Ilustrasi : Editing/Cecilia/KM |
Kuping membisu, Kuterdiam merenungi satu hal
Tampungan air matapun mengalir tanpa henti
Aku tak mengerti akan takdir Ini Kenapa,
Yang Maha Kuasa mempertemukan kita
Jika, itu memang takdir
Dan kenapa pada akhirnya membuatku terluka
Entah apa yang membuatku tak berhenti memikirkannya
Kupikir, seorang yang membuatku selalu nyaman hanyalah Dia
Kupikir hal ini, bukanlah hal takdir dan bukan hal penentu kedepan
Namun ternyata semua itu kepalsuan belaka
Andai waktu bisa terulang, aku ingin takdir ini tak mungkin terjadi
Inilah yang aku rasakan
Disetiap hembusan nafasku aku akan selalu
berdoa untuk kebahagiannnya
Tak peduli dengan waktu yang terus berjalan
Disetiap detak jantung.
Mungkinkah Ini sudah takdirnya
Aku Terdiam dalam asaku
Yang hanya bisa untuk sekedar mencintaimu
Wajar orang terdekatmu menginginkan,
Aku pergi hanya karena takdir ini
Orang tua selalu menginginkan agar anaknya bahagia
Aku akan pergi dan takkan ada dihatimu lagi
Hanya karena takdir yang tak menentu ini.
Tawamu …
bersamamu hanya tinggal kenangan
Senyummu…
masih menjadi harapan
Semua Janjimu ...
hanyalah kepalsuan belaka
Kembali bersamamu hanyalah asa yang telah sirna
Kini kusadar “ternyata Aku” hanyalah Aku seorang diri !
“By: Velisela Cecilia Yeimo”
0 thoughts on “Puisi : Ketakdiran Tak Menentu”