
kasih.
Penulis di Media Online Kabar Mapegaa
(KM)
0 thoughts on “Ingin Merubah Pola Yang Menetu Cakrawala baru”