 |
| Warga Mupuruku dan Poronggo Menjadi Buruh di Perusahaan Pasir Besi dan Perusahaan Kayu. (Foto : Warce Kareya |
Timika,(KM)--Dua perusahaan, Perusahan Pasir Besi (PPB) dan Perusahaan Kayu di Distrik Mimika Barat tengah yang beroperasi sejak tahun 2009, Pemerintah Provinsi Papua dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika tanpaknya hanya melipattangan tanpa menindaklanjuti atas perjanjian yang telah dijanjikan sebelumnya.
Di papua, Belakangan ini sering di hadapi dengan banyak persoalan namun semuanya tak kunjung padam, perusahan – perusahaan yang beoperasi di wilayah tersebut membuat janji – janji palsu dan terus memancing amarah para warga setempat.
Hal ini di lihat dari beberapa perusahaan besar milik China yang hendak beroperasi di beberapa wilayah di papua terlebih khusus di wilayah Timika. Masing-masingnya adalah Perusahan Pasir Besi dan perusahaan kayu yang disebut PT.PAL (Pusaka Anggoro Lestari) terus beroperasi hingga kini.
Salah satu contoh kongkrit dari sekian banyak permasalahan tersebut, pemerintah setempat dan para investor tidak mampu menepati janjinya kepada warga, hanya sekedar dibibir.
Hal tersebut dialami oleh warga Kamoro Distrik Mimika Barat Tengah yang pengorbanannya cukup sadis, "banyak janji yang di lontarkan untuk mencukupi kebutuhan hidup warga setempat, tapi tidak dibayarkan berdasarkan janji, kata anggota lembaga adat suku kamora (LEMASKO) yang menangani di bidang SDM," Warce Kareyau, senin, (20/07) kemarin, di rumahnya yang dirilis www.kabarmapega.com.
Hal yang sama juga dengan pernyataan yang tidak mampu dipertanggungjawabkan, datangnya dari para pemimpin papua Lukas Enembe S.IP, dalam sambutanya, bahwa segera cabut surat izin pengoperasian perusahan pasir besi dan perusahan kayu.
Namun, dibalik pernyataannya tak mampu dipertanggungjawabkan, hanya sekedar ucapan, tanpa adanya tindakan yang menguntungkan warga.
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang sukses membawa finish bersama-sama dengan timnya, bukan mencapai finish terlebih dahulu.
Dalam membangun masyarakat Mimika yang sejahterah dan makmur lebih khusus Kabupaten Mimika dan papua pada umumnya sebagai seorang pemimpin musti ada kepedulian dalam bentuk apapaun terhadap apa yang terjadi di wilayah yang dipimpinnya, terlebih pada hal-hal yang merugikan warga setempat.
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam dibidang kayu tentu, merugikan warga diatas lumbung kekayaan hutan yang dimilikinya, dan terus menjadi korban hidup diatas tanahnya sendiri, jika pemerintah terus di biarkan perusahaan beroperasi.
Seperti kita ketahui bumi di ciptakan oleh Allah sejak berjuta – juta tahun yang zilam, sebelum ada kehidupan manusia membutuhkan bumi sebagai salah satu komponen yang paling berperan aktif dalam melangsungkan hidupnya.
Mengamati dari berbagai bencana yang terjadi di akhir- akhir ini, harusnya kita menyadari pentingnya merawat kelestarian dan kondisi alam tetap utuh untuk mengantisipasi kemarahan alam di sekitar kita.
Menjaga lingkungan disekitaran kita sebagai sebagian dari tanggungjawab para penghuninya, jika tidak demikian maka, besar tanggung jawab kita terhadap Sang Pencipta.
Segala macam pemberitaan tentang kerusakan lingkungan tidak lagi asing dipengamatan dan pendengaran kita, peristiwa demi peristiwa terjadi tanpa kompromi dan dialami di bumi amunsa ini telah memberi dampak yang sangat besar, tidak sedikit kerugian yang dialami, termasuk manusia juga menjadi korban hidup.
Oleh sebab itu, pemerintah daerah sebagai pemimpin yang bertekad untuk berbuat baik dan menunjukan ketulusan hatinya kepada rakyat yang dipimpin, tentu tunjukan tindakan ketulusan hati di hadapan rakyatnya.
Setidaknya keberpihakan pemerintah terhadap warga atas tindakan kedua perusahan milik china yang hendak beroperasi di wilayah kampug kamoro dan perlu adanya penanganan khusus dari pemerintah daerah kabupaten mimika maupun papua serta upaya rekonsialiasi yang dimediasi pemerintah sangat diharapkan, agar tangisan warga kamoro ini terlupakan dan dianggap hembusan angin yang berlalu.(Agustinus Keiya/Admin 03)
0 thoughts on “ 2 Perusahan Milik Cina Terus Beroperasi Warga Kamoro Butuh Adanya Keberpihakan PEMDA”