Alexander Gobai/KM |
Oleh : Alexander Gobai
Memberanikanlah untuk menulis karya
sendiri. Sebab, karya sendiri adalah karya dari Roh dan itu suci. Dan jangan
se-sekali memberanikan diri untuk
menjiplakan tulisan orang lain, sebab dengan menjiplak akan menutup masa
depan.” demikian dikatakan ketua sekolah STFT Fajar Timur, Pastor Dr. Neles
Tebai, Pr.
Pernyataan
di atas adalah salah satu bentuk atau upaya untuk tidak mengikuti pada arus
perkembangan. Arus yang begitu tidak memipikan seseorang untuk tidak berkembang.
Ketika, seseorang berani untuk melakukan penjiplakan tulisan orang lain.
Masalah
penjiplakan karya tulis orang lain adalah salah satu bentuk untuk mendukung
karya sendiri. dan itu benar! dimana teori atau penulisan diri pribadi, harus
didukung dengan teori orang lain. Tetapi, perlu mengetahui bahwa, ketika
menjiplak adalah salah sata bentuk pencuri, dalam bahasa modernnya. Maka,
usahkan untuk menulis sumbernya jelas, dimana dan siapa yang menulisnya.
Masa
kini, banyak perkembangan menjadikan hidup seseorang untuk hidup dalam
kesenangan semata. Arus perkembangan komunikasih, perkembangan teknololgi dll.
Hal ini menandakan bahwa perkembangan hidup manusia pastinya akan menerima sesuatu
dengan instan semata. Tanpa melakukan upaya atau istilahnya bekerja keras untuk
mendapatkan sesuatu.
Contoh,
Hanphone (HP). HP sudah cukup canggih.
Tiap tahun, dilakukan pergantian macam dan merek HP. Persaingan ini, sering
membuat manusia untuk mengingini barang tersebut, untuk mendapatkannya. Hingga
kadang, menghabiskan duit (uang)
untuk membeli barang.
Kecanggihan
itu, melakukan seseorang untuk memilikinya.
Keinginan akan manusia sangatlah tidak puas dengan satu barang. Tetapi,
dia akan terus memiliki berdasakan kebutuhan.
Perkembangan
ini, menjadi salah satu tolak ukur pada masa kini. Masa kini yang begitu
mengasyikan. Asyik dalam telfonan dan SMS-an. Ketegorinya, menulis di HP atau
sering orang bilang SMS, lebih indah dari pada menulis di kertas.
Kini,
menulis di kertas, sangatla langkah. Tetapi, menulis di HP melalui SMS, sangatlah
banyak. Dan hal ini, bisa dikatakan salah budaya modern. Budaya modern yang membawa pola pikir atau
akal pikiran yang sehat ke dalam jurang perkembangan instan.
Dengan
demikian, berdasakan kemajuan perkembangan teknologi ini, membuat seseorang
lupa akan menulis sesuai dengan karya orang lain. Contoh kecil saja, ketika
mengakhiri Sarjana Starata Satu (S1), pasti dalam menulis Skripsi, banyak yang
menjiplakan karya orang lain. Seakan-akan membuat seperti karya tulis pribadi.
Sangat
tepat, ketika tulisan pribadi, dikuatkan dengan karya tulis orang lain. Tetapi,
perlu menulis sumbernya yang jelas. Hal itu yang disebut catatan kaki.
Menurut
penulis, pernyataan dari pastor Neles adalah sebuah teguran yang keras, walaupun tutur kalimatnya santai. Ia mengajak tiap
orang untuk lebih fokus untuk menulis berdasarkan karya ilmiah pribadi. Sebab,
karya ilmiah pribadi adalah karya kejujuruan.
Penulis
di Media Online Kabar Mapega (KM), Mahasiswa USTJ, Papua.
Se-7
ReplyDelete