Foto:TPN -OPM Paniai Saat Upacara di Eduda - Paniai/ Ils |
Nabire/KM, Koordinator Pekerja Kemanusiaan di
Papua dan Jakarta, (PKPJ) John NR. Gobai dan keluarga mempertanyakan
keberadaan jenazah Panglima Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua
Merdeka (TPN-OPM) Devisi II Pemka IV Pembela Keadilan Wilayah Paniai,
Leonardus Magai Yogi yang ditembak Tim Satgas Polda Papua dan Tim
Khusus Polres Nabire pada kontak tembak di Kampung Sanoba Atas Distrik
Nabire, Kamis (30/4/2015) lalu.
"Sejak ditembak hingga hari ini, 2 Mei 2015, keluarga belum tahu di mana keberadaan jenazah Panglima Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) Devisi II Pemka IV Pembela Keadilan Wilayah Paniai, Leonardus Magai Yogi. Keluarga dan PKPJ meminta kepada Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda Papua), Panglima Kodam (Pangdam) dan Kepala Satuan Brigade Mobil (Kasat Brimob) Polda Papua agar menyerahkan jenazah kepada keluarga untuk dimakamkan," kata John NR. Gobai.
.
"Yang terhormat Kapolda Papua, Pangdam XVII/Cenderawasih dan Kasat Brimob Polda Papua, kami menghargai tugas dari bapak-bapak, namun kami meminta agar memberikan akses kepada kami pekerja kemanusiaan dan rohaniwan untuk menjenguk bagi TPN/OPM yang masih sakit di RSUD Nabire atau pun di rumah sakit mana saja, dan mengambil bagi TPN/OPM yang sudah meninggal terlepas dari apa yang diperjuangkan selama ini," tutur John NR. Gobai melalui wawancara elektronik dari Enarotali, Sabtu (2/5/15) dini hari.
John yang juga adalah ketua Dewan Adat Daerah (DAD) Paniai ini menjelaskan, desakan tersebut adalah kesepakatan dari Sinode GKI dan Sinode GKIP. Para TPN/OPM yang telah tertembak juga adalah ciptaan Tuhan Allah yang punya hak untuk didampingi dan diberikan penguatan.
"Jika ada anggota TPN/OPM yang meninggal, dikubur di mana? Karena mereka wajib dikuburkan sesuai dengan agama yang dianutnya oleh keluarga," terang Gobai.
Hal tersebut, lanjut John, sama seperti kasus lainnya, yaitu terpidana kasus narkoba, tertembaknya Alm. Kelly Kwalik, Mako Tabuni dan lainnya sehingga tidak perlu disembunyikan.
"Inikan sudah jelas, info yang sedang beredar ada yang sudah mati tertembak (mati tembak). Kalau tidak salah Leo (pimpinan TPN/OPM Paniai) tapi mana mukanya? Kami belum lihat wajahnya. Di mana jazadnya? Tolong aparat jangan sembunyi-sembunyikan, kami mohon perlihatkanlah sebab keluarga dan pekerja kemanusiaan dan rohaniwan ingin makamkan seperti biasa. Jika kuburkan, mohon tunjukan kuburannya," kata dia.
Sementara itu, Mabipai (46) keluarga korban yang datang ke Nabire dari Enarotali, Kabupaten Paniai belum melihat wajah Leonardus Magai Yogi.
"Kami datang dari Enaro ini mau lihat muka mereka sekaligus makamkan, tapi begitu kami sampai di RSUD Nabire tidak dijinkan masuk dalam ruang ICU. Malah hampir ditodong dengan senjata," ungkap Mabipai ketika ditemui majalahselangkah.com di RSUD Nabire, Jumat (1/5/15).
Dijelaskan Mabipai, pihaknya menjadi keberatan atas isu yang sedang beredar, bahwa mayat Leonardus Magai Yogi dikuburkan aparat tanpa diketahui oleh pihak keluarga.
"Cara orang-orang NKRI ini bagaimana? Masa kuburkan seenaknya saja oleh TNI/Polri, macam kami orang tuanya tidak ada saja. Itukah yang namanya negara Indonesia negara yang punya aturan? Paling bahaya sekali," tuturnya kesal.
