Foto Doc pribadi gambar Yesus.Agust Kadepa/KM. |
KM-Opini. Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan Allah yang
menciptakan langit dan bumi serta segalah isinya termasuk makluk yang mulia
yaitu manusia yang adalah gambar dan rupah pencipta. Dalam kehidupan manusia
tidak terlepas dari kepercayaan kepada sang penciptanya sehingga di anggap
perlu untuk di rayakan dalam bentuk upacara ritual di bebagai agama yang ada,
namun ada pula yang tidak meyakini bahwa sang pencipta tidak ada dan mereka mengikuti dan menjalani
kehidupannya secara kemanusiaan yang tidak patuh pada keyakinan. Naman disini
umat nasrani percaya bahwa Sang Pecipta itu betul-betul ada sehingga dalam
kehidupannya merayakan hari raya unutk bersekutu bersama umat nasrani sebagai
tanda memuji Sang Pencipta segalah isi di alam raya ini.
Untuk itu umat nasrani merayakan
hari raya paska sebagai bentuk kepercayaan yang besar kepada Tuhan Allah
sebagaimana Ia telah mengaruniakan anaknya yang tunggal diatas muka bumi ini
untuk menghapus sengalah dosa manusia lebih dari itu menyelamatkan umat manusia
dari keterpurukan hidup.
Dengan demikan, sebagai umat
nasrani mestinya maknai paska sebagai tempat di mana Iman bertumbuh berkembang
karena kita di selamatkan oleh Tuhan Yesus yang telah mati di kayu salip. Dengan
adanya itu, kita semakin tumbuh didalamnya, tidak menyia-nyiakan pengorbanan
yang telah dilakukan Yesus di Kayu Salip. Paska ini menjukkan pada kita untuk
bagaiman kita bangun dan lahir kembali pribadi-pribadi kita yang sebenarnya yang
kita tidak ketahui sesungguhnya untuk menyadarkan bahwa hidup tanpa Tuhan
hanyalah hampa belaka.
Di hari paska ini memberi kita
luang untuk membuka diri sebagai anak-anaknya yang percaya kepadanya dan
sanggup untuk menyesali atas perbuatan-perbuatan cabul melalui perkataan,
perbuatan dan tindakan kita melawan/ melanggar kehendaknya untuk masuk kedalam
arena di mana pertobatan itu hadir bersama dalam iman sebagai lambang kristus
untuk merealisasikan dalam kehidupan bernasrani yang membawa damai dan kesejukan
hati untuk berbagi kasih cinta kepada sesama sebagai lambang kehadiran Tuhan
Yesus itu sendiri di tengah umat manusi.
Hari raya ini bukan hanya sebuah
ritual yang harus di rayakan oleh umat nasrani namun ada makna yang tersimpan
yaitu bagaiman umat nasrani memaknai dan melakukannya dalam kehidupan
sehari-hari sebagai pertobatan dari pengorbanan Tuhan Yesus di Kayu Salib. Maka
dari itu, perlu untuk membangun kesadaran yang terarah pada tindakan-tindakan
yang harus dibuat oleh umat nasrani
sebagai hasil dari meditasi paska.
Memang kehidupan manusia tidak
terlepas dari berbagai kekurangan segi
hidup dan berkemanusiaan antara satu dengan lainya untuk memaknai hari-hari
sebagai bentuk berkat Tuhan yang telah, sedang dan akan dinikmati selanjutnya.
Namun, manusialah yang mempnyai akal dan pikiran untuk merubah sikap yang
sebelumnya menjadi lebih baik. Kadang-kadang lupa akan sesuatu yang Tuhan buat
dalam kehidupan umat nasrani tapi sebaiknya perlu untuk mengambil waktu
mengingat-ingat kembali betapa pentingnya kehadiran Tuhan dalam hidup umat
kristen yang dimana Tuhan sediri pilih sebagai pengikut-pengikutnya untuk
menjalankan Misi Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu teladan yang baik yang
Yesus berikan adalah bagaiman merendahkan dan menyamakan diri dengan umat
manusia di bumi ini hingga Ia di salipkan sampai mati di kayu salip demi untuk
menyelamatkan dan mebangkitkan iman kepercayaan manusia kepada Tuhan agar umat
manusia sadar bahwa kehidupan masa lalu, kini dan akan datang hanya ada dalam
tangan Tuhan.
Maka perlu kami bangun kepercayaan
iman terhadap Tuhan Allah sang pencipta semesta yang terbaik dan terpenting
dalam hidup kekristenan untuk mewadahi hati kita sebagai tempat merajalelahnya
Tuhan dalam perjalanan hidup berkristen sehingga makana natal dapat di jadikan
sebagai sebuah hadia Tuhan untuk mengubah pola hudup manusia.
Dalam thema paska Keuskupan
Semarang untuk paska 2015 ini “ Iman Disertai
Perbuatan Kasih Semakin Hidup” mangajak untuk beranjak pada pembenahan iman
karena dalam pertumuhan iman yang baik akan mengahasilkan perbuatan yang baik
pula, sehingga kasih dalam kehidupan umat kristen dapat terwujud.
Untuk tahun ini, paska dengan tema
diatas perlu adakan perombakan hidup
kita, jika dalam kehidupan masih ada keraguan dalam keyakinan tehadap Tuhan,
maka kembalilah untuk mulai dari awal dengan mengimani Tuhan sebagai jalan
hidup dan kebenaran dalam kehidupan kita. Semakin menumbuhkan iman kita, maka
semakin pulah kita dekat dengan Tuhan dan pastilah bahwa tindakan kita terhadap
sesaman akan mejadi berkat untuk sesama umat manusia.
Kesimpulan Makan Paska
Saudara-saudari dalam perjalanan
dan perjuangan hidup yang panjang kita
perlu membutuhkan iman yang kuat, walau
kita mampu jalan sendiri dengan kebolehan dan kepintaran, namun di tengah-tengah
itu akan menemukan ketidak puasan iman yang dibangun sebelumnya untuk
melanjudkan hidup manusiawi, maka perlulah kita mendekati Tuhan untuk membentuk
iman yang sejati yang memuaskan pribadi untuk menciptakan kehadirat Tuhan
sebagai teman hidup hingga akhirat.
Sebab paska adalah bagian dari
pertobatan dan perombakan pertumbuhan iman terhadap kehidupan umat kristen
untuk menemukan jati diri dalam Tuhan pencipta manusia dan segalah isinya. Maka
dari itu, paska bukan untuk di rayakan semata hanya sebuah upacara kekristenan
namun sebaliknya paska memberikan umat kristen untuk berbalik ke jalan yang
benar dalam Tuhan dengan pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salip sebagai
parameter hidup umat kristen.
0 thoughts on “Makna Paska Dalam Kehidupan Umat Kristiani 2015”