Untuk diketahui, keluarga Leonardus Magai Yogi tiba di Nabire dari Enarotali satu hari setelah ditembak, Jumat, (1/4/2015). Mereka menempuh perjalanan darat 320 KM. Sumber : (Abeth Abraham You/Majalah Selangkah)
"Sejak ditembak hingga hari ini, 2 Mei 2015, keluarga belum tahu di mana keberadaan jenazah Panglima Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) Devisi II Pemka IV Pembela Keadilan Wilayah Paniai, Leonardus Magai Yogi. Keluarga dan PKPJ meminta kepada Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda Papua), Panglima Kodam (Pangdam) dan Kepala Satuan Brigade Mobil (Kasat Brimob) Polda Papua agar menyerahkan jenazah kepada keluarga untuk dimakamkan," kata John NR. Gobai.
.
"Yang terhormat Kapolda Papua, Pangdam XVII/Cenderawasih dan Kasat Brimob Polda Papua, kami menghargai tugas dari bapak-bapak, namun kami meminta agar memberikan akses kepada kami pekerja kemanusiaan dan rohaniwan untuk menjenguk bagi TPN/OPM yang masih sakit di RSUD Nabire atau pun di rumah sakit mana saja, dan mengambil bagi TPN/OPM yang sudah meninggal terlepas dari apa yang diperjuangkan selama ini," tutur John NR. Gobai melalui wawancara elektronik dari Enarotali, Sabtu (2/5/15) dini hari.
John yang juga adalah ketua Dewan Adat Daerah (DAD) Paniai ini menjelaskan, desakan tersebut adalah kesepakatan dari Sinode GKI dan Sinode GKIP. Para TPN/OPM yang telah tertembak juga adalah ciptaan Tuhan Allah yang punya hak untuk didampingi dan diberikan penguatan.
"Jika ada anggota TPN/OPM yang meninggal, dikubur di mana? Karena mereka wajib dikuburkan sesuai dengan agama yang dianutnya oleh keluarga," terang Gobai.
Hal tersebut, lanjut John, sama seperti kasus lainnya, yaitu terpidana kasus narkoba, tertembaknya Alm. Kelly Kwalik, Mako Tabuni dan lainnya sehingga tidak perlu disembunyikan.
"Inikan sudah jelas, info yang sedang beredar ada yang sudah mati tertembak (mati tembak). Kalau tidak salah Leo (pimpinan TPN/OPM Paniai) tapi mana mukanya? Kami belum lihat wajahnya. Di mana jazadnya? Tolong aparat jangan sembunyi-sembunyikan, kami mohon perlihatkanlah sebab keluarga dan pekerja kemanusiaan dan rohaniwan ingin makamkan seperti biasa. Jika kuburkan, mohon tunjukan kuburannya," kata dia.
Sementara itu, Mabipai (46) keluarga korban yang datang ke Nabire dari Enarotali, Kabupaten Paniai belum melihat wajah Leonardus Magai Yogi.
"Kami datang dari Enaro ini mau lihat muka mereka sekaligus makamkan, tapi begitu kami sampai di RSUD Nabire tidak dijinkan masuk dalam ruang ICU. Malah hampir ditodong dengan senjata," ungkap Mabipai ketika ditemui majalahselangkah.com di RSUD Nabire, Jumat (1/5/15).
Dijelaskan Mabipai, pihaknya menjadi keberatan atas isu yang sedang beredar, bahwa mayat Leonardus Magai Yogi dikuburkan aparat tanpa diketahui oleh pihak keluarga.
"Cara orang-orang NKRI ini bagaimana? Masa kuburkan seenaknya saja oleh TNI/Polri, macam kami orang tuanya tidak ada saja. Itukah yang namanya negara Indonesia negara yang punya aturan? Paling bahaya sekali," tuturnya kesal.
Untuk diketahui, keluarga Leonardus Magai Yogi tiba di Nabire dari Enarotali satu hari setelah ditembak, Jumat, (1/4/2015). Mereka menempuh perjalanan darat 320 KM. Sumber : (Abeth Abraham You/Majalah Selangkah)
0 thoughts on “DEWAN ADAT PANIAI DAN KELUARGA PERTANYAKAN KEBERADAAN JENAZA, PANGLIMA TPN -OPM PANIAI LEONARDUS MAGAI YOGI